“Biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya” (Ef 4:7-16; Mzm 122:1-5; Luk 13:1-9)

“Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian." Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" (Luk 13:1-9), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Sabda hari ini kiranya baik untuk menjadi bahan permenungan atau refleksi bagi orangtua, guru/ pendidik, pamong, pemimpin/pembesar dst.., yang memiliki tanggungjawab untuk mendidik dan membina. Kami percaya anda semua menghadapi anak-anak, peserta didik, anggota atau bawahan yang bermasalah, entah karena kurang terampil, kurang cerdas, kurang bermoral/kurang berbudi pekerti luhur dst.. Anda semua diingatkan untuk dengan sabar, rendah hati dan lemah lembut memberi kesempatan dan kemungkinan kepada mereka yang bermasalah dapat tumbuh-berkembang dengan baik atau bertobat, memperbaharui diri. Untuk itu berilah tantangan-tantangan atau tugas yang dapat mereka kerjakan dengan baik, dan sedikit demi sedikit tantangan diperbesar terus menerus. Hemat saya di dunia ini tidak ada orang bodoh, pemalas, tak bermoral jika semua orang memperoleh kesempatan dan kemungkinan untuk tumbuh-berkembang dengan baik dan benar. Maka kepada mereka yang belum memperoleh kesempatan dan kemungkinan dididik dan dibina dengan baik dan benar, marilah kita beri kesempatan dan kemungkinan. Tuhan begitu sabar menganugerahi kesempatan dan kemungkinan bagi kita semua untuk tumbuh berkembang sebagaimana adanya saat ini, maka marilah kita teruskan kesabaran Tuhan tersebut kepada saudara-saudari kita. Hendaknya kita juga tidak dengan mudah mengadili atau memberi keputusan bagi orang lain.

· “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,” (Ef 4:11-12). Masing-masing dari kita dianugerahi rahmat, bakat, keterampilan, kecakapan dst.. yang berbeda satu sama lain. Kita semua diingatkan untuk menggunakan atau memfungsikan rahmat, bakat, keterampilan, kecakapan dst.. untuk kepentingan bersama, kesejahteraan umum /bonum commune, bukan untuk diri sendiri. Karena semuanya adalah anugerah Tuhan, maka selayaknya kita fungsikan sesuai dengan kehendak Tuhan, yaitu pembangunan hidup bersama yang baik, damai sejahtera, adil dan makmur. Maka dengan ini kami berharap kepada mereka yang dianugerahi kelebihan atau keunggulan dalam bakat, keterampilan dan kecakapan untuk senantiasa berpihak kepada kepentingan umum atau komunitas atau rakyat. Mereka yang berada di poros Badan Publik dan poros Bisnis, alias yang memiliki kuasa dan kedudukan, dan harta benda atau uang, hendaknya senantiasa melangkah maju bersama komunitas atau rakyat. Semoga para wakil rakyat sungguh mewakili rakyat, tidak hanya demi kepentingan organisasinya; ingatlah anda adalah wakil dan ketua anda adalah rakyat, maka jika anda tidak sungguh-sungguh mewakili rakyat, jangan heran jika pada suatu saat rakyat memecat anda dengan demonstrasi atau cara lain. Para kepala pemerintahan, pusat maupun daerah, juga dipilih oleh rakyat, maka hendaknya senantiasa berusaha mensejahterakan rakyat. Tanda keberhasilan atau kesuksesan kinerja anda adalah kesejahteraan hidup rakyat, baik batin maupun fisik, rohani maupun jasmani.

“Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN." Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, ke mana suku-suku berziarah, yakni suku-suku TUHAN, untuk bersyukur kepada nama TUHAN sesuai dengan peraturan bagi Israel. Sebab di sanalah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga raja Daud.” (Mzm 122:1-5)

Sabtu, 27 Oktober 2012


Romo Ignatius Sumarya, SJ