“
Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi
bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan
berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: "Apa yang kamu
lihat di situ -- akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun
akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan
diruntuhkan." Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru,
bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan
terjadi?" Jawab-Nya: "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab
banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia,
dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka.Dan apabila
kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu
terkejut. Sebab
semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti
kesudahannya akan datang segera." Ia berkata kepada mereka: "Bangsa akan
bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan terjadi
gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar
dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan
tanda-tanda yang dahsyat dari langit” (Luk 21:5-11), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Musim
penghujan di wilayah Indonesia pada hari-hari ini mungkin sudah merata
di seluruh wilayah. Di beberapa daerah dapat terjadi bencana alam,
misalnya banjir, tanah longsor, puting beliung, banjir lahar dingin di
lereng gunung Merapi dst… , yang mengakibatkan kehancuran atau kerusakan
bangunan atau sarana-prasarana kebutuhan hidup sehari-hari. Di beberapa
daerah ketegangan antar suku dan bangsa juga masing terjadi, mereka
saling menghancurkan dan membunuh. Tanda-tanda yang dahyat macam itu
dapat mendorong orang untuk berpikir atau
berangan-angan: apakah dunia akan segera musnah alias akhir zaman
segera tiba. Memang semua yang ada dipermukaan bumi ini pada waktunya
akan musnah atau berlalu tanpa bekas. Hidup di dunia ini bagi kita semua
juga tidak lama, hanya sebentar saja dan kematian kita akan terjadi
kapan kita juga tidak tahu. Maka dengan ini kami mengajak dan
mengingatkan ada sekalian untuk senantiasa hidup baik, bermoral dan
berbudi pekerti luhur, mengikuti ajaran-ajaran benar bukan ajaran salah
dan menyesatkan. Aneka bentuk pemalsuan juga dapat merebak di sana-sini,
maka hendaknya sungguh waspada mana yang asli atau palsu, dan hendaknya
kemudian lebih memilih yang asli. Dan tentu saja kita sendiri juga
senantiasa hidup dan bertindak dengan jujur, apa adanya, tidak
bersandiwara atau pura-pura. Hilangkan atau hancurkan aneka bentuk
kepalsuan serta kebohongan dalam diri anda sedini mungkin dan jangan
ditunda-tunda, jika anda mendambakan hidup selamat, bahagia dan damai
sejahtera lahir maupun batin, jasmani maupun rohani, fisik maupun
spiritual. Pertanyaan refleksi pribadi: apakah kita semua dalam
perjalanan penghayatan iman sampai kini semakin suci, semakin
membaktikan diri sepenuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi?
· “Maka
keluarlah seorang malaikat lain dari Bait Suci; dan ia berseru dengan
suara nyaring kepada Dia yang duduk di atas awan itu: "Ayunkanlah
sabit-Mu itu dan tuailah, karena sudah tiba saatnya untuk menuai; sebab
tuaian di bumi sudah masak." Dan Ia, yang duduk di atas awan itu,
mengayunkan sabit-Nya ke atas bumi, dan bumi pun dituailah.Dan seorang
malaikat lain keluar dari Bait Suci yang di sorga; juga padanya ada
sebilah sabit tajam.Dan seorang malaikat lain datang dari mezbah; ia
berkuasa atas api dan ia
berseru dengan suara nyaring kepada malaikat yang memegang sabit”
(Why 14:15-18). Kutipan ini kiranya menggambarkan kemurkaan Allah
terhadap ciptaan-ciptaanNya, karena dosa dan kebejaran moral
ciptaan-ciptaanNya, terutama manusia. Maka dengan ini kami mengingatkan
dan mengajak semua saja yang masih berdosa atau tak/kurang bermoral
untuk segera bertobat dan memperbaharui diri, tidak ada kata terlambat
untuk bertobat atau memperbaharui diri. Kemurkaan Allah terjadi bukan
karena kehendakNya, melainkan karena dosa dan kebobrokan kita sebagai
manusia, yang tak tahu syukur dan terima kasih dalam cara hidup dan cara
bertindak. Marilah kita bayangkan bahwa besok kita akan mati atau
meninggal dunia: apakah yang akan anda lakukan hari jika besok harus
meninggal dunia? Tentu ada orang yang berpikir: karena hidup tinggal
satu hari maka baiklah berfoya-foya seenaknya. Hemat kami pikiran yang
benar dan harus menjadi nyata dalam tindakan adalah bahwa karena
tinggal satu hari maka saya akan melakukan perbuatan baik apapun tanpa
pandang jenis tugas atau pekerjaan.
“Katakanlah
di antara bangsa-bangsa: "TUHAN itu Raja! Sungguh tegak dunia, tidak
goyang. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran." Biarlah langit
bersukacita dan bumi bersorak-sorak, biarlah gemuruh laut serta isinya,
biarlah beria-ria padang dan segala yang di atasnya, maka segala pohon
di hutan bersorak-sorai di hadapan TUHAN, sebab Ia datang, sebab Ia
datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan,
dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya” (Mzm 96:10-13)
Selasa, 27 November 2012
Romo Ignatius Sumarya, SJ