“Bangkitlah dan angkatlah mukamu sebab penyelamatanmu sudah dekat.” (Why 18:1-2.21-23; Mzm 100:2-3; Luk 21:20-28)


"Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis. Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu." "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.” (Luk 21:20-28), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Aneka macam penderitaan atau musibah pada umumnya mengingatkan dan menyadarkan orang akan jati dirinya sebagai orang beriman, orang yang senantiasa berorientasi pada Penyelenggaraan Ilahi. Namun demikian kami berharap kepada kita semua, segenap umat beriman, untuk senantiasa berorientasi pada Penyelenggaraan Ilahi tanpa menunggu terjadinya penderitaan atau musibah. “Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat”, demikian sabda Yesus yang hendaknya kita renungkan atau refleksikan. Setiap hari kiranya kita mengalami atau menghadapi aneka macam peristiwa yang mendorong dan memotivasi kita untuk berorientasi pada Penyelenggaraan Ilahi, yaitu aneka peristiwa yang terkait dengan perkembangan dan pertumbuhan ciptaanNya di bumi ini, entah itu dalam diri manusia, binatang maupun tanaman atau tumbuh-tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi dalam manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan merupakan karya Tuhan, maka hendaknya kita buka mata hati, jiwa, akal budi dan tubuh kita terhadap karyaNya. Anda semua kiranya mendambakan keselamatan dan kebahagiaan sejati, maka hendaknya jangan mengadakan aneka bentuk intervensi terhadap pertumbuhan dan perkembangan ciptaan-ciptaanNya, melainkan dengan rendah hati, sabar dan lemah lembut imani karyaNya yang menjadi nyata dalam pertumbuhan dan perkembangan ciptaan-ciptaanNya, dengan kata lain ikuti proses pertumbuhan dan perkembangan yang dianugerahkan oleh Tuhan.
·   Dan seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya: "Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi. Dan suara pemain-pemain kecapi dan penyanyi-penyanyi, dan peniup-peniup seruling dan sangkakala, tidak akan kedengaran lagi di dalammu, dan seorang yang ahli dalam sesuatu kesenian tidak akan ditemukan lagi di dalammu, dan suara kilangan tidak akan kedengaran lagi di dalammu.Dan cahaya lampu tidak akan bersinar lagi di dalammu, dan suara mempelai laki-laki dan pengantin perempuan tidak akan kedengaran lagi di dalammu. Karena pedagang-pedagangmu adalah pembesar-pembesar di bumi, oleh ilmu sihirmu semua bangsa disesatkan” (Why 18:21-23). Kutipan yang menggambarkan kehancuran atau pemusnahan apa yang ada di permukaan bumi ini kiranya dapat menjadi bahan permenungan atau refleksi kita. Kita semua diingatkan bahwa apa yang ada di permukaan bumi ini bersifat sementara saja, termasuk manusia, apalagi aneka jenis barang atau kekayaan duniawi. Karena hanya sementara saja, sebagaimana telah saya ingatkan, marilah kita hidup dan bertindak sebaik mungkin, sesuai dengan kehendak atau perintah Tuhan. Hendaknya aneka jenis harta benda atau kekayaan duniawi difungsikan untuk membantu kita mengusahakan keselamatan jiwa kita, demikian juga kecantikan atau ketampanan diri kita hendaknya juga dihayati sebagai anugerah Tuhan, sehingga jika kita semakin cantik atau tampan hendaknya semakin membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Kami berharap kita semua tidak mengkomersielkan diri kita yang cantik atau tampan demi kenikmatan fisik, social atau emosional, melainkan fungsikan secara spiritual, artinya biarlah mereka yang melihat kecantikan atau ketampanan kita semakin membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan, maka janganlah anda yang cantik atau tampan menjadi batu sandungan bagi orang lain untuk berbuat dosa.
Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya” (Mzm 100:2-3)
 
 
Kamis, 29 November 2012
 
Romo Ignatius Sumarya, SJ