Bulan Liturgi hari ke 6: Liturgi Sabda

6. Liturgi Sabda

Liturgi Sabda diawali dengan pewartaan bacaan-bacaan dari Alkitab dan diakhiri dengan Doa Umat. Unsur selengkapnya adalah: Bacaan 1 - Mazmur Tanggapan – Bacaan 2 – Bait Pengantar Injil – Aklamasi Sebelum Injil – Injil – Aklamasi Sesudah Injil – Homili – Syahadat – Doa Umat.
"Bacaan-bacaan Alkitab dan mazmur tanggapannya merupakan bagian pokok dari Liturgi Sabda. 19 Dalam bacaan-bacaan ini, Allah sendiri bersabda kepada umat-Nya. 20 Di situ Allah menyingkapkan misteri penebusan dan keselamatan serta memberikan makanan rohani. Lewat sabda-Nya, Kristus sendiri hadir di tengah-tengah umat beriman. 21

Dalam Perayaan Ekaristi, bacaan-bacaan Alkitab tidak boleh dihilangkan atau dikurangi, apalagi diganti dengan bacaan lain yang bukan dari Alkitab; 22 begitu juga nyanyian (mazmur) yang diambil dari Alkitab.23 Tidak diizinkan mengganti bacaan dan mazmur tanggapan, yang berisi sabda Allah, dengan teks-teks lain yang bukan dari Alkitab.” Sebab lewat Sabda Allah yang diwariskan secara tertulis itulah "Allah masih terus berbicara kepada umat-Nya." 24

Cara Pelaksanaan – Liturgi Sabda haruslah dilaksanakan sedemikian rupa sehingga mendorong umat untuk merenung. Oleh karena itu, setiap bentuk ketergesa-gesaan yang dapat mengganggu permenungan harus sungguh dihindari.

Konstitusi Liturgi menandaskan bahwa Tuhan benar-benar hadir dalam sabda-Nya, karena Ia sendirilah yang berbicara bilamana, dalam gereja, Alkitab dibacakan. 26 Hal yang sama ditegaskan oleh Pedoman Umum Misale Romawi: “Bila Alkitab dibacakan dalam gereja, Allah sendirilah yang bersabda kepada umat-Nya, dan Kristus mewartakan kabar baik, sebab Ia hadir dalam sabda itu.” 27

Pembacaan Alkitab dalam perayaan Ekaristi bukanlah sekedar penyampaian kisah informatif tentang Allah dan cara-cara Dia berurusan dengan manusia di masa lalu. Pembacaan Alkitab dalam perayaan Ekaristi adalah suatu peristiwa, sesuatu yang sedang terjadi, sebuah campur tangan Allah secara nyata dalam masalah dan keprihatinan jemaat yang tengah berkumpul. Jadi, pada saat Alkitab dibacakan Allah sungguh hadir dan berkarya nyata, sama seperti dulu, semasa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Ia hadir dan berkarya di tengah umat Israel. Pada saat Alkitab dibacakan, Allah menyelamatkan umat yang sedang berhimpun, menyembuhkan, membangun, menasihati, menegur ... dll sesuai dengan firman yang diwartakan. Maka tepat sekali penegasan Konstitusi Liturgi bahwa dalam liturgi, terutama dalam perayaan Ekaristi terlaksana karya penebusan kita. 29 Dalam liturgi sabda kita tidak hanya mendengar bahwa Allah dulu menebus umat Israel, tetapi mengalami bahwa Ia kini menebus kita pada saat dan tempat kita sedang beribadat. Oleh karena itu pembacaan sabda Tuhan merupakan unsur yang sangat penting dalam liturgi. Umat wajib mendengarkannya 30 dengan penuh perhatian supaya mereka sungguh terlibat dalam peristiwa yang sedang terjadi.

Unsur dasar Liturgi Sabda adalah pewartaan dan pendengaran, mewartakan dan mendengarkan, pewarta dan pendengar. Maka, Gereja menekankan pentingnya membacakan dan mendengarkan sebagai ritual dasar Liturgi Sabda. Pembacaan adalah tugas lektor, diakon, dan imam. Mendengarkan adalah tugas jemaat. Buku Pedoman Umum Misale Romawi menegaskan, “Umat wajib mendengarkan dengan penuh hormat.” 31

Tata gerak yang lazim waktu mendengarkan adalah duduk (tegak); tangan dengan telapak tengadah tertumpang pada paha > simbol penerimaan sabda Tuhan.

Pendalaman

1. Sebutkan unsur-unsur Liturgi Sabda secara urut!
2. Mengapa bacaan tidak boleh diganti dengan teks-teks yang bukan dari Alkitab?
3. Dalam Liturgi Sabda Allah hadir dan bersabda kepada umat? Bagaimana sebaiknya sikap kita selama Liturgi Sabda?
4. Apa unsur dasar Liturgi Sabda?


19. PUMR 55.
20. Bdk. KL, no. 33: SBL 2A, no. 33.
21. Bdk. KL, no. 7: SBL 2A, no. 7.
22. PUMR 57.
23. Bdk. Yohanes Paulus II, Surat Apostolik Vicesimus quintus annus, 4-12-1988, no. 13.
24. Tata Bacaan Misa (TBM), 12.
25. PUMR 56.
26. KL, no. 7.
27. PUMR 29.
28. J.D. Crichton, Perayaan Ekaristi, hlm. 75-76.
29. KL, no. 2.
30. PUMR 29.
31. PUMR 29.


Sumber: Mengenal, Mendalami, Mencintai Ekaristi - Ernest Mariyanto