Romo Ignatius Sumarya, SJ meninggal saat ikut Jakarta Marathon, untuk cari dana amal

Ignatius Sumarya (60) meninggal saat mengikuti Jakarta Marathon. Sumarya yang merupakan Rektor Sekolah Tinggi Seminari Mertoyudan mengikuti Jakarta Marathon untuk kegiatan amal.

Hal itu disampaikan sahabat Ignatius, Romo Karolus Jande (55). Menurut Karolus, Ignatius Sumarya mengikuti kegiatan Jakarta Maraton dalam rangka penggalangan dana untuk seminari yang mereka pimpin.

"Karena siswa seminari banyak yang tidak mampu, jadi penggalangan dana untuk siswanya," ucap Romo Karolus saat ditemui di RS Saint Calous, Jalan Salemba Raya, Minggu (27/10/2013).

Karolus menyatakan, Ignatius Sumarya yang mendapat nomor 8.260 sebagai peserta itu, berasal dari Semarang. Soal penyebab kematian, Karolus belum mengetahui pasti termasuk dugaan sakit jantung yang sebelumnya disampaikan bagian medis Jakarta Marathon.

Ignatius Sumarya mengikuti Jakarta Marathon untuk kategori 10 Km. Pada kategori ini panitia menyiapkan hadiah uang sebesar USD 2.000. Dia terjatuh sekitar pukul 06.15 Wib lalu dilarikan ke rumah sakit. Ia dinyatakan meninggal pukul 07.15 WIB.

Pihak Jakarta Marathon siang ini menyambangi RS Saint Carolus di Salemba, Jakpus tempat Ignatius Sumarya (60) peserta yang meninggal disemayamkan. Panitia datang untuk memberikan santunan kepada Sumarya.

"Kita dari pihak sponsor yakni Bank Mandiri akan memberikan santunan untuk Romo (Sumarya)," kata perwakilan penyelenggara Jakarta Marathon Gunawan Wibisono di RS Saint Carolus, Salemba, Jakpus, Minggu (27/10/2013)

Menurutnya, untuk event internasional seperti Jakarta Marathon memang setiap peserta harus mengisi form asuransi. "Tapi Romo tidak mau mengisinya, jadi ini inisiatif kami saja," ujarnya tanpa menjelaskan alasan Sumarya enggan mengisi.

Soal besaran santunan yang akan diberikan belum ditentukan, namun pihak sponsor akan menyalurkan itu kepada seminari Mertoyudan yaitu sekolah tinggi yang dipimpin oleh Sumarya.

"Kesepakatan dengan keluarga akan diserahkan ke seminari Mertoyudan," ucapnya.

Gunawan juga menyatakan, sebelum mengikuti lari Jakarta Marathon Sumarya memang tak mengikuti tes kesehatan, karena tes itu hanya diberlakukan untuk pelari jarak 21K dan 42K. Sumaryo hanya ikut kategori 10K.

"Jadi kalau yang 5K dan 10K kan sifatnya fun run, jadi tidak ada tes kesehatan, kalau yang 21K dan 42K pasti ada tes kesehatannya," kata Bambang.

Ignatius Sumarya mengikuti Jakarta Marathon kategori 10 Km untuk kegiatan amal bagi kampusnya. Ignatius terjatuh dan meninggal saat sebelum sampai finish. Pada kategori ini panitia menyiapkan hadiah uang sebesar USD 2.000. Dia terjatuh sekitar pukul 06.15 Wib lalu dilarikan ke rumah sakit. Ia dinyatakan meninggal pukul 07.15 Wib.

Sumber: detik.com