HOMILI: Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya (Dan 7:9-10.13-14 atau 2Ptr 1:16-19; Mzm 97:1-2.5-6.9; Mat 17:1-9)


"Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." (Mat 17:5b)

· "Vascinosum et tremendum", mempesona dan menghentak itulah dua pengalaman religius/hidup beriman yang kontras. Apa yang mempesona atau menghentak pada umumnya sangat mempengaruhi orang/pribadi yang bersangkutan. Kiranya masing-masing dari kita memiliki atau mengalami dua jenis pengalaman tersebut, sebagaimana dialami oleh para rasul di sebuah gunung yang tinggi, sehingga Petrus atas nama teman-temannya berkata: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia" . Pengalaman sebagaimana terjadi dalam diri para rasul ini mungkin bagi kita semua juga terjadi ketika sedang menerima baptisan, saling menerimakan sakramen perkawinan, menerima tahbisan imamat atau berkaul hidup membiara, dalam sumpah jabatan atau pengukuhan sebagai sarjana/doktor/professor dst.. Pada masa itu masing-masing dari kita pasti, paling tidak di dalam hati, memiliki dan mencanangkan cita-cita atau janji-janji yang baik, indah dan menyelamatkan serta membahagiakan baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain. Maka baiklah ketika di dalam perjalanan hidup, menghayati panggilan atau melaksanakan tugas perutusan kita merasa lelah, tak bergairah, frustrasi dst.., marilah kembali ke pengalaman yang mempesonakan tersebut. Pengalaman yang menghentak kiranya juga dialami oleh banyak orang, misalnya: kematian saudara/pasangan/orangtua/anak, musibah/bencana alam, kegagalan dst.. , sehingga antara lain orang akan menyadari kelemahan dan kerapuhannya serta kemudian tergerak untuk semakin mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan.

· “Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu” (2Ptr 1:18-19), demikian kesaksian Petrus atas pengalaman penampakan Yesus dalam KemuliaanNya. Marilah apa yang dikatakan oleh Petrus ini juga menjadi kata-kata kita atau keyakinan iman kita. Suara Tuhan antara lain menggema dalam hati yang jernih dan bersih alias suci, sehingga menjadi suara hati atau dalam aneka ajakan dan kehendak baik dari saudara-saudari kita. Saudara-saudari kita tersebut antara lain orangtua, para guru/pendidik, pastor/pendeta/kyai, orang bijak dst.. , yang sering menyampaikan apa-apa yang baik dan bijak, yang menyinari cara hidup dan cara bertindak kita, sehingga kita dapat berjalan di jalan yang benar. Maka dengan ini kami mengajak anda sekalian untuk mengenangkan aneka nasihat, ajaran, petuah, saran, tegoran dst.. dari orangtua, guru/pendidik, pastor/ pendeta/kyai dst..yang pernah kita terima dalam dan melalui aneka kesempatan. Mengenangkan berarti mengingat-ingat dan mencecap dalam-dalam nasihat, ajaran, petuan, saran dan tegoran tersebut, sehingga menjiwai cara hidup dan cara bertindak kita. Maka mungkin baik jika ada kata-kata yang mengesan dan menyentuh hati kita, hendaknya ditulis dan kemudian pasang saja tulisan tersebut di tempat-tempat dimana setiap hari kita dapat melihatnya. Biarlah kata-kata mutiara yang mengesan dan menyentuh tersebut senantiasa menyinari cara hidup dan cara bertindak kita. Biarlah hati kita senantiasa bersinar, yang menjadi nyata dalam keceriaan dan kegembiraan kita dalam kondisi maupun situasi apapun.

“TUHAN adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorak, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada sekeliling Dia, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.Gunung-gunung luluh seperti lilin di hadapan TUHAN, di hadapan Tuhan seluruh bumi.Langit memberitakan keadilan-Nya, dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya” (Mzm 97:1-2.5-6)



Sabtu, 6 Agustus 2011


Romo Ign Sumarya, SJ