Misa Latin Tradisional (Forma Ekstra-Ordinaria) Rubrik 1962



Minggu, 23 Maret 2014 Jam 16:00

Kapel Biara OSC
Jalan Sultan Agung Tirtayasa No.4,
Bandung 40115, Indonesia
Tel. +62-22 420-5213

Peta menuju lokasi dari Google Maps: http://goo.gl/iZ09GE

Koor:
Schola Cantorum Gregorianum Bandungensis

Perayaan Ekaristi: 19 Maret 2014 (Hari Raya Wajib Gereja)

  


HARI RAYA SANTO YUSUF, SUAMI SANTA PERAWAN MARIA




Rabu, 19 Maret 2014

Catatan: Sekitar altar dapat dihias dengan bunga (dasar PUMR, No 35)
Madah Kemuliaan tetap dinyanyikan. 
Alleluya tidak dinyanyikan, diganti PS 965. 
  
RITUS PEMBUKA

LAGU PEMBUKA (PS 644) 

Santo Yusuf yang menjaga keluarga Nazaret, kau menjaga bunda kudus, juga Yesus Penebus. Sudilah doakan kami pada Yesus, anakmu; dan lindungilah selalu kami sekeluarga.
 
Di tengah mara bahaya beri kami harapan kuatkanlah iman kami agar jangan tersesat. Bapa Yusuf, antar kami ke hadirat Yesusmu; agar kami berbahagia dalam hidup yang kekal. 
  
TANDA SALIB DAN SALAM
I. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U. Amin
I. Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus bersamamu
U. Dan bersama rohmu

PENGANTAR 
   
SERUAN TOBAT  (umat berdiri)

I.       Saudara-saudari, marilah mengakui bahwa kita telah berdosa supaya layak merayakan peristiwa penyelamatan ini.
I + U. Saya mengaku kepada Allah yang mahakuasa dan kepada Saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada Saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
I.    Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U.         Amin.
(umat tetap berdiri) 

TUHAN KASIHANILAH KAMI (PS 349 - MISA RAYA II)

  
MADAH KEMULIAAN (PS 350 - MISA RAYA II) 
    
K. Kemuliaan kepada Allah di surga
U. dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya.
K. Kami memuji Dikau
U. Kami meluhurkan Dikau
K. Kami menyembah Dikau
U. Kami memuliakan Dikau
K. Kami bersyukur kepada-Mu, kar'na kemuliaan-Mu yang besar.
U. Ya Tuhan Allah, Raja surgawi, Allah Bapa yang mahakuasa
K. Ya Tuhan Yesus Kristus, Putra yang tunggal,
U. Ya Tuhan Allah, Anak domba Allah, Putra Bapa.
K. Engkau yang menghapus dosa dunia
U. Kasihanilah kami
K. Engkau yang menghapus dosa dunia
U. Kabulkanlah doa kami
K. Engkau yang duduk di sisi Bapa,
U. Kasihanilah kami.
K. Kar'na hanya Engkaulah Kudus.
U. Hanya Engkaulah Tuhan
K. Hanya Engkaulah mahatinggi, ya Yesus Kristus
U. Bersama dengan Roh Kudus dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.
       
DOA PEMBUKA
I. Marilah kita berdoa:
(hening sejenak)
I.   Allah Bapa yang Mahakuasa, Engkau telah menyerahkan awal misteri keselamatan kepada Santo Yusuf untuk dijaganya dengan setia. Kami mohon, semoga berkat doanya Gereja-Mu selalu membantu mewujudkan karya penyelamatan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
U. Amin.

LITURGI SABDA

BACAAN I (2Sam 7:4-5a.12-14a.16)

"Tuhan Allah akan memberikan kepada Dia takhta Daud bapa-Nya."

L. Bacaan dari Kitab Kedua Samuel:

Pada suatu malam datanglah firman Tuhan kepada Natan, "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan: Apabila umurmu sudah genap, dan engkau telah mendapat istirahat bersama nenek moyangmu, Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.

L. Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN (PS 845)
Reff: Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Mazmur:
1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku; Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-temurun."
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku". Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh".
   
BACAAN II  (Rm 4:13.16-18.22)

"Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh berharap dan percaya."

L.  Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma 

Saudara-saudara, bukan karena hukum Taurat Abraham dan keturunannya diberi janji bahwa mereka akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran atas iman. Kebenaran yang berdasarkan iman itu merupakan kasih karunia belaka. Maka janji kepada Abraham itu berlaku bagi semua keturunannya, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab di hadapan Allah Abraham adalah bapa kita semua, seperti ada tertulis, "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa." Kepada Allah itulah Abraham percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang dengan firman-Nya menciptakan yang tidak ada menjadi ada. Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh berharap dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, sebab Allah telah berfirman kepadanya, "Begitu banyaklah nanti keturunanmu." Dan hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.

L. Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

BAIT PENGANTAR INJIL (PS 965)
Refren. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat.   Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti.

BACAAN INJIL (Mat 1:16.18-21.24a)

"Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan."

I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius
U. Dimuliakanlah Tuhan.
I.  Menurut silsilah Yesus Kristus, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Sebelum Kristus lahir, Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf. Ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan tampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena DIalah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.

I: Demikianlah Injil Tuhan
U: Terpujilah Kristus.

HOMILI

AKU PERCAYA
 
(Umat berdiri, kata-kata yang dicetak miring diucapkan sambil membungkuk)
                  

I+U. Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa, pencipta langit dan bumi.
Dan akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita.
Yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh perawan Maria.
Yang menderita sengsara, dalam pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, wafat dan dimakamkan.
Yang turun ketempat penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati.
Yang naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang mahakuasa.
Dari situ Ia akan datang mengadili orang hidup dan mati.
Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang kudus, persekutuan para kudus, pengampunan dosa, kebangkitan badan, kehidupan kekal. Amin
           
DOA UMAT

I.   Saudara-saudari, Santo Yusuf telah dipilih oleh Allah menjadi bapa pengasuh Yesus Kristus, Putra-Nya, serta diangkat menjadi pelindung agung Gereja. Maka marilah kita panjatkan doa kepada Bapa di surga:

L. Bagi Gereja Kudus: Semoga Bapa memberkati dan melindungi Gereja, dan para pemimpinnya Sri Paus, para Uskup, para Imam dan Diakon. Semoga berkat doa Santo Yusuf pelindung Gereja mereka semua setia dan tekun melaksanakan tugas pelayanan bagi seluruh umat. Marilah kita mohon,...
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan

L. Bagi persatuan Gereja: Semoga Bapa menyingkirkan kiranya keberatan-keberatan praktis yang tidak sedikit jumlahnya dan merintangi persatuan Gereja-gereja Kristus, agar terlaksanalah harapan Putra-Nya akan satu kawanan dan satu gembala. Marilah kita mohon, ….
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L. Bagi nusa dan bangsa kami: Semoga Bapa memberkati dan menuntun bangsa kami, agar semakin tekun mengusahakan kerukunan dan sikap saling menghormati satu sama lain dengan tulus dan ikhlas. Marilah kita mohon,.....
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan. 

L.  Bagi saudara-saudari kami kaum beriman yang berada dalam sakratul maut: Semoga Bapa mengutus bapa Yusuf mendampingi saudara-saudari kami yang berada dalam sakrat maut, agar mereka tetap setia kepada Kristus pada saat akhir hidup mereka. Marilah kita mohon,.....
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan. 
   
I.  Allah Bapa yang Mahapengasih, Santo Yusuf telah kaupilih untuk martabat luhur. Berilah kiranya berkat doa perantaraannya, apa yang tidak dapat kami peroleh dengan kemampuan kami sendiri. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.


LITURGI EKARISTI


A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN


LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN  (teks NN)
          
Di dalam keluarga di Nazareth,
ada Yesus Maria dan Yosef.
Di dalam keluarga di Nazareth,
selalu ada cinta kasih.

Keluarga kudus saling satu penuh cinta
bersatu di dalam karya.
Keluarga kudus saling satu penuh cinta
dan Allah-lah yang membimbingnya.

  
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

I. Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U. Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
I.  Ya Allah, dengan tulus dan penuh kasih Santo Yusuf melayani Putra Tunggal-Mu, yang lahir dari Perawan Maria. Semoga dengan hati yang murni kami pun layak melayani altar-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.

B. DOA SYUKUR AGUNG


PREFASI   (Tugas Santo Yusuf)

         
KUDUS (PS 387 - Missa de Angelis)  
         
Sanctus, Sanctus, Sanctus,
Dominus Deus Sabbaoth;
Pleni sunt caeli et terra gloria Tua.
Hosanna in excelsis.
Benedictus qui venit in nomine Domini.
Hosanna in excelsis
     
DOA SYUKUR AGUNG


C. KOMUNI


BAPA KAMI (PS 404)


I. Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa
I+U. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

I. Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala kemalangan dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami, supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
U. Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.
    
DOA DAMAI (MR 2002)
I. Tuhan Yesus Kristus, Engkau bersabda kepada para rasul, "Damai Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu." Jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin.
  
I. Damai Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu. 

ANAK DOMBA ALLAH (PS 408 - Missa de Angelis)
 
PERSIAPAN KOMUNI
Ajakan menyambut Komuni
I. Inilah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya
U. Ya Tuhan, saya tidak pantas, Engkau datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.

KOMUNI

LAGU KOMUNI 1
(PS 423)
    
Aku rindu akan Tuhan dalam Sakramen terkudus. Aku rindu menerima Yesus, Allah Manusia. Yesus, Yesus datanglah. 

Yesus tinggal di hatiku, aku amat bahagia. Yesus sungguh sahabatku dalam suka, dalam duka. Yesus Kau sahabatku.

Salam, Tubuh yang mulia. Salam, Darah yang berharga. Kau menghapus dosa dunia dalam wafat-Mu di salib. Puji syukur bagi-Mu. 



LAGU KOMUNI 2
(GE 108)
Saat jiwa dahaga dan lapar, Engkau puaskan kami. Dengan santapan rohani Tubuh dan Darah nan suci. Saat jiwa mengering dan hampa, Engkau segarkan kami. Dengan santapan surgawi, Tubuh dan Darah nan suci. Betapa indahnya Perjamuan Kudus, betapa indahnya saat kami menyambut-Mu. Betapa indahnya kehadiran-Mu yang bertakhta kuatkan iman kami. 
  
SAAT HENING


DOA SESUDAH KOMUNI
I. Marilah kita berdoa:
I.  Ya Allah, dengan santapan suci pada altar ini Engkau telah memuaskan keluarga-Mu yang bersukacita pada Hari Raya Santo Yusuf. Kami mohon, lindungilah kami selalu dan peliharalah rahmat-Mu di dalam hati kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.
U. Amin.

RITUS PENUTUP


PENGUMUMAN

BERKAT
I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Semoga Saudara sekalian dilindungi, dibimbing dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa: (+) Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U. Amin.

PENGUTUSAN

I. Saudara sekalian, Perayaan Ekaristi sudah selesai. Marilah pergi! Kita diutus.
U. Syukur kepada Allah. 

     
PERARAKAN KELUAR (PS 645) 
 

***

Perayaan Ekaristi: 15 - 16 Maret 2014 (I/L)

HARI MINGGU PRAPAPASKAH II
Sabtu-Minggu, 15 - 16 Maret 2014

LEMBAR KHUSUS UNTUK IMAM DAN LEKTOR 

DOA PEMBUKA 
I. Marilah kita berdoa: (Hening sejenak)
I. Ya Allah, Engkau menghendaki agar kami mendengarkan Putra-Mu yang terkasih. Semoga Engkau berkenan menggerakkan hati kami dengan Sabda-Mu dan memurnikan mata batin kami agar dapat memandang kemuliaan-Mu dengan sukacita. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
U. Amin.
   
BACAAN I (Kej 12:1-4a)
        
 "Panggilan Abraham, bapa Umat Allah."
  
L. Bacaan dari Kitab Kejadian:

Di negeri Haran Tuhan berfirman kepada Abram, "Tinggallah negerimu, sanak saudaramu dan rumah bapamu ini, dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta namamu termasyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan akan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau. Dan segala kaum di muka bumi akan menerima berkat karena engkau." Maka berangkatlah Abram sesuai dengan sabda Tuhan.

L. Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

BACAAN II (2Tim 1:8b-10)
   
"Allah memanggil kita dan mendatangkan hidup."
    
L. Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius: 
         
Saudara terkasih, berkat kekuatan Allah, ikutlah menderita bagi Injil Kristus! Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri. Semua ini telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman, dan semua itu sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus. Dengan Injil-Nya, Kristus telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.
   
L. Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
       
BACAAN INJIL (Mat 17:1-9)
I. Tuhan bersamamu
U.  Dan bersama rohmu
I. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius
U. Dimuliakanlah Tuhan.
I. Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka: Wajah-Nya bercahaya seperti matahari, dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka tampak kepada mereka, Musa dan Elia sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus, "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia." Sementara Petrus berkata begitu, tiba-tiba turunlah awan yang terang menaungi mereka, dan dari dalam awan itu terdengarlah suara yang berkata, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!" Mendengar itu tersungkurlah murid-murid Yesus dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka. Ia menyentuh mereka sambil berkata, "Berdirilah, jangan takut!" Dan ketika mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung, Yesus berpesan kepada mereka, "Jangan kamu ceritakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati."
I. Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. 
    
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
I.  Ya Allah, kami mohon, semoga persembahan ini membersihkan hati kami dari cacat rela dan menguduskan jiwa raga umat-Mu untuk merayakan pesta kebangkitan Putra-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.




PREFASI (Transfigurasi Tuhan) 

 -Dialog Pembuka-
I. Sungguh layak dan sepantasnya, bahwa kami selalu dan di mana pun, bersyukur kepada-Mu, Tuhan, Bapa yang kudus, Allah yang Mahakuasa dan kekal: dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Setelah menubuatkan kematian-Nya sendiri di hadapan murid-murid-Nya, Ia menampakkan kemuliaan-Nya kepada mereka di gunung yang kudus. Dengan menghadirkan Hukum dan Nabi sebagai saksi, Ia menegaskan kepada mereka, bahwa hanya melalui sengsara, Ia akan sampai kepada kemuliaan kebangkitan. Dari sebab itu, bersama dengan Kekuatan-Kekuatan surga, kami senantiasa memuliakan Engkau di bumi dan tak henti-hentinya meluhurkan Dikau dengan bernyanyi: 
U. Sanctus, Sanctus, Sanctus, Dominus ......... 
 
DOA DAMAI
(lihat lembar umat) 

DOA SESUDAH KOMUNI
I. Marilah kita berdoa:
I.  Ya Allah, kami telah menyambut misteri yang mulia ini. Maka kami bersyukur kepada-Mu, sebab meskipun masih berada di dunia, kami telah Engkau ikut sertakan dalam kebahagiaan surgawi. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kam, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. 
U. Amin.

BERKAT
(Doa untuk umat ---- lihat lembar umat)
 

Perayaan Ekaristi: 15 - 16 Maret 2014 (U)

HARI MINGGU PRAPASKAH II / A
Sabtu-Minggu, 15 - 16 Maret 2014


RITUS PEMBUKA

LAGU PEMBUKA (PS 483)
1. O Yesus, Putra Bapa, mulia sejak semula, setaraf Yang Esa. Kau mengosongkan Diri, mengambil rupa abadi: Engkau setaraf manusia.
2. Sebagai manusia, Kau merendahkan Diri tiada batasnya. Kau rela menderita, Kau taat sampai mati di kayu salib yang keji.
3. Kau ditinggikan Allah, dikurniai nama yang tiada taranya. Seluruh alam raya berlutut mengakui, "Tuhanlah Yesus Almasih." 
4. Buatlah kami, Tuhan, sepikir dan sehati di dalam kasih-Mu, jadikan kami abdi setia sampai mati mengikut contoh hidup-Mu.
         
TANDA SALIB DAN SALAM
I. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U. Amin
I. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Tuhan kita, Yesus Kristus, bersamamu.
U. Dan bersama rohmu
 
PENGANTAR

SERUAN TOBAT (KYRIE, PS 339 -berlutut-
I. Tuhan Yesus Kristus, Abraham telah diminta meninggalkan tanah air dan harta miliknya sebagai permulaan usaha penyelamatan-Mu.
K. Kyrie, eléison.
U. Kyrie, eléison.

I. Engkau telah menunjukkan jalan penderitaan sebagai jalan yang benar menuju kemuliaan sejati.
K. Christe, eléison.
U. Christe, eléison.

I. Engkau telah menunjukkan salib sebagai cahaya kedamaian dan kebahagiaan.
K. Kyrie, eléison.
K. Kyrie, eléison.

I. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal
U. Amin.
      
TANPA KEMULIAAN
     
DOA PEMBUKA (umat berdiri)


LITURGI SABDA
   
(umat duduk)
BACAAN I (Kej 12:1-4a)

 "Panggilan Abraham, bapa Umat Allah."
        
MAZMUR TANGGAPAN (Mzm 33:4-5.18-19.20.22; Ul: 3a; PS 812)
Refren: Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Mazmur
1. Firman itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang bertaakwa kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita, kasih setia-Mu ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.
  
BACAAN II (2Tim 1:8b-10)

 "Allah memanggil kita dan mendatangkan hidup."
  
BAIT PENGANTAR INJIL (PS 965)
Ref. Terpujilah Kristus, Tuhan, Raja mulia dan kekal. 
Solis: Dari dalam awan terdengarlah suara Bapa, "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia."

BACAAN INJIL (Mat 17:1-9)

 "Wajah-Nya bercahaya seperti matahari."
   
HOMILI
 
HENING SEJENAK 
     
AKU PERCAYA 
(Umat berdiri, kata-kata yang dicetak miring diucapkan sambil membungkuk)
   
 I + U.   Credo in unum Deum,
    Patrem omnipoténtem,
    Factórem cæli et terræ,
    Visibílium ómnium et invisibílium.
    Et in unum Dóminum Iesum Christum,
    Fílium Dei Unigénitum,
    Et ex Patre natum ante ómnia sæcula.
    Deum de Deo, lumen de lúmine, Deum verum de Deo vero,
    Génitum, non factum, consubstantiálem Patri:
    Per quem ómnia facta sunt.
    Qui propter nos hómines et propter nostram salútem
    Descéndit de cælis.
    Et incarnátus est de Spíritu Sancto
    Ex María Vírgine, et homo factus est.

    Crucifíxus étiam pro nobis sub Póntio Piláto;
    Passus, et sepúltus est,
    Et resurréxit tértia die, secúndum Scriptúras,
    Et ascéndit in cælum, sedet ad déxteram Patris.
    Et íterum ventúrus est cum glória,
    Iudicáre vivos et mórtuos,
    Cuius regni non erit finis.
    Et in Spíritum Sanctum, Dóminum et vivificántem:
    Qui ex Patre Filióque procédit.
    Qui cum Patre et Fílio simul adorátur et conglorificátur:
    Qui locútus est per prophétas.
    Et unam, sanctam, cathólicam et apostólicam Ecclésiam.
    Confíteor unum baptísma in remissiónem peccatorum.
    Et expecto resurrectionem mortuorum,
    Et vitam ventúri sæculi. Amen.

           
DOA UMAT (Jawaban umat: TPE Lagu 6)
I.  Bagi kita pun menyenangkan juga berada di tempat ini. Maka marilah kita berdoa kepada Bapa. Sebab kasih setia-Nya akan turun-menurun:
  
L. Bagi Gereja Allah: Semoga Allah Bapa, melimpahkan berkat kepada umat-Nya agar dapat membantu membahagiakan serta mendamaiakan segala bangsa di dunia. Marilah kita mohon:
U. Dengarkanlah umat-Mu.
  
L.  Bagi perdamaian dunia, secara khusus kita berdoa bagi mereka di Ukraina, Siria, dan Mesir: Semoga masyarakat dunia selalu berjuang untuk menciptakan perdamaian dan kerukunan sehingga setiap orang memiliki kekuatan dan keberanian untuk menentang perang, penindasan, ketidak-adilan, dan penghancuran. Marilah kita mohon, ….
U. Dengarkanlah umat-Mu.
       
L. Bagi masyarakat kita: Semoga Allah Bapa, menerangi masyarakat kita agar dapat menemukan dan mengusahakan segala sesuatu yang dibutuhkannya. Marilah kita mohon:
U. Dengarkanlah umat-Mu.

L. Bagi semua orang yang menderita karena Injil: Semoga Allah Bapa mendampingi para penderita karena Injil agar tetap mantap dan optimis dalam iman, bahwa sesudah cobaan akan datanglah pembebasan. Marilah kita mohon:
U. Dengarkanlah umat-Mu.
 
L. Bagi kita orang-orang berdosa: Semoga Allah Bapa, membimbing kita agar selalu dapat menempuh jalan-Nya yang benar. Marilah kita mohon:
U. Dengarkanlah umat-Mu.

I.  Allah Bapa kami, dengarkanlah kami dan berikanlah kepada mereka yang mengandalkan kebaikan hati-Mu, selalu kekuatan kekuatan belas kasih-Mu dalam dan karena Kristus, Tuhan, Pengantara kami.
U. Amin.
      
LITURGI EKARISTI
A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN

LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN (PS 489)  

1. Yesus, Tuhanku, mana cahaya-Mu, mana gerangan sinar cemerlang-Mu? Alangkah hina siksa yang Kau t'rima! Alangkah hina! 
2. Yesus, wajah-Mu tidak tampan lagi, jadi hinaan, tidak dihormati. Kau luka-luka dan dianggap kusta. Alangkah hina!
3. Dikau ditikam kar'na dosa kami Kau diremukkan kar'na salah kami. Kar'na bilur-Mu kami dipulihkan. Sungguh bahagia!
4. Kami bersyukur, pada-Mu, ya Tuhan, kami bahagia kar'na Kaubebaskan. T'rimalah kini balas tak setara: Kami bersyukur.
   
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
I. Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U. Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
    
B. DOA SYUKUR AGUNG
  
PREFASI (Transfigurasi Tuhan)

I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan
U. Sudah kami arahkan
I. Marilah bersyukur kepada Tuhan Allah kita
U. Sudah layak dan sepantasnya
I.

KUDUS (PS 385)
 Sanctus, Sanctus, Sanctus, Dominus Deus Sabbaoth; Pleni sunt caeli et terra gloria Tua. Hosanna in excelsis. Benedictus qui venit in nomine Domini. Hosanna in excelsis

DOA SYUKUR AGUNG
 
Aklamasi Anamnesis (5)

I.  Agunglah misteri iman kita.
U. Tuhan, Engkau telah wafat. Tuhan sekarang 'Kau hidup. Engkau Sang Juru Selamat: Datanglah, ya Yesus Tuhan.
  


C. KOMUNI

BAPA KAMI (PS 402)

I. Praeceptis salutaribus moniti, et divina institutione formati, audemus dicere
I+U. Pater noster, qui es in caelis: sanctificetur nomen tuum; adveniat regnum tuum; fiat voluntas tua, sicut in caelo et in terra.  Panem nostrum cotidianum da nobis hodie; et dimitte nobis debita nostra, sicut et nos dimittimus debitoribus nostris; et ne nos inducas in tentationem; sed libera nos a malo.

I. Libera nos, quaesumus, Domine, ab omnibus malis, da propitius pacem in diebus nostris, ut, ope misericordiae tuae adiuti, et a peccato simus semper liberi et ab omni perturbatione securi: exspectantes beatam spem et adventum Salvatoris nostri Iesu Christi
U. Quia tuum est regnum, et potestas, et gloria in saecula.
   
DOA DAMAI
I. Domine Iesu Christi, qui dixisti Apostolis tuis: Pacem relinquo vobis, pacem meam do vobis: ne respicias peccata nostra, sed fidem Ecclesiae tuae; eamque secundum voluntatem tuam pacificare et coadunare digneris.  Qui vivis et regnas in saecula saeculorum.
U. Amen.
 
I.  Pax Domini sit semper vobiscum
U. Et cum spiritu tuo.

ANAK DOMBA ALLAH (PS 406)

PERSIAPAN KOMUNI
Ajakan menyambut Komuni
I. Inilah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya
U. Ya Tuhan, saya tidak pantas, Engkau datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.

KOMUNI

LAGU KOMUNI 1 (PS 425)
Ulangan:   Laksana rusa rindu akan air, jiwaku rindu pada-Mu Tuhan.
1. Laksana rusa rindu akan air, jiwaku rindu pada-Mu Tuhan.'Ku haus akan Allah sumber hidup, bilakah aku 'kan memandang-Mu.
2. Mengapa jiwaku sedih dan susah, cemas gelisah tiada henti? Berharaplah kepada Allah hidup, wajah-Nya sumber kebahagiaan.
3. Dan siang malam jiwaku meratap, mengalir air mata tak henti. Sepanjang hari kudengar cercaan, "Di manakah Tuhan penolonngmu?"
4. Di kala gundah aku pun teringat ketika aku masuk kemah-Mu dengan bernyanyi dan bersorak-sorai mengucap syukur bagi-Mu Tuhan.
             

LAGU KOMUNI 2 (PS 555)
1. Kau kusembah, ya roti surgawi, ya Tuhanku, ya Allah yang besar.
2. Ya Allahku, pandanglah umat-Mu, segarkanlah dengan karunia-Mu.
3. Jemaat-Mu merana di dunia; Kurniakanlah harapan yang esa.
4. Ya Yesusku, sahabat yang benar, teguhkanlah semangat yang lemah.

Ulangan:
Kudus, kudus, kudus, Kau lestari kudus. Hormat syukur bagi-Mu dalam Hosti kudus.               
     
SAAT HENING
  
DOA SESUDAH KOMUNI

RITUS PENUTUP


PENGUMUMAN

BERKAT 

I. Tundukkanlah kepalamu untuk menerima berkat Tuhan. 
  
I. Ya Bapa, sudilah memandang anak-anak-Mu yang berkumpul di sini. Sebab demi keselamatan mereka, Tuhan kami Yesus Kristus tidak ragu-ragu menyerahkan diri ke tangan kaum penjahat dan menderita siksaan salib. Dialah penyelamat kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin.

I. Semoga Saudara sekalian dilindungi, dibimbing, dan diberkati oleh Allah yang Mahakuasa: (+) Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U. Amin.    
 
PENGUTUSAN

I. Saudara sekalian, Perayaan Ekaristi sudah selesai. Marilah pergi! Kita diutus.
U. Syukur kepada Allah.      
     
PERARAKAN KELUAR (PS 683)
Ulangan: Kau dipanggil Tuhan, dijadikan duta, supaya hidupmu menyinarkan kasih-Nya.

Ayat.
1. Berat memang tugasmu, tetapi kau diberi rahmat.
2. Sang Kristus memikatmu, tak'kan mampu kau menolak-Nya.
3. Dan doaku bagimu: Semoga teguh semangat-Mu.


***

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

HOMILI: Hari Rabu Abu (Yl 2:12-18; Mzm 51:3-6a.12-14.17; 2Kor 5:20-6:2; Mat 6:1-6.16-18)

Bacaan Misa Rabu Abu
Dalam 2Kor 5:20-6:2 (bacaan kedua hari Rabu Abu) Paulus mengimbau umat Korintus agar membiarkan diri "didamaikan" dengan Yang Ilahi oleh pengorbanan Kristus. Mereka diajak Paulus agar tidak lagi menganggap kehadiran ilahi sebagai ganjalan dalam hidup mereka. Itulah yang dimaksud dengan berdamai dengan-Nya. Bagaimana penjelasannya?

TEOLOGI REKONSILIASI PAULUS

Bagi Paulus, berdamai dengan Allah bukan semata-mata mencari pengampunan dari pelbagai perbuatan yang salah. Bila hanya itu, maka tidak akan tercapai perdamaian atau rekonsiliasi yang utuh. Lebih-lebih, bukan bagi pengampunan seperti itulah kurban Yesus Kristus terjadi. Paulus melihat permasalahannya dalam ukuran yang jauh lebih besar. Ia bertolak pada pelbagai kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan alam yang menunjukkan bahwa ciptaan ini bukanlah barang yang sempurna. Banyak cacatnya. Besar kekurangannya. Terasa kerapuhannya. Ada macam-macam ketimpangannya. Dan semua ini memang menjadi bagian dari kehidupan. Akan tetapi, bagi Paulus, keliru bila orang membiarkan keadaan ini berlangsung terus. Hanya mereka yang tidak mempercayai maksud baik Pencipta akan beranggapan demikian. Mereka itu sebetulnya tidak mau menerima bahwa Ia tetap bekerja memperbaiki dan menyempurnakan ciptaan-Nya. Allah belum beristirahat. Lebih tepat bila dikatakan, Ia belum dapat beristirahat karena karya-Nya belum selesai. Hari ketujuh belum sepenuhnya tercapai. Hari ketujuh pada Kitab Kejadian itu dipaparkan untuk menegaskan bahwa hari itu nanti sungguh akan tercapai. Sementara itu yang kini sedang terlaksana ialah penciptaan dunia, isinya dan manusia yang menjadi gambar dan rupa Pencipta di jagat ini

Dunia beserta isinya masih terus berkembang. Berarti juga ada kemungkinan melawan maksud Pencipta. Ada kemungkinan menolak menjadi semakin sempurna. Inilah keberdosaan. Inilah yang membuat ciptaan, khususnya manusia belum ada dalam keadaan berdamai dengan Pencipta-Nya. Bahkan menjadi pesaing. Atau merasa diperlakukan tidak semestinya. Atau kurang membiarkan diri semakin dijadikan gambar dan rupa-Nya.

Tiap orang tetap akan mengalami kematian. Dan bila direnggut maut, ia tidak akan kembali lagi dan habislah kehidupannya. Inilah kendala terbesar dalam kehidupan manusia. Juga alam semesta ini pada kenyataannya akan tidak berlangsung tanpa akhir. Dalam pikiran Paulus, hanya keberanian Allah untuk mengatasi kerapuhan ciptaan-Nya sendirilah yang akan membuat ciptaan dapat menjadi sesuai dengan kehendak-Nya. Peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus itulah yang ada dalam pusat gagasan Paulus. Dengan membangkitkan-Nya dari kematian, Allah "mempercepat" perjalanan seorang manusia menuju kesempurnaan tadi. Ada satu dari yang tak sempurna yang kini telah utuh: Yesus Kristus. Keberanian Allah tadi bukan tanpa risiko. Ia memberanikan diri masuk dalam dunia untuk menjadikannya sempurna. Tetapi seketika masuk ke situ, ia ikut menjadi terbatas. Hanya kesediaan orang yang dipilih-Nyalah yang membuat-Nya dapat bertindak leluasa. Dan memang terjadi demikian. Yesus menjadi Yang Terurapi - menjadi Mesias - ketika ia membiarkan diri disempurnakan oleh Allah sendiri, membiarkan diri direnggut dari maut. Dengan demikian ia menjadi bagian keilahian sendiri, dan tetap satu dari ciptaan yang tadinya rapuh. Oleh karena itu ia menjadi yang pertama dari ciptaan yang telah utuh dan menjadi jaminan akan utuhnya seluruh ciptaan. Inilah yang diungkapkan dengan padat dalam 2Kor 5:21 "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam dia kita dibenarkan oleh Allah."

PENERAPANNYA?

Dengan uraian tadi kiranya tidak sulit dimengerti mengapa Paulus mengimbau umat Korintus agar membiarkan diri didamaikan oleh Allah. Paulus mengajak orang agar menjadi seperti Yesus, membiarkan diri menjadi tempat Allah menyempurnakan ciptaan-Nya. Tidak banyak yang dituntut. Cukup bila tidak menghalang-halangi-Nya. Tentunya tak banyak yang sengaja begitu. Bila diam saja dan membiarkan diri terbawa kerapuhan manusiawi maka sebenarnya orang menghalangi karya ilahi sendiri.

Kerap terdengar berita mengenai macam-macam bencana: gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir. Semuanya ini gerakan alam. Dialami sebagai bencana karena ada manusia yang terkena. Memang manusia belum seutuhnya selaras dengan gerakan alam. Ini bukan mistik alam, tetapi kenyataan. Ada macam-macam tindakan manusia yang membuat perputaran alam tidak lagi mengikuti irama dan keadaan yang lumrah. Air hujan tak teresap oleh tanah tapi mengalir terus ke bawah. Sungai di hilir makin sempit karena banyak himpitan-himpitan bangunan. Para ahli lingkungan akan dapat menjelaskan keadaan ini dengan lebih runut. Tetapi apa hubungan ini semua dengan "berdamai" dengan Allah tadi?

Bencana ialah kenyataan yang menunjukkan kerapuhan ciptaan, khususnya manusia. Keadaan inilah yang menyebabkan manusia belum bisa dikatakan berdamai dengan Pencipta. Lalu apa imbauan membiarkan diri didamaikan akan membuat manusia sempurna? Akan tidak lagi kena bencana? Tentunya tidak ke arah itu pemikirannya. Yang justru dapat menjadi pemikiran ialah bagaimana "membiarkan diri didamaikan" itu bisa diterjemahkan dalam kenyataan hidup sehari-hari di dalam masyarakat. Salah satunya ialah mengusahakan agar lingkungan semakin serasi dengan pemukiman dan pemukiman semakin melestarikan lingkungan. Artinya, orang sebaiknya paham tanda-tanda gerakan alam. Perlu ada sistem peringatan dini akan gempa dan tsunami. Sebaiknya dibuat perencanaan untuk menangani keadaan darurat. Tatakota diatur sehingga menjamin penyaluran air. Penggundulan hutan dikendalikan. Dan seterusnya. Hal-hal itu tidak bergantung pada maksud baik saja melainkan juga pada perencanaan serta pelaksanaannya. Banyak akan ditentukan oleh strategi pemerintahan dan koordinasi badan-badan yang mengurus masing-masing wilayah. Ini semua sebenarnyalah yang dalam bahasa teologis terungkap sebagai "membiarkan diri didamaikan dengan Allah."

WARTA INJIL

Injil Rabu Abu (Mat 6:1-6; 16-18) termasuk salah satu dari rangkaian pengajaran Yesus kepada murid-murid-Nya di sebuah bukit. Dalam petikan bagi Rabu Abu ini terdapat ajakan untuk mengamati cara bersedekah (ay. 1-4), berdoa (ay. 5-6), dan berpuasa (ay. 16-18). Para murid dihimbau agar tidak seperti "orang munafik" yang bersedekah dengan tujuan agar dipuji orang, yang berdoa dengan di tempat-tempat umum agar dilihat, dan yang berpuasa dengan memasang wajah muram. Sebaliknya dianjurkan memberi sedekah dengan diam-diam, berdoa kepada Bapa yang ada di tempat yang tak segera kelihatan, dan menjalankan puasa dengan penampilan biasa. Demikian ibadah tadi ditujukan kepada Dia Yang Tersembunyi dan bukan untuk dipertontonkan kepada orang-orang lain. Bila begitu maka pahala akan datang dari Dia, dan bukan sekedar "wah" yang diucapkan orang.

Kerohanian yang sejati? Bisa dikatakan begitu. Namun ada yang lebih mendalam yang hendak diutarakan di dalam petikan itu. Orang diminta mencari Dia Yang Tersembunyi, yang juga dapat disebut Bapa. Kehadiran-Nya itu nyata walau tidak selalu terasa jelas. Dan bersedekah, doa, puasa itu ialah ibadat untuk mendekat kepada-Nya dan menemukan-Nya.

Bacaan Injil ini dibacakan untuk mengantar orang memasuki Masa Prapaskah, yaitu masa berpuasa menyongsong peristiwa wafat dan kebangkitan Kristus yang menjadi misteri paling besar dalam iman umat kristiani. Misteri tidak bakal ditembus sepenuhnya, hanya dapat didekati dan diakrabi. Dan tindakan berpuasa, berdoa, berbuat baik bukan demi dipuji dan dilihat orang melainkan demi membangun hubungan rohani dengan keilahian ialah cara menghayati misteri iman itu.

MASA PRAPASKAH

Rabu Abu mengawali Masa Prapaskah - masa puasa untuk menemukan kembali kuatnya arus-arus yang membawa kita mendekat pada Allah dan menjauhi ganasnya tarikan-tarikan menjauhi-Nya. Rabu Abu juga dijalani dengan menerima tanda abu di dahi atau kepala. Kita diingatkan bahwa kita akan menjadi hancuran seperti abu. Tapi kita tidak akan tetap di situ bila kita mau membiarkan diri disempurnakan Allah sendiri...dengan percaya kepada Kabar Gembira. Khususnya bahwa Allah berani memperbaiki ciptaan-Nya dengan upaya khusus. Tinggal menerima. Tinggal ikut serta. Tinggal membiarkan-Nya semakin leluasa bertindak. Tinggal mengajak orang lain rela demikian.

Satu wilayah dapat dikembangkan dalam ukuran kecil tapi akan luas dampaknya, yakni menumbuhkan kesadaran lingkungan. Pendidikan kesadaran lingkungan, baik alami maupun sosial. Juga di situ akan dapat terjadi apa itu "membiarkan diri didamaikan dengan Allah." Ini juga persiapan menyambut Paskah - peristiwa utama yang mendamaikan manusia dengan Allah.

TENTANG PENERIMAAN ABU

Penerimaan abu pada Rabu Abu ini berasal dari kebiasaan yang ada pada abad pertengahan dalam menjalani denda dosa muka umum (penitensi umum). Mereka berpakaian bahan kasar, dan menaburkan abu di atas kepala mereka. Dalam Perjanjian Lama ada kebiasaan menjalankan upacara menyesali dosa (juga upacara berkabung) dengan duduk bersimpuh di atas debu dan menaburi diri dengan abu itu, lihat Yes 58:5; 61:3; Yer 6:26 (menarik di baca, gulung koming!) Rabu Abu yang mengawali Masa Prapaskah (=masa puasa) ini ditandai dengan upacara pemberian abu di dahi (atau di bagian kepala yang dibotaki, ditonsur, bagi kaum klerus) seperti yang sekarang. Abu-nya diperoleh dari abu bakaran daun palem kering dari Minggu Palem tahun sebelumnya.

Kebiasaan ini sudah dikenal sejak abad ke-8. Pada zaman itu mulai dipakai kata-kata yang dibisikkan imam ketika menandai dahi dengan abu "Ingatlah, hai manusia, kamu dari debu dan akan kembali menjadi debu". (Rujukannya ialah Kej 3:19; alih-alih kini sering lebih dibisikkan kutipan Mrk 1:15 "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!") Abu atau debu? Barangnya memang berbeda, tetapi dalam perkara upacara orang tidak pertama-tama memikirkan barangnya, tapi lambang serta yang diperlambangkan. Pemikiran simboliknya begini: baik abu maupun debu itu barang yang remeh, tak ada bobotnya, ditiup saja terhambur ke mana-mana dan akhirnya diinjak-injak. Dalam perkembangannya, diingat dua hal. Manusia menurut Kej 2:7 dibentuk dari debu tanah yang dihembusi nafas kehidupan Tuhan. Nah, kalau nafas kehidupan ini kembali ke Tuhan, maka manusia ya kembali ke debunya tanah tadi. Lebih lanjut, debu dan abu ini membuat orang menyadari betapa lemahnya manusia; ia dekat pada dosa (Ayub 30:19, Kej 18:27). Itulah yang dapat diingat bila menerima tanda abu pada hari Rabu Abu.

Salam,
A. Gianto

Masa Prapaskah dan Matiraga

Masa Prapaskah merupakan suatu tradisi dalam Gereja Katolik untuk mempersiapkan diri menyambut Hari Raya Paskah. Apakah Masa Prapaskah ditetapkan oleh Tuhan Yesus sendiri? Jawabannya adalah tentu tidak. Namun demikian, sebagai umat Katolik kita mengimani bahwa Gereja Katolik yang dilembagakan oleh Kristus sendiri, berhak untuk menetapkan segala sesuatu yang bertujuan untuk membangun iman umatnya. Gereja Katolik bagaikan ibu kita yang menyediakan segala fasilitas yang diperlukan bagi anaknya untuk menjalani hidup yang utuh dan bahagia.

Masa Prapaskah berawal dari (t)radisi mempersiapkan katekumen (calon baptis) yang hendak menerima Sakramen Baptis pada Malam Paskah. Pada zaman dahulu, penerimaan Sakramen Baptis hanya dilangsungkan pada Malam Paskah, mengingat hubungan yang erat antara sakramen ini dengan Paskah Kristus. Orang yang menerima Sakramen Baptis, dikuburkan bersama Kristus dan bangkit kembali untuk menerima hidup baru. Seiring berjalannya waktu, periode persiapan bagi katekumen ini berkembang menjadi suatu periode mati raga/mortifikasi (penyangkalan diri) selama 40 hari yang di dalamnya termasuk Tri Hari Suci. Perlu dijernihkan di sini bahwa "Tri Hari Suci berlangsung mulai Misa Perjamuan Tuhan sampai Ibadat Sore Minggu Paskah" (DIREKTORIUM TENTANG KESALEHAN UMAT DAN LITURGI No.140). Ibadat Sore yang dimaksud di sini adalah Ibadat Harian dari buku Brevir. Jadi, Tri Hari Suci terdiri dari Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Suci. Adapun Misa Malam Paskah sudah tidak termasuk ke dalam Masa Prapaskah, melainkan peralihan ke Hari Raya Paskah.

Pantang dan puasa di luar hari Rabu Abu dan Jumat Agung dapat kita lakukan setiap hari selama Masa Prapaskah, KECUALI pada hari Minggu (karena kita SELALU merayakan hari Minggu sebagai HARI RAYA dan pangkal segala pesta, walaupun hari-hari Minggu Prapaskah tetap bernuansa pertobatan). Mengapa Masa Prapaskah terdiri dari periode 40 hari? Angka “40” dalam Kitab Suci muncul dalam berbagai peristiwa. Musa berada di Gunung Sinai selama 40 hari 40 malam, Elia melakukan menempuh perjalanan ke Gunung Horeb selama 40 hari 40 malam, dan Yesus sendiri berpuasa 40 hari 40 malam. Inti dari semua peristiwa itu sama. Ada suatu “perjalanan rohani” dalam periode tersebut. Hal ini tepat sejalan dengan dokumen gerejawi LITTERÆ CIRCULARES DE FESTIS PASCHALIBUS PRÆPARANDIS ET CELEBRANDIS atau PERAYAAN PASKAH DAN PERSIAPANNYA (PPP) No. 6 dikatakan bahwa “Masa Prapaskah tahunan adalah masa rahmat, karena kita mendaki Gunung Suci Hari Raya Paskah”. Maka dari itu, Masa Prapaskah tepat sekali kita manfaatkan untuk “menjadi manusia yang lebih baik”.

Dalam sejarah Gereja, banyak umat, baik secara individu maupun kelompok, melakukan upaya-upaya mati raga secara lahiriah. Seperti mencambuki diri sendiri dengan cambuk kecil, melakukan puasa yang ekstrim, memakai pakaian dari karung goni, dan sebagainya. Semua upaya mati raga ini dilakukan sebagai bentuk pertobatan. Saat ini, praktik-praktik mati raga semacam itu sudah tidak lazim dilakukan dalam Gereja (walaupun Gereja tidak melarang secara eksplisit, karena bagaimanapun bentuk-bentuk mati raga itu merupakan suatu devosional, sesuatu yang bersifat pribadi). Kini, mati raga kita bukan lagi “mencari penderitaan”, karena penderitaan selalu ada dalam kehidupan kita. Lalu bagaimana kita menjalani mati raga dalam Masa Prapaskah ini? Berikut tips-tips yang mungkin bisa diterapkan.

1. Pertama sekali, kita harus menyadari kehidupan rohani kita. Apakah kehidupan kita lebih baik dari tahun lalu atau malah lebih buruk? Apapun itu, kita bertekad untuk menjadi lebih baik melalui sarana Masa Prapaskah yang ditetapkan oleh Gereja.

2. Apakah dosa yang kita sering akui dalam Sakramen Tobat? (atau bahkan malah jangan-jangan kita sudah lama sekali tidak menerima Sakramen Tobat?) Dosa yang sering kita akui menunjukkan bagian mana dalam diri kita yang masih harus diperbaiki.

3. Tidak membuat komitmen mati raga yang “wah”. Buatlah komitmen yang sederhana tapi “berdaya guna”. Gereja Katolik mewajibkan PANTANG BERIKUT PUASA HANYA PADA hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Namun demikian, adalah baik bila kita tetap melakukannya pada hari-hari lain juga selama Masa Prapaskah. PUASA berarti makan kenyang sekali sehari pada satu jam makan. Pada jam makan lain kita mengurangi porsi makan kita sambil mengingat orang-orang yang berkekurangan. PANTANG berarti tidak melakukan yang kita sukai DENGAN DILANDASI MOTIVASI ROHANI, dengan kata lain sebagai KORBAN ROHANI. Seseorang yang karena satu dan lain hal harus mengurangi konsumsi gula karena diabetes, misalnya, tidak bisa berkata “Saya pantang gula” (karena memang pada dasarnya orang itu harus mengurangi gula demi kesehatan). Orang seperti ini sebaiknya mencari bentuk pantang lain. Lain halnya apabila seseorang “kecanduan” mengonsumsi gula, maka pantang gula bisa dilakukan, demi mengurangi “kelekatan” terhadap konsumsi gula. Demikian juga mereka yang sudah terbiasa menjadi vegetarian, tidak bisa berkata "saya pantang daging" pada Masa Prapaskah, namun ia bisa melakukan pantang yang lain.

4. Bentuk pantang tidak terikat, melainkan kita mencari sendiri bentuk-bentuk yang memupuk pertobatan batin. Berikut usulan pantang/komitmen sederhana yang dapat dilakukan sebagai bentuk mati raga :

a. mengurangi segala bentuk “kelekatan” (atau “kecanduan”, misalnya dalam hal merokok, konsumsi makanan tertentu, main games, media sosial internet ) dan menggantinya dengan kegiatan postif seperti menghadiri Misa harian, membaca dan merenungkan Kitab Suci, berdoa rosario, dan sebagainya

b. pantang mengawali dan mengakhiri hari tanpa doa (dengan kata lain, berkomitmen untuk berdoa setiap hari).

c. pantang datang terlambat menghadiri Misa (dengan kata lain, berkomitmen untuk datang lebih awal untuk berdoa Rosario sebelum Misa misalnya).

d. pantang mengeluh (ketika kesulitan datang tidak mengeluh melainkan mempersembahkan kesulitan itu “demi Yesus dan bagi keselamatan jiwa-jiwa”)

e. pantang menghamburkan uang dengan berkomitmen menyisihkan uang jajan atau biaya transport yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan (misalnya jika ke tempat kerja sebenarnya bisa menggunakan kendaraan umum, maka tidak perlu naik taksi), untuk diserahkan ke Gereja sebagai Aksi Puasa.

f. pantang cemberut (berkomitmen untuk tersenyum SEKALIPUN kita disakiti).

g. pantang menggunakan tas plastik ketika belanja (berkomitmen "think globally, act locally")


Apabila mati raga yang kita lakukan selama Masa Prapaskah kemudian terus berlanjut menjadi kebiasaan baik setelah Masa Prapaskah selesai, maka diharapkan kita menjadi manusia yang sedikit lebih baik daripada sebelumnya.

Akhir kata, segala perbuatan baik kita sebenarnya tidak membenarkan diri kita di hadapan Allah. Bapa hanya menerima perbuatan baik kita hanya kerena Kristus. Maka, jangan lupa untuk mempersembahkan segala mati raga (baca: korban rohani) kita kepada Bapa dengan menyatukannya dalam Korban Kristus dalam Ekaristi, misalnya dengan berdoa singkat atau berkata dalam hati, “Bapa, terimalah korban rohaniku yang kupersatukan dengan Kurban Kristus di altar.”

Semoga berguna. Mari kita bersama-sama berjuang hingga Hari Raya Paskah yang cerah!



~IOJC (tu scis quia amo te)~ Facebook Gereja Katolik

HOMILI: Hari Minggu Biasa VIII ( Yes. 49:14-15; Mzm. 62:2-3,6-7,8-9ab; 1Kor. 4:1-5; Mat. 6:24-34)


Rekan-rekan yang baik!

Marilah kita cermati bacaan Injil bagi Minggu Biasa VIII/A, yakni Mat 6:24-34. Setelah mengajak para murid memeriksa siapa sebenarnya yang mereka junjung, Tuhan Allah atau harta kekayaan “mamon” (Mat 6:24), Yesus menegaskan tak perlulah dirisaukan apa yang bakal mereka makan dan minum, pakaian apa yang dapat disandang – kan dalam hidup ini ada hal yang lebih penting (ay. 25). Diberikan pula lima penjelasan mengapa kerisauan itu tak perlu adanya – serahkan saja pada Tuhan semuanya: Tuhan memberi makan burung-burung – apalagi kepada manusia (ay. 26). Juga tak usah ributkan hidup panjang (ay. 27). Bunga-bunga saja dibuat Tuhan tampil menarik, tak perlu khawatirkan mau pakai pakaian apa agar menarik (ay. 28-30). Bapa di surga tahu apa yang dibutuhkan manusia (ay. 31-32). Maka tak usah risaukan apa yang bakal datang, yang bisa diperoleh hari ini cukup – di situlah Kerajaan Allah dan kehendak-Nya! (ay. 33).

Mendengarkan Mat 6:24-34 tidak mudah. Apa kita diajari agar tak usah memikirkan masa depan dan membiarkan diri dipelihara Tuhan. Ya memang begitu. Tapi dapatkah itu terjadi dalam dunia nyata? Dalam hidup sehari-hari? Kais pagi makan pagi dan kais petang makan petang? Seperti masyarakat yang masih hidup berpindah-pindah berhuma, ambil apa yang disediakan alam? Menyandarkan diri pada bantuan dari luar? Apa Injil mengajarkan hidup ekonomi parasit? Dan pastur mesti mengkhotbahkannya? Bagaimana bila nanti di keranjang kolekte bukannya ditemukan lembaran uang kertas, tapi secarik kertas dengan rujukan ke Injil hari Minggu ini?

TAK PERLU KHAWATIR?

Manusia itu makhluk berekonomi, yang hidupnya bisa berlangsung bila ditata, diatur agar bisa mendapatkan yang dibutuhkan dan dengan demikian hidupnya itu terasa berharga, berhasil, patut dikembangkan terus Dalam masyarakat tertentu memang orang tak perlu khawatir akan masa depan karena masyarakat menjamin hidup dari hari ke hari. Alam pun bisa menjamin. Namun bukan inilah yang ditampilkan Injil kali ini. Bukan pula yang diajarkan Yesus. Kepasrahan kepada Bapa di surga tidak melepaskan tugas dan kewajiban mengurus hidup ekonomi rumah tangga. Bila mengajarkan kemalasan untuk mengurus kehidupan, maka Injil tak bisa lagi dipercaya. Hanya seperangkat ucapan suci tanpa arti. Dan pelayan umat janganlah memerosotkan Injil ke situ.

Zaman sekarang di masyarakat modern mau tak mau orang perlu merencanakan masa depan. Nah di sini persoalannya. Masa depan dirancang dan dikejar berdasarkan pada kekhawatiran, dengan perhitungan bakal serba kekurangan. Maka simpanlah sebanyak-banyaknya, pakailah sesedikit mungkin. Ini hidup kikir. Penimbun yang hidupnya merana dan membuat orang-orang sekitarnya merana pula. Gaya hidup ini sebenarnya tidak memberi peluang pada Tuhan untuk memperhatikan manusia. Semuanya diurus sendiri. Tak ada lagi dimensi dari Tuhan dalam hidup. Ini keliru.

Ini juga sebenarnya yang dimaksud Injil dengan sindiran bahwa orang tak bisa mengabdi pada dua tuan, Tuhan Allah dan kekayaan atau “mamon” (Mat 6:24). Dalam keadaan ini orang memang masih mengakui kebesaran Tuhan Allah, tapi pada saat yang sama tidak memberi ruang bagi-Nya karena semua sudah diurus sendiri. Keagamaan seperti ini sulit berkembang.

Tetapi ada pula hidup yang ditata baik-baik dengan perhitungan agar bisa mencapai yang diinginkan tanpa kekhawatiran yang mencekik. Ini yang membuat hidup berarti. Ini juga yang memungkinkan orang percaya bahwa dari hari ke hari ada kesempatan untuk hidup terus. Inilah yang menjadi dasar pernyataan dalam Mat 6:34. “Janganlah kamu khawatir tentang hari esok, karena hari esok mempunyai kekhawatirannya sendiri. kesusahan sehari cukuplah untuk sehari”. Bisa diingat salah satu permintaan yang disampaikan dalam doa yang diajarkan Yesus, “...Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya” (Mat 6:11, rumusan dalam doa Bapa kami ialah “Berilah kami rezeki pada hari ini.”)

CARILAH DAHULU KERAJAAN ALLAH...

TANYA: Mau tanya apa yang dimaksud dengan “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kehendak-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” dalam Mat 6:33.

JAWAB: Akan jelas bila dihubungkan dengan Mat 6:24 yang mengatakan orang tak bisa mengabdi pada dua tuan, Allah dan Mamon (=kekayaan). Kerajaan Allah dan kehendak-Nya itu kekayaan batin. Inilah yang dianjurkan agar diabdi. Bila begitu yang lain – “mamon” dan harta – akan menjadi penunjang, bukan saingan.

TANYA: Jadi bukan dimaksud agar orang menyingkir dari upaya memenuhi kebutuhan jasmani, cari makan, nafkah dan menyimpan bagi masa depan?

JAWAB: Betul. Yang diajarkan ialah memberi ruang pada hidup batin, membangun Kerajaan Allah dalam kehidupan ini.

TANYA: Apa urusan mendahulukan Kerajaan Allah itu nanti tidak malah menjurus ke arah omong-omong suci yang sebetulnya bohong sedangkan yang sebenarnya dijadikan pegangan ialah yang diam-diam dijalankan – hidup ekonomi?

JAWAB: Bila dipertentangkan begitu saja maka hidup beragama akan jadi masalah. Agama dijadikan alternatif kehidupan ekonomi. Ini bisa runyam. Hidup beragama nanti hanya jadi semacam public lies – kebohongan yang diulang-ulang di muka umum, sedangkan yang dilakukan ialah yang diam-diam dipegang sebagai keyakinan pribadi “private truths”.

TANYA: Wah, eksegese kok seperti analisis sosial. Apa barusan baca bukunya ahli ekonomi terkenal Timur Kuran, “Private Truths, Public Lies: The Social Consequences of Preference Falsification” (Cambridge, Mass: Harvard University Press 1997)?

JAWAB: Buku itu tak bicara soal eksegese, tapi mengenai ekonomi dan agama di Timur Tengah. Perilaku beragama sering bisa dianalisis sebagai basa basi umum belaka,sedangkan yang dipegang ialah keyakinan lain yang tak bisa dilaksanakan akibat kuatnya basa basi itu. Ini terjadi dalam masyarakat yang keberagamaannya kurang sehat. Di situ mendahulukan “Kerajaan Allah” tak dimungkinkan terjadi karena tercekik keagamaan sendiri. Menarik bukan? Tapi kita bicarakan analisis ini lain kali saja deh. Masih ngantuk akibat jetlag balik dari benua seberang.

Salam,
A. Gianto

Surat Gembala Prapaska 2014 Keuskupan Agung Semarang

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014 di wilayah Keuskupan Agung Semarang
  

“Allah peduli dan kita menjadi perpanjangan tangan kasih-Nya untuk melayani”

Saudari-saudaraku yang terkasih, 

Tidak lama lagi kita akan memasuki masa Prapaskah, masa penuh rahmat yang setiap tahun kita jalani. Masa Prapaskah menjadi penuh rahmat karena kita mengalami bahwa Allah sungguh baik kepada kita dan memberi kesempatan untuk membangun pertobatan terus menerus.

Ada kisah-kisah kehidupan yang menampakkan solidaritas dan belarasa yang nyata dari situasi banjir ataupun bencana yang terjadi pada hari-hari ini. Namun yang lebih keras terdengar adalah situasi kehidupan harian yang diwarnai dengan korupsi, aneka bentuk keserakahan, egoisme, dan orang mengejar segala kepentingan diri dengan pelbagai cara. Akibatnya orang tidak lagi peduli dengan kesengsaraan banyak orang. Orang hidup untuk dirinya sendiri. Orang menjadi mudah cemas, kuatir, terutama terhadap pemenuhan kebutuhan jasmani. Kekuatiran itu membuat orang tidak mudah bersyukur atas apa yang diterimanya, juga tidak mudah untuk mengambil penderitaan orang lain sebagai tanggung jawabnya. Dalam dunia yang semacam itu, sabda Tuhan memberi peneguhan dan pengharapan. Kasih Allah akan mengatasi segala kekuatiran kita. ”Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian?” (Mat 6:25). Kasih Tuhan melebihi kasih seorang ibu “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau” (Yes 49:15). Kasih-Nya memberi pengharapan pada semua orang dalam perjuangan hidupnya. Ia akan menerangi dalam setiap langkah hidup kita, terutama saat hidup ada dalam kegelapan (bdk. 1Kor 4:5).

Saudari-saudara terkasih, Belum lama ini Paus Fransiskus mengeluarkan surat apostolik “Evangelii Gaudium”. Dalam suratnya itu, Paus meneguhkan iman kita semua bahwa Allah sungguh mencintai semua orang. Melalui Yesus Kristus, Ia menyelamatkan kita bukan janya orang perorangan, tetapi dalam relasi sosial dengan semua orang (Evangelii Gaudium art. 178). Ia berharap agar iman akan Allah yang begitu mengasihi dibangun terus menerus, sehingga kita bisa bersyukur dalam keadaan apapun dan tidak mudah kuatir; kita bisa terus tergerak untuk membantu orang lain, meringankan beban mereka yang menderita dan mau berkorban tanpa pamrih, walaupun kita hidup di dalam masyarakat yang banyak egois, mengejar kepentingan diri. Semua itu karena kita tidak berpusat pada diri sendiri, tetapi pada Allah yang dengan cara-Nya akan mencukupi segala kebutuhan dan keselamatan kita.

Saudari-saudara terkasih,

Untuk mengembangkan iman yang demikian, Keuskupan Agung Semarang menjadikan tahun 2014 sebagai Tahun Formatio Iman. Formatio Iman adalah pembinaan atau pendampingan iman yang terus menerus kepada semua orang beriman dalam setiap jenjang usia, mulai dari usia dini sampai usia lanjut. Pembinaan itu melibatkan keluarga, sekolah maupun paroki. Harapannya, melalui pendampingan iman yang terus menerus, kita semua bisa menjadi orang-orang katolik yang beriman cerdas, tangguh dan misioner. Cerdas karena kita mampu memahami dan mempertanggungjawabkan imannya. Tangguh karena kita tetap bisa bertahan dan berkembang dalam iman walaupun ada dalam pergulatan hidup yang berat dan tantangan iman yang semakin kompleks. Dan misioner karena iman mengajak kita bergerak keluar untuk menghadirkan Kerajaan Allah di tengah Gereja dan masyarakat.

Iman yang cerdas, tangguh dan misioner itu terumuskan secara jelas dalam tema APP 2014, ”Berikanlah Hatimu untuk Mencintai dan Ulurkanlah Tanganmu untuk Melayani”. Tema itu tidak hanya menyapa sisi manusiawi kita, tetapi juga menyapa iman kita. Pengalaman akan Allah yang mengasihi, meneguhkan dan mengorbankan diri-Nya membuat kita juga mampu mencintai sesama dan mengulurkan tangan-tangan kita untuk melayani orang lain, terutama yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Keprihatinan sosial yang ada sekarang ini menjadi kesempatan kita untuk memberikan kesaksian iman.

Saudari-saudara yang terkasih

Kita menjadikan masa Prapaskah menjadi masa untuk formatio iman, yakni masa untuk mengolah iman secara terus menerus sampai akhirnya kita merasakan bahwa iman adalah rahmat yang membawa hidup penuh berkat; iman adalah keyakinan bahwa Allah berkarya dalam hidup kita; iman adalah penyerahan yang membuat kita tidak kuatir dalam segala hal. Iman adalah kesadaran bahwa hidup ini semakin berarti saat hati bisa mencintai dan tangan bisa melayani. Maka formatio iman tidak bisa dilepaskan dengan pertobatan dan pembaruan. Pertobatan adalah kesediaan diri untuk mempercayakan diri sepenuhnya kepada Allah, sehingga kita tidak kuatir karena Allah bersama kita dan mencukupkan segala kebutuhan kita. Pertobatan juga merupakan penyangkalan diri untuk mewujudkan kasih dalam kehidupan bersama. Pertobatan itu kita bangun melalui puasa, pengakuan dosa dan amal kasih. Puasa menjadi bentuk pengendalian diri dan penyangkalan diri; pengakuan dosa menjadi bentuk kerendahan hati bahwa kita masih lemah dan membutuhkan pengampunan dan pertolongan Tuhan. Amal kasih menjadi tindakan nyata bahwa kita bisa ambil bagian dalam kasih dan kepedulian Allah untuk umat manusia. Dengan demikian, pertobatan membawa pembaruan relasi kita dengan Allah dan sesama.

Saudari-saudara yang terkasih

Secara tulus saya mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu, bapak, saudari-saudara, anak-anak, remaja, orang muda, para Romo, Bruder, Suster, Frater yang dengan berbagai macam cara terlibat dalam formatio iman, mengembangkan pelayanan kasih, tiada henti mewujudkan persaudaraan sejati di antara sesama pemeluk agama dan pelayanan lain di Keuskupan Agung Semarang. Saya yakin bahwa usaha dan niat-niat baik Anda akan berbuah bagi terwujudnya tatanan kehidupan yang semakin beriman, bersaudara dan manusiawi.

Secara khusus saya berdoa bagi Anda yang sedang sakit, menanggung beban-beban kehidupan yang berat, berada di Lembaga Pemasyarakatan, menjadi korban penyalahgunaan Narkoba, difabel atau berkebutuhan khusus serta yang lanjut usia; semoga Tuhan yang Mahakasih memberikan keteguhan iman kepada Anda semua dan diantara umat dapat saling menghibur-meneguhkan. Tuhan yang Mahamurah senantiasa melimpahkan berkat bagi keluarga dan komunitas Anda.

Salam, doa dan Berkah Dalem,
Semarang, 22 Februari 2014, pada Pesta Takhta Santo Petrus, Rasul

+ Johannes Pujasumarta Uskup Keuskupan Agung Semarang