Renungan Bulan Katekese Liturgi KAS Hari ke 16-20

* Renungan Bulan Katekese Liturgi Hari ke-16: Merenungkan Bentuk Devosi Ekaristi Bersama

Ada sebuah keluarga yang mempunyai kebiasaan beradorasi Ekaristi di kapel adorasi Gereja Paroki Kumetiran pada setiap Jumat siang. Suatu kali karena kesibukan sekolah dan cuaca yang sedang tidak menentu, keluarga ini sempat beberapa minggu lowok beradorasi. Anaknya yang paling kecil (laki-laki kelas 4 SD) bertanya kepada ibunya, "Bu, kok kita dah lama ga nyembah Tuhan di Kumetiran?" Jawab ibunya, "Ya besok pulang sekolah kita ke sana, ibu juga sudah kangen je!" Pengalaman di atas adalah hasil pendidikan Katolik dalam keluarga dan buah dari gerakan "Adorasi Ekaristi" yang dilakukan oleh Keuskupan Agung Semarang.

Adorasi Ekaristi merupakan salah satu bentuk devosi Ekaristi bersama. Selain itu, masih ada Prosesi atau Perarakan Sakramen Mahakudus dengan berkat dan Kongres Ekaristi sebagai bentuk devosi Ekaristi lainnya. Adorasi Ekaristi bersama sendiri dapat berbentuk pujian (Astuti untuk Jawa) kepada Sakramen Mahakudus yang di banyak tempat dilakukan pada Kamis menjelang Jumat Pertama atau Jumat Pertama dalam bulan sesudah Misa. Di KAS, gerakan Adorasi Ekaristi digalakkan lagi sejak tahun 2006 dan bahkan pada tanggal 27-29 Juni 2008, di adakan Kongres Ekaristi Keuskupan I Keuskupan Agung Semarang di Ambarawa.

Melalui berbagai devosi Ekaristi kita bisa mengungkapkan iman kita kepada Yesus Kristus yang hadir dalam Ekaristi. Adorasi Ekaristi ini sebuah devosi yang amat istimewa. Bahkan St. Alfonsus Liguori berkata: " Dari semua devosi, sembah sujud terhadap Yesus dalam Sakramen Mahakudus adalah yang paling agung daripada sakramen lain, yang paling berkenan kepada Allah dan paling bermanfaat bagi kita". Doa sembah sujud kepada Sakramen Mahakudus itulah yang kita kenal dengan Adorasi Ekaristi. Maka marilah kita rajin berdevosi Ekaristi.

* Renungan Bulan Katekese Liturgi Hari ke-17: Merenungkan Bentuk Devosi Ekaristi Pribadi

Di bangku Gereja duduklah seorang anak yang bersebelahan dengan seorang kakek. Setelah sambut komuni, si kakek menundukkan kepala dan berdoa hening cukup lama. Si anak melihat apa yang dilakukan oleh kakek itu. Lalu ia berkata kepada ibunya, "Bu, lihat! Kakek itu bobok". Ibunya menjawab, "Tidak! Kakek sedang berdoa". "Lho, kok ibu tidak berdoa? Malah buka HP?" tanya anak kecil itu. "Ssst...diam! Ibu sedang SMS bapak biar segera jemput kita. Biar kita ga kelamaan nunggu di greja", jawab ibunya.

Pengalaman di atas sering kita jumpai di gereja kita, bukan? Ya, begitulah rasanya sekarang ini banyak orang yang mulai tidak bisa memanfaatkan waktu hening sesudah komuni. Atau malah imamnya atau paduan suara tidak memberikan kesempatan hening bagi umat untuk berdoa pribadi? Nah, doa pujian syukur yang sesudah penerimaan komuni merupakan salah satu bentuk devosi Ekaristi pribadi. Intinya, kita berdoa syukur kepada Tuhan yang telah hadir dan bersatu dengan kita. Karena sifatnya pribadi maka tidak ada aturan resmi mengenai apa yang harus didoakan, berapa lama dan tentu orang lain juga tidak harus mengetahuinya.

Bentuk devosi Ekaristi pribadi lainnya adalah doa visitasi atau kunjungan kepada Sakramen Mahakudus. Istilah kerennya visitatio sanctissimi. Sangat bagus apabila kita secara teratur mampir berkunjung ke Sakramen Mahakudus di tabernakel yang di kapel atau gereja, meski sebentar. Tentu saja apabila itu memungkinkan. Kita saja merasa senang apabila dikunjungi teman atau saudara. Tuhan Yesus pun demikian, Dia sangat senang kita kunjungi! Sayangnya saja, ada banyak orang yang lebih suka mengunjungi blog-nya, FB-nya, Twitter-nya secara amat teratur daripada visitasi!

* Renungan Bulan Katekese Liturgi Hari ke-18: Merenungkan Adorasi Ekaristi Abadi

Pada hari ini marilah kita mendoakan bersama Doa bagi Tersebarnya Adorasi Ekaristi Abadi yang disusun oleh Beato (Paus) Yohanes Paulus II:

Allah Bapa di surga, tambahkanlah iman kami kepada kehadiran sungguh-sungguh Putra-Mu Yesus Kristus dalam Ekaristi Mahakudus. Kami merasa harus menyembah-Nya, memberikan pujian syukur kepada-Nya dan mengadakan silih bagi dosa-dosa. Kami mendambakan kedamaian dalam hati kami dan bangsa-bangsa. Kami merindukan pertobatan dari dosa-dosa kami dan belas kasih pengampunan-Mu. Semoga kami memeliharanya melalui doa-doa dan kesatuan kami dengan Tuhan yang hadir dalam Ekaristi. Utuslah Roh Kudus-Mu kepada semua orang untuk mengaruniakan kepada mereka kasih, keberanian, kekuatan dan kerelaan untuk menanggapi undangan Adorasi Ekaristi. Kami mohon kepada-Mu, sebarkanlah Adorasi Ekaristi Abadi di paroki-paroki di seluruh dunia. Semua ini kami mohon dalam nama Yesus Kristus Tuhan kami. Amin. Santa Maria Bunda Sakramen Mahakudus, bantulah kami untuk menyebarkan kemuliaan Putramu melalui Adorasi Ekaristi Abadi.

Sebagai info saja: di Keuskupan Agung semarang yang memiliki umat Katolik sekitar 400 ribu lebih, dengan hampir 90 paroki, baru memiliki satu Kapel Adorasi Ekaristi Abadi, yaitu di Gua Maria Kerep Ambarawa! Padahal Beato Yohanes Paulus II mengajak kita berdoa agar di setiap paroki ada Adorasi Ekaristi Abadi. Marilah kita usulkan ke seluruh umat dengan para gembalanya: membangun ruang untuk Adorasi Ekaristi di sekitar gereja atau pastoran, syukur-syukur kemudian berkembang menjadi gerakan Adorasi Ekaristi Abadi. Oh Tuhan, betapa indahnya iman umat-Mu akan Tuhan yang hadir dalam Ekaristi di KAS ini!


* Renungan Bulan Katekese Liturgi Hari ke-19: Merenungkan Adorasi Ekaristi Jumat Pertama

Umat di wilayah Gayamharjo, Gereja Marganingsih Jali, Stasi Dalem biasa mengadakan Adorasi Ekaristi setiap hari Jumat Pertama setelah Perayaan Ekaristi, mulai sekitar jam 17.30 sampai dengan jam 01.00 dini hari. Giliran adorasi dilaksanakan per kelompok setiap satu jam. Hampir seluruh warga umat lingkungan dari yang tua, muda, hingga anak-anak kecil terlibat hadir. Dan yang mengharukan, semakin malam justru semakin banyak yang datang, termasuk anak-anak kecilnya. Kebiasaan ini sudah berjalan sejak awal tahun 2008 seiring dengan gerakan Adorasi Ekaristi di seluruh KAS.

Kebiasaan Adorasi Ekaristi yang dilakukan umat dari wilayah Jali di atas tentu hanya salah satu contoh saja. Ada banyak wilayah dan paroki di seluruh KAS yang juga aktif mengadakan Adorasi Ekaristi pada hari Jumat Pertama atau Kamis malam Jumat Pertama. Pilihan Adorasi Ekaristi pada haru Jumat Pertama kiranya berkaitan dengan tradisi devosi umat Katolik kepada Hati Kudus Yesus. Dan itu tentu saja sangat baik "Oleh hati Penebus yang terbuka itu semua orang ditarik dan diundang menimba kegembiraan dari sumber keselamatan" (Prefasi Hati Yesus I).

Hanya saja di sana sini ada indikasi, bahwa yang hadir dalam Adorasi Ekaristi pada hari Jumat Pertama itu semakin lama semakin sedikit sekarang ini. Benarkah? Sementara itu di paroki-paroki yang pastornya selalu ikut hadir, memberi teladan, dan bahkan memimpin Adorasi Ekaristi Jumat Pertama itu, jumlah umat yang hadir tetap banyak. Apakah Adorasi Ekaristi di tempat kita masih gayeng atau hidup? Nah, besok tanggal 25-26 Juni 2011 semua paroki di seluruh KAS diharapkan kembali mengadakan Adorasi Ekaristi sehari karena saat itu adalah Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Kebiasaan indah ini telah dipraktekkan di KAS sejak tahun 2007. Marilah tim-tim liturgi, tim devosi dan kelompok doa siap-siap!

* Renungan Bulan Katekese Liturgi Hari ke-20: Merenungkan Penjaga Bakti

Pada suatu hari pukul 01.00 dini hari, hujan mengguyur di kota Ambarawa dan sekitarnya. Tampak dua orang ibu memasuki Kapel Adorasi Ekaristi Abadi di Kerep Ambarawa. Setelah melepas mantol hujan, mereka mengambil tempat duduk, langsung berhening berdoa di depan Sakramen Mahakudus yang ditahtakan selalu di situ. Mereka terkadang berdoa dengan menggunakan buku, atau rosario, dan lain saat hening pribadi. Sekitar satu setengah jam mereka berjaga bakti atau berdoa Adorasi Ekaristi. Setelah selesai doa Adorasi, mereka ditanya, kok mau datang doa pada dini hari di Kapel Adorasi. Salah satu ibu menjawab, "Sudah kewajiban kami untuk melakukan tugas jaga bakti karena kami sudah dijadwal". Saat ditanya pengalamannya melakukan jaga bakti, mereka menjawab. "Aduh, apa ya pengalamannya?...Tapi semenjak kami ikut adorasi, kami lebih tenang tidak kemrungsung. Kami lebih sabar pada suami dan anak-anak. Pada umumnya saat doa, kami merasa damai dan punya niat untuk hidup lebih baik. Ya itulah, berawal dari kewajiban, lama-lama kok suka adorasi," sahutnya sambil bergegas pulang.

Dua ibu itu tentu telah melaksanakan dengan baik seruan Paus Yohanes Paulus II: "Gereja dan dunia sungguh memerlukan kebaktian kepada Ekaristi Mahakudus. Yesus menantikan kita dalam Sakramen Kasih-Nya ini. Marilah kita tidak berhemat dengan waktu kita. Marilah kita tidak hitung-hitung dengan waktu kita untuk menjumpai Tuhan dalam Adorasi dan kontemplasi yang penuh iman dan siap memberi silih bagi dosa besar dan kejahatan dunia. Semoga adorasi kita tak akan pernah berhenti!"

Marilah kita pun tidak ketinggalan semangat untuk menjadi anggota tetap Penjaga Bakti, yakni orang-orang yang bertugas jaga bakti, beradorasi Ekaristi!!!

Sumber: Komisi Liturgi KAS