Pergilah dan beritakanlah bahwa Kerajaan Sorga sudah dekat (Yes 30:19-2123-26; Mzm 147:1-6; Mat 9:35-10:16-8)

“Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.…..pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-Cuma” (Mat9:35-10:16-8), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

“Madecer” = Masa depan cerah, itulah motto yang berlaku bagi mereka yang terpanggil untuk menjadi imam, bruder atau suster, artinya tidak akan kekurangan pekerjaan atau tugas alias tak akan menganggur. Namun sayang bahwa jumlah imam, bruder atau suster mengalami kemerosotan, demikian juga kemerosotan kwalitas. Kemerosotan tersebut antara disebabkan oleh sikap mental materialistis yang begitu menjiwai banyak orang masa kini atau oleh gerakan keluarga berencana dimana dua atau satu anak cukup. Maka dengan ini kami berharap agar anak-anak sedini mungkin dibina perihal kepekaan sosial, perhatian terhadap yang lain, terutama mereka yang miskin dan berkekurangan. Dengan pembinaan sosial kami berharap anak-anak tumbuh berkembang menjadi ‘man or woman with/for others’. Tentu saja kami juga berharap kepada para orangtua jika anak-anaknya atau salah satu anaknya tergerak untuk menjadi imam, bruder atau suster tidak dilarang, mengingat dan memperhatikan bahwa pada masa kini yang sering merasa berat ketika anak ingin menjadi imam, bruder atau suster adalah orangtua. Anak-anak adalah anugerah Tuhan, maka baiklah ketika Tuhan memanggilnya untuk menjadi imam, bruder atau suster dengan jiwa besar dan hati rela berkorban didukung dengan sepenuh hati. Kami juga berharap kepada seluruh umat untuk mendukung hidup dan panggilan para imam, bruder atau suster, entah dengan mendoakannya atau memberi bantuan sesuai dengan kebutuhan karya pelayanannya. Ketika melihat atau mendengar ada imam, bruder atau suster nampak kurang setia pada panggilannya hendaknya sedini mungkin diingatkan.

“Walaupun Tuhan memberi kamu roti dan air serba sedikit, namun Pengajarmu tidak akan menyembunyikan diri lagi, tetapi matamu akan terus melihat Dia, dan telingamu akan mendengar perkataan ini dari belakangmu: "Inilah jalan, berjalanlah mengikutinya," entah kamu menganan atau mengiri” (Yes30:20-21). Kutipan dari kitab Yesaya di atas ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk membuat mata dan telinga kita peka terhadap sapaan atau sentuhan Tuhan melalui saudara-saudari kita maupun aneka macam peristiwa di lingkungan hidup kita. Sapaan atau sentuhan Tuhan tersebut dapat berupa ajakan untuk berbuat baik kepada orang lain, antara lain membantu mereka yang miskin dan berkekurangan atau menderita karena menjadi korban bencana alam atau musibah. Bukalah mata dan telinga anda terhadap apa yang terjadi di lingkungan hidup anda!. Ketika ada ajakan untuk berbuat baik dan berkorban bagi orang lain hendaknya segera diikuti dan dihayati, dan jangan ditolak atau dihindari. Ingatlah perbuatan dan pengorbanan yang kita berikan kepada orang lain tidak akan berkurang melainkan semakin bertambah, artinya kita semakin senang berbuat baik dan berkorban dimanapun dan kapanpun. “Berjalanlah mengikutinya, entah kamu menganan atau mengiri”, demikian peringatan Yesaya. Karyu Roh memang dapat kita dengar dan lihat, namun kita tidak tahu ke arah mana Roh menghendaki kita berjalan, kita tidak tahu. Yang dibutuhkan dari kita adalah kesiap-siagaan untuk melakukan sesuatu yang baik atau kehendak Roh Kudus. Masa adven juga masa untuk mawas diri perihal kesiap-siagaan kita sebagai umat beriman dalam menanggapi panggilan Tuhan.

“Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji itu.TUHAN membangun Yerusalem, Ia mengumpulkan orang-orang Israel yang tercerai-berai; Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka;Ia menentukan jumlah bintang-bintang dan menyebut nama-nama semuanya. Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan, kebijaksanaan-Nya tak terhingga.TUHAN menegakkan kembali orang-orang yang tertindas, tetapi merendahkan orang-orang fasik sampai ke bumi.” (Mzm 147:1-6)


Jakarta, 4 Desember 2010

Romo Ign Sumarya, SJ