Bulan Liturgi hari ke 9: Injil

9. Injil

Diakon, atau imam, pergi ke mimbar untuk membawakan Injil; dalam perayaan meriah ia disertai pelayan altar yang membawa pedupaan dan lilin bernyala. Pembacaan Injil diawali dengan seruan:

D/I Tuhan bersamamu.
U Dan bersama Rohmu.

Atau:


D/I Tuhan sertamu.
U Dan sertamu juga.

Sambil membuat tanda salib dengan ibu jari pada Kitab Injil, diakon/imam berkata/bernyanyi:

D/I Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius / Markus / Lukas / Yohanes.
U Dimuliakanlah Tuhan.

Kemudian diakon/imam membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dadanya sendiri. Dalam perayaan meriah ia lalu mendupai Kitab Injil. Lalu ia membacakan/melagukan Injil. Seluruh umat mengikuti pewartaan Injil sambil berdiri. Setelah pembacaan Injil selesai, diakon/imam mengangkat Kitab Injil sambil menyerukan/melagukan salah satu aklamasi sesudah Injil.

Makna - Pewartaan Injil merupakan puncak dari Liturgi Sabda. Hal ini ternyata dari tatacara semarak di sekitar Injil yang menyangkut sikap tubuh, tata gerak, musik:

1. aklamasi sebelum Injil dengan atau tanpa Alleluya (dilagukan);
2. perarakan Kitab Injil (dilaksanakan waktu aklamasi dilagukan): imam/diakon berarak ke mimbar tempat mewartakan Injil;
3. salam untuk mengawali pewartaan (Tuhan sertamu – Dan sertamu juga; Inilah Injil Yesus Kristus ... Dimuliakanlah Tuhan; dilagukan);
4. pendupaan: pada hari raya Injil didupai [3x 3 ayunan ] sebelum diwartakan; pada hari raya putra altar berdiri di dekat mimbar sambil membawa lilin bernyala;
5. jemaat berdiri;
6. tanda salib: imam membuat tanda salib pada buku Injil; umat membuat tanda salib pada dahi, bibir, dan dada. Tata gerak ini sering diberi arti khusus, misalnya: a) supaya pewartaan Injil menyucikan pikiran, mulut, dan hati; atau b) merupakan ungkapan doa: semoga Tuhan membuka pikiran saya untuk menangkap warta Injil, semoga Tuhan menyucikan mulut saya untuk mewartakan Injil, dan semoga Tuhan membuka hati saya untuk menghayati pesan Injil;
7. aklamasi sesudah Injil (dilagukan imam/diakon sambil mengangkat buku Injil). TPE menyarankan beberapa rumus alternatif untuk ‘Demikianlah Injil Tuhan - Terpujilah Kristus’. Tidak jarang pewarta membuat kesalahan dengan mengucapkan/melagukan dua aklamasi sesudah Injil: sesudah melagukan salah satu aklamasi masih menambahkan “Demikianlah Injil Tuhan.”

Pelayan Injil - Seturut tradisi Gereja, dalam perayaan Liturgi Suci, pembacaan Injil, yang adalah “puncak Liturgi Sabda”, harus dibawakan oleh seorang pelayan tertahbis. Maka itu seorang awam, bahkan seorang biarawan/biarawati sekalipun, tidak diperkenankan membawakan bacaan Injil dalam Perayaan Misa Kudus...

Tps – Latihan

Umat dilatih melagukan aklamasi sesudah Injil, lihat TPE Umat, hlm. 33-34.

Pendalaman

1. Injil adalah puncak Liturgi Sabda. Sebutkan unsur-unsur yang menunjukkan pentingnya pewartaan Injil?
2. Apa artinya kita membuat tanda salib pada dahi, bibir, dan dada sebelum pewartaan Injil?
3. Siapakah yang diperkenankan membacakan Injil dalam Perayaan Ekaristi?


37 Lihat PUMR, 277.
38 Instruksi Sakramen Penebusan, 63.

Sumber: Mengenal, Mendalami, Mencintai Ekaristi - Ernest Mariyanto