Petunjuk Praktis Teks Misa Hari Raya Natal (Misa Malam)

Natal merupakan perayaan kelahiran Tuhan Yesus. Inilah perayaan penuh sukacita atas kedatangan Tuhan, Sang Juru Selamat, yang berkenan menjadi manusia lemah dan miskin, agar kita yang miskin dapat ambil bagian dalam kekayaan keallahan Kristus.  

Untuk membantu umat dan imam dalam merayakan, maka kami menyusun Teks Misa Hari Raya Natal (Misa Malam), semoga teks misa ini bermanfaat dan memberikan sumbangan bagi umat dan Imam dalam mengikuti Perayaan Ekaristi Natal 2014, sehingga dapat menemukan makna dan arti hari raya Natal yang agung dan suci ini.

Beberapa tambahan secara khusus dihadirkan pada teks misa Hari Raya Natal (Misa Malam) tahun 2014 ini adalah keberadaan sikap dan tata gerak untuk Imam dalam Doa Syukur Agung I. Sehingga para Imam yang bertugas di stasi/paroki pelosok, tidak mempunyai buku TPE Imam dapat menggunakan teks ini yang mengacu pada TPE tanpa perubahan. Apabila tersedia buku TPE Imam hendaknya menggunakan buku tersebut.

Mengapa kami menyebutnya sebagai Misa Hari Raya Natal (Misa Malam)?
Penggunaan kata “malam” yang mendahului Natal atau Paskah, memiliki makna waktu malam hari sebelum hari H. Ini sama persis maknanya dengan penggunaan sehari-hari, misalnya malam Sabtu berarti Jumat malam, malam Senin berarti Minggu malam. Pengertian kata “malam” pada Misa Malam Paskah merujuk pada upacara Liturgi agung berupa vigili atau tirakatan yang dirayakan pada malam hari sebelum hari raya Paskah. Karena hari raya Paskah selalu jatuh pada hari Minggu, maka Malam Paskah selalu berlangsung pada hari Sabtu malam.
  
Hari Raya Natal (Misa Malam) lebih tepat dirayakan pada saat atau menjelang tengah malam, seperti di Vatikan yang dirayakan pada sekitar pukul 22.00 dan disebut dengan Midnight Mass. Di Indonesia, mengingat banyaknya umat yang ingin mengikuti Misa tersebut, umumnya diadakan dua kali Misa Malam, dengan yang pertama bahkan sudah dirayakan sore hari sekitar pukul 17.00-18.00. Bila Misa tersebut dirayakan dengan dengan rumus Misa Malam, maka upacara itu tidak lagi disebut dengan Malam Natal melainkan Hari Raya Natal.