“Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan." Kata Petrus: "Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?" Jawab Tuhan: "Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia. Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut." (Luk 12:39-48), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Sabda hari ini kiranya mengingatkan kita semua bahwa sewaktu-waktu kita dapat dipanggil Tuhan atau meninggal dunia. Pada masa kini sering kita dengar tiba-tiba ada orang meninggal dunia dalam tugas atau hidup biasa sehari-hari, dimana yang bersangkutan kelihatan baik-baik dan sehat-sehat saja. Yang mengalami demikian pada umumnya adalah laki-laki karena serangan jantung yang disebut “widow-maker” (=pembuat janda). Konon ada tiga saluran yang menuju jantung untuk menyalurkan oksigen, dua diantaranya kecil dan yang satu besar; ketika yang tersumbat oleh endapan kolesterol saluran kecil merupakan serangan jantung biasa, tetapi ketika yang tersumbat saluran besar maka dalam hitungan detik yang bersangkutan langsung meninggal dunia. Maka dengan ini kami mengingatkan kita semua untuk menjaga kebugaran tubuh, yang terkait dengan kesehatan jantung, dan tentu saja juga kesehatan rohani atau spiritual, hati, jiwa dan akal budi. Dengan kata lain selain menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, hendaknya juga berusaha hidup baik, suci, benar dan bermoral, hidup dan bertindak senantiasa sesuai dengan kehendak dan perintah Tuhan. Dengan kata lain kapan pun dan dimana pun hendaknya mesra bergaul dan bersama Tuhan, sehingga sewaktu-waktu dipanggil Tuhan tidak takut, tidak terkejut, melainkan menanggapi panggilanNya atau kematian dengan ceria dan senyum, karena setelah meninggal dunia akan hidup mulia dan berbahagia selamanya di sorga. Didiklah dan binalah anak-anak anda sedini mungkin terus menerus bergaul mesra dengan Tuhan alias hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur.
· “Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya” (Ef 3:12). Sekali lagi saya angkat bahwa kutipan inilah yang juga menjadi pegangan dan kekuatan saya dalam menghayati panggilan imamat sampai kini. “Di dalam Dia” berarti senantiasa hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan, setia dan taat melaksanakan janji-janji yang pernah diikrarkan. Maka dengan ini kami mengajak anda sekalian untuk senantiasa hidup dan bertindak ‘di dalam Dia’, dalam Tuhan, tidak hidup bebas seenaknya sendiri, mengikuti selera atau keinginan pribadi. Kami berharap kepada siapapun yang berpengaruh dalam hidup dan bekerja bersamaa dapat menjadi teladan atau inspirator dalam hidup bersama dan bersatu dengan Tuhan dalam kondisi atau situasi apapun. Marilah kita ingat, sadari dan hayati bahwa Tuhan senantiasa menyertai dan mendampingi kita, tak pernah meninggalkan kita sendirian. Maka meskipun hidup sendirian hendaknya jangan takut dan bertindak seenaknya, melainkan tetap berpegang teguh pada janji yang telah diikrarkan atau sabda Tuhan. Dengan kata lain marilah kita hayati retret dalam hidup sehari-hari, berrekreasi dengan Tuhan dalam situasi dan kondisi apapun, kapan pun dan dimana pun. Marilah kita percaya kepada Penyelenggaraan Ilahi yang siang malam tiada henti. Semoga kita semua ketika dipanggil Tuhan nanti tetap setia dan taat kepada panggilan dan tugas pengutusanNya. Hendaknya kita juga saling mengingatkan satu sama lain sebagai saudara atau sahabat dalam peziarahan hidup kembali kepada Tuhan.
“Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gementar, sebab TUHAN ALLAH itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku." Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.Pada waktu itu kamu akan berkata: "Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, beritahukanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah, bahwa nama-Nya tinggi luhur!Bermazmurlah bagi TUHAN, sebab perbuatan-Nya mulia; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi!” (Yes 12:2-5)
Rabu, 24 Oktober 2012
Romo Ignatius Sumarya, SJ