"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Mat 5:13-`16), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Orang-orang yang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur pada umumnya tak takut tampil di muka umum kapan pun dan dimana pun, sebaliknya orang-orang jahat senantiasa hidup bersembunyi agar kejahatannya tak diketahui oleh siapapun. Apakah anda termasuk dalam kategori orang baik atau orang jahat? Dengan kata lain apakah anda putih atau hitam? Mungkin kita tidak putih bersih atau hitam kelam, dan kebanyakan dari kita abu-abu. Kepada siapapun yang masih dalam keadaan abu-abu kami harapkan segera memutihkan diri, sehingga sungguh putih bersih. Warta putih di dalam kegelapan atau kesuraman sering masih dapat dilihat meskipun samar-samar, sedangkan dalam terang akan kelihatan jelas. Para imam, bruder dan suster ketika memakai pakaian biara atau imam pada umum dengan warta putih bersih, dan semoga tidak hanya pakaiannya saja yang putih, sehingga cara hidup dan cara bertindaknya memberi terang dan cahaya kepada siapapun yang berjumpa dengannya. Demikina juga seragam baju para murid atau pelajar pada umumnya juga berwarna putih, dan kami berharap mereka selama masa pendidikan juga tidak pernah melakukan kejahatan antara lain menyontek. Kepada kita semua yang merasa baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur kami harapkan juga tidak takut hadir atau tampil dimana-mana, biarkan kebaikan anda menyinari orang lain yang anda jumpai. Sekiranya anda berbuat baik atau melakukan apa yang baik kami harapkan juga tidak disembunyikan bagi orang lain. Dan marilah kita semua menjadi pewarta-pewarta kabar baik, dan dari kita masing-masing yang tersiarkan adalah apa-apa yang baik.
· “Pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia” (1Raj 17:15-16). Taat setia pada serta melaksanakan perintah atau nasihat nabi, itulah yang terjadi dalam diri perempuan ini. Apa yang dikatakan oleh nabi pada umumnya adalah baik dan siapapun yang mendengarkan dan melaksanakannya pasti akan baik adanya. Orang baik dan benar ada dimana-mana dan kiranya kita semua juga memiliki kehendak baik, maka marilah kita sampaikan kehendak baik kita kepada orang lain dan kita dengarkan juga apa-apa yang dikatakan oleh orang-orang baik di sekitar hidup kita. Apa yang dialami oleh seorang perempuan beserta dengan anaknya di atas kiranya dapat menjadi bahan permenungan atau refleksi kita semua. Pada umumnya rekan-rekan perempuan lebih mendengarkan daripada rekan-rekan laki-laki dan rekan-rekan perempuan lebih memiliki kepekaan akan kebutuhan orang lain juga dalam hal-hal kecil dan sederhana yang sering tak menjadi perhatian pada rekan-rekan laki-laki. Demikian juga perhatian terhadap anak-anak ibu lebih memperhatikan daripada bapak, sehingga ada lagu “kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia”. Hidup saling mengasihi dan memperhatikan memang bagaikan surya yang menyinari dunia, maka marilah kita hidup saling mengasihi dan memperhatikan satu sama lain , tanpa pandang bulu, dimana pun dan kapan pun. Jika kita saling mengasihi dan memperhatikan, maka kiranya tak akan ada orang yang akan menderita dan kelaparan. Kami berharap kepada rekan-rekan perempuan atau para ibu dapat menjadi teladan dalam hal kepekaan terhadap yang lain serta hidup saling mengasihi dan memperhatikan. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa pada suatu saat keluar dari rahim ibu/perempuan melalui vagina anak manusia yang sungguh bersinar dan membahagiakan, maka semoga apapun yang keluar dari pada ibu atau perempuan sungguh membuat bahagia orang lain, menyinari mereka yang berada didalam kegelapan.
“Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah, yang membenarkan aku. Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku. Kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku!Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan? Ketahuilah, bahwa TUHAN telah memilih bagi-Nya seorang yang dikasihi-Nya; TUHAN mendengarkan, apabila aku berseru kepada-Nya.Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam.” (Mzm 4:2-5)
Selasa, 12 Juni 2012
Romo Ignatius Sumarya, SJ