Bulan Liturgi hari ke 18: Prefasi

18. Prefasi

Kata prefasi berasal dari kata dalam bahasa latin “prae-fatio” yang berarti berbicara dengan lantang di hadapan [Allah dan umat-Nya]. Jadi, istilah prefasi sebenarnya berarti semacam maklumat atau seruan agung di hadapan Allah.

Dalam prefasi ini diungkapkan alasan-alasan konkret untuk memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya. Dalam setiap teks prefasi disebut beberapa karya dan keagungan Allah yang membangkitkan rasa syukur dan puji dalam hati kita. Atas nama seluruh jemaat, imam memuji Allah Bapa dan bersyukur kepada-Nya atas seluruh karya penyelamatan atau atas alasan tertentu. Pada pesta atau masa liturgi tertentu salah satu segi dalam karya penyelamatan itu dapat lebih ditonjolkan. 62

Agar rasa syukur sungguh bergelora dalam hati, kita perlu juga memadukan syukur pribadi kita dalam pujian dan syukur yang dilantunkan imam, misalnya karena kesehatan, karena rezeki, karena pekerjaan, dan semua hal baik yang kita alami pada hari atau pekan yang baru lalu.

Setiap prefasi selalu diakhiri dengan ajakan kepada umat untuk melambungkan pujian dan syukur kepada Allah bersama para malaikat dan sekalian orang kudus. Jadi, kita diajak menggabungkan diri dengan paduan suara para malaikat dan orang kudus di surga. Dan menanggapi ajakan ini, umat langsung melambungkan aklamasi “Kudus.” Maka alur dari prefasi ke Kudus tidak boleh dipotong atau disela dengan pengumuman lagu oleh komentator. Lalu, kapan komentator mengumumkan lagu Kudus? Sebelum DSA dimulai, artinya sebelum dialog yang membuka DSA. Dengan demikian ajakan imam langsung disambut oleh intro organis yang mengantar umat untuk melagukan Kudus dengan gegap gempita.

Pendalaman

1. Apa arti dan makna prefasi? Apa pula isi pokoknya?
2. Apa yang mesti kita usahakan agar prefasi sungguh-sungguh menjadi doa syukur kita?


62 PUMR 79a.
Sumber: Mengenal, Mendalami, Mencintai Ekaristi - Ernest Mariyanto