"Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah" (Ibr 2:14-18; Mzm 24:7-10; Luk 2:22-32)

 
“Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” (Luk 2:22-32), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan Pesta ‘Yesus dipersembahkan di Kenisah’ hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Hidup kita serta segala sesuatu yang kita miliki dan kuasai sampai saat ini merupakan anugerah Allah yang kita terima melalui sekian banyak orang yang memperhatikan dan mengasihi kita melalui aneka macam bentuk dan kesempatan. Karena semuanya adalah anugerah Allah, maka selayaknya sebagai orang beriman atau beragama kita mempersembahkan diri kita serta segala sesuatu yang kita miliki dan kuasai kepada Allah. Dengan kata lain hendaknya cara hidup dan cara bertindak kita dimana pun dan kapan pun senantiasa melaksanakan kehendak dan perintah Allah. Secara khusus kiranya kita semua juga diingatkan, terutama atau lebih-lebih bagi para murid Yesus Kristus, entah beragama Katolik maupun Kristen, untuk mempersembahkan anak laki-lakinya kepada Allah, misalnya menjadi imam/ pastor atau pendeta. Kepada anda semua yang hidup berkeluarga dan memiliki anak kami ajak untuk mendidik dan membina anak-anaknya sedemikian rupa sehingga cara hidup dan cara bertindaknya sesuai dengan kehendak Allah, alias anak-anak tumbuh berkembang menjadi pribadi yang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Ketika anak-anak anda tumbuh berkembang menjadi pribadi yang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur, maka hemat saya pada masa tua anda dapat berkata seperti Simeon: "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu”

· “Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani” (Ibr 2:14-16). Kutipan ini kiranya mengingatkan kita semua, umat beriman, untuk senantiasa saling memperhatikan dan mengasihi satu sama lain, karena kita sama-sama ‘keturunan Abraham’. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan segenap umat beriman untuk bersama-sama, bergotong-royong memerangi dan memberantas aneka kejahatan sebagai wujud penghayatan atas godaan Iblis. Kejahatan yang sampai kini masih marak dan sungguh memprihatinkan hemat saya adalah korupsi. Tindakan korupsi merupakan pembusukan hidup bersama, sehingga hidup bersama tidak sedap lagi. Sungguh memprihatinkan bahwa mereka yang seharusnya menegakkan kebenaran dan kejujuran sering malah melakukan korupsi atau kebohongan (misalnya ahli hukum atau polisi). Demikian juga dua departemen yang bertugas membina manusia, yaitu Departemen Pendidikan dan Departemen Agama, masih sarat dengan korupsi, atau boleh dikatakan di dua departemen ini korupsi paling banyak dilakukan. Kepada mereka yang masih menjadi hamba-hamba Iblis, kami harapkan segera bertobat. Kami berharap anak-anak sedini mungkin di dalam keluarga dididik dalam hal kejujuran dan kedisiplinan, serta kemudian diperkembangkan dan diperdalam di sekolah-sekolah.

“Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! "Siapakah itu Raja Kemuliaan?" "TUHAN, jaya dan perkasa, TUHAN, perkasa dalam peperangan!" Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan!"Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan?" "TUHAN semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!" (Mzm 24:7-10)


Sabtu, 2 Februari 2013

Romo Ignatius Sumarya, SJ