Bulan Liturgi hari ke 21: Kisah-Institusi

21. Kisah Institusi

Sambil mengatupkan tangan, imam berkata:

Ketika akan diserahkan untuk menanggung sengsara dengan rela, Yesus mengambil roti, mengucap syukur kepada-Mu, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, seraya berkata: Terimalah dan makanlah: inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu.

Imam memperlihatkan hosti suci kepada umat, lalu meletakkannya kembali pada patena. Kemudian ia berlutut menyembah. Sesudah itu, sambil mengatupkan tangan, imam melanjutkan:


Demikian pula, sesudah perjamuan, Yesus mengambil piala. Sekali lagi Ia mengucap syukur kepada-Mu, lalu memberikan piala itu kepada murid-murid-Nya, seraya berkata: Terimalah dan minumlah: inilah piala darah-Ku, darah perjanjian baru dan kekal, yang ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa. Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku.

Imam memperlihatkan piala kepada umat, lalu meletakkannya di atas korporale. Kemudian ia berlutut menyembah.

Kisah institusi adalah kisah yang menuturkan bagaimana Yesus mengadakan Ekaristi. Kisah institusi merupakan jantung dari setiap perayaan Ekaristi. Dalam kisah institusi ini kata-kata dan tindakan Kristus sendiri diulangi, dan dengan demikian dilangsungkan kurban yang diadakan oleh Kristus sendiri dalam perjamuan malam terakhir. Di sini Kristus mempersembahkan Tubuh dan Darah-Nya dalam rupa roti dan anggur, dan memberikannya kepada jemaat yang hadir untuk dimakan dan diminum. 67

Dalam kisah institusi ini Gereja secara kelihatan melaksanakan apa yang diamanatkan Yesus pada Perjamuan Terakhir. Inilah alasannya, mengapa kata-kata institusi itu mujarab (efficax), artinya dengan pengucapan kata-kata itu dinyatakan bahwa roti sungguh menjadi Tubuh Kristus, dan anggur menjadi Darah Kristus.

Kisah institusi sering disamakan dengan “sabda dan tindakan Kristus,” karena kisah itu menghadirkan kembali apa yang telah dikatakan dan dilakukan oleh Yesus pada Perjamuan Terakhir.

Pada akhir kisah institusi dikatakan, “Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku.” Inilah yang kita lakukan setiap kali kita merayakan Ekaristi. Merayakan Ekaristi berarti kita melaksanakan amanat Yesus dan mengenang atau mengalami kembali kehadiran-Nya; kalau dulu di tengah para rasul, kini di tengah kita, umat-Nya.

Pelaksanaan - Tanda dan simbol: Kisah institusi biasa dikatakan sebagai puncak Perayaan Ekaristi. Untuk menggarisbawahi saat penting ini, putra altar membunyikan bel/gong pada saat-saat yang telah ditentukan. Di samping itu, ada sejumlah tata gerak yang disarankan baik untuk imam maupun untuk umat. Imam memperlihatkan hosti/anggur kepada umat, lalu berlutut menyembah. Bagaimana sikap umat? Dalam Pedoman Umum Misale Romawi hanya dikatakan umat berlutut. Tetapi di samping itu dapat dilaksanakan tata gerak lain yang berkaitan dengan apa yang dilakukan imam, yakni: pada saat imam memperlihatkan hosti/anggur, umat menatapnya, dan pada waktu imam berlutut menyembah, umat pun ikut menyatakan hormat yang bisa diungkapkan dengan membuat sembah, membungkuk, dlsb. Pada hari-hari raya penghormatan juga dinyatakan dengan pembakaran dupa, misalnya.

Pendalaman

1. Carilah DSA III dalam buku doa (Puji Syukur atau Tata Perayaan Ekaristi) Anda. Tunjukkan bagian Kisah Institusi dalam DSA itu!
2. Apa inti Kisah Institusi?
3. Apa maksudnya kalau dikatakan bahwa kata-kata konsekrasi itu mujarab?
4. Apa yang harus kita lakukan pada waktu imam memperlihatkan hosti kudus atau piala? Coba peragakan!



67 Bdk. PUMR 79d.
68 Lihat PUMR 43.

Sumber: Mengenal, Mendalami, Mencintai Ekaristi - Ernest Mariyanto