HOMILI: Pesta St. Lukas, Penginjil

Lukas menulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Dalam kedua tulisan itu, ia mengisahkan sejarah atau karya keselamatan Allah secara utuh. Dalam Injil dikisahkan karya keselamatan yang dilaksanakan oleh Yesus dan digenapi-Nya di Yerusalem. Yerusalem sebagai kota keselamatan adalah tujuan kepergian Yesus (Luk 9:31.51; 13:33; 17:11). Kisah Para Rasul mengisahkan pewartaan keselamatan itu dari Yerusalem sampai ke ujung bumi (Kis 1:8). Inilah sejarah Gereja yang selalu berada di bawah tuntunan Roh Kudus (Kis 2:1-11; 13:2; 15:28; 16:9).

Kecuali pemaparan imannya yang khas, pribadi Lukas juga amat menarik. Secara singkat bisa dikatakan Lukas adalah seorang sahabat yang istimewa. Ini tampak dalam surat St. Paulus yang kita renungkan hari ini. Ketika itu tampaknya Paulus berada dalam penjara (Ef 1:16). Yang jelas ia berada dalam kesusahan besar dan merasa bahwa daya tahannya sudah amat lemah (Ef 4:6). Ia membutuhkan kawan, tetapi ternyata mereka telah meninggalkan Paulus sendirian (Ef 4:9-17). Dalam keadaan seperti itu "hanya Lukas yang tinggal denganku" (Ef 4:11). Atas dasar beberapa peristiwa ini, kita bisa membayangkan kepribadian seperti apa yang dimiliki oleh Lukas. Kepribadian ini juga tercermin dalam Injil yang ditulisnya. Hanya Lukas yang menceritakan kisah Yesus menghidupkan anak janda di Nain karena ketika melihat janda itu, "tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan" (Luk 7:13). Hanya Lukas pula yang menceritakan kisah orang Samaria yang baik hati (Luk 10:25-37). Lukas pula yang menampilkan Yesus berkata, "Hendaklah kamu murah hati (=berbelarasa), sama seperti Bapamu adalah mura hati (=berbelarasa) (Luk 6:36)

oleh: Mgr. Ignatius Suharyo, Pr.