HARI MINGGU BIASA V
Sabtu-Minggu, 9 - 10 Februari 2019
RITUS PEMBUKA
Sabtu-Minggu, 9 - 10 Februari 2019
RITUS PEMBUKA
LAGU PEMBUKA: Hatiku gembira (PS 327) -berdiri-
Ulangan. Hatiku gembira, alleluya, saat 'ku diajak ke rumah Tuhan.
1. Sekarang 'ku berdiri, alleluya, di pintu gerbangmu, Yerusalem.
2. Yerusalem, kau kota megah kuat dan sentosa, alleluya, tempat segala bangsa datang bersyukur.
3. Semoga kesejahteraan ada padamu, Yerusalem, alleluya, karena Allah tinggal dalam dikau.
TANDA SALIB DAN SALAM -berdiri-
I. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U. Amin
I. Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus bersamamu
U. Dan bersama rohmu
PENGANTAR & SERUAN TOBAT -berdiri-
I. Saudara-saudari, marilah mengakui bahwa kita telah berdosa supaya layak merayakan peristiwa penyelamatan ini.
I+U. Saya mengaku kepada Allah yang mahakuasa dan kepada Saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus, dan kepada Saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah Tuhan kita.
I. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U. Amin.
KYRIE / TUHAN KASIHANILAH KAMI (PS 342) (umat berdiri)
K. Kyrie, eléison / Tuhan, kasihanilah kami
U. Kyrie, eléison / Tuhan, kasihanilah kami.
K. Christe, eléison / Kristus, kasihanilah kami
U. Christe, eléison / Kristus, kasihanilah kami.
K. Kyrie, eléison / Tuhan, kasihanilah kami
U. Kyrie, eléison / Tuhan, kasihanilah kami
MADAH KEMULIAAN (PS 343) (umat berdiri)
Glória in excélsis Deo
(Kemuliaan kepada Allah di surga)
et in terra pax homínibus bonae voluntátis.
(dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya.)
Laudámus te,
(Kami memuji Dikau,)
benedícimus te,
(Kami meluhurkan Dikau,)
adorámus te,
(Kami menyembah Dikau,)
glorificámus te,
(Kami memuliakan Dikau,)
grátias ágimus tibi propter magnam glóriam tuam,
(Kami bersyukur kepada-Mu, kar'na kemuliaan-Mu yang besar.)
Dómine Deus, Rex cæléstis,
(Ya Tuhan Allah, Raja surgawi)
Deus Pater omnípotens.
(Allah Bapa yang Mahakuasa)
Dómine Fili Unigénite, Iesu Christe,
(Ya Tuhan Yesus Kristus, Putra yang Tunggal)
Dómine Deus, Agnus Dei, Fílius Patris,
(Ya Tuhan Allah, Anak domba Allah, Putra Bapa,)
qui tollis peccáta mundi, miserére nobis;
(Engkau yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami;)
qui tollis peccáta mundi, súscipe deprecatiónem nostram.
(Engkau yang menghapus dosa dunia, kabulkanlah doa kami.)
Qui sedes ad déxteram Patris, miserére nobis.
(Engkau yang duduk di sisi Bapa, kasihanilah kami.)
Quóniam tu solus Sanctus, tu solus Dóminus, tu solus Altíssimus,
(Kar'na hanya Engkaulah kudus, hanya Engkaulah Tuhan, hanya Engkaulah Mahatinggi,)
Iesu Christe, cum Sancto Spíritu: in glória Dei Patris. Amen.
(Ya Yesus Kristus, bersama dengan Roh Kudus dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.)
Glória in excélsis Deo
(Kemuliaan kepada Allah di surga)
et in terra pax homínibus bonae voluntátis.
(dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya.)
Laudámus te,
(Kami memuji Dikau,)
benedícimus te,
(Kami meluhurkan Dikau,)
adorámus te,
(Kami menyembah Dikau,)
glorificámus te,
(Kami memuliakan Dikau,)
grátias ágimus tibi propter magnam glóriam tuam,
(Kami bersyukur kepada-Mu, kar'na kemuliaan-Mu yang besar.)
Dómine Deus, Rex cæléstis,
(Ya Tuhan Allah, Raja surgawi)
Deus Pater omnípotens.
(Allah Bapa yang Mahakuasa)
Dómine Fili Unigénite, Iesu Christe,
(Ya Tuhan Yesus Kristus, Putra yang Tunggal)
Dómine Deus, Agnus Dei, Fílius Patris,
(Ya Tuhan Allah, Anak domba Allah, Putra Bapa,)
qui tollis peccáta mundi, miserére nobis;
(Engkau yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami;)
qui tollis peccáta mundi, súscipe deprecatiónem nostram.
(Engkau yang menghapus dosa dunia, kabulkanlah doa kami.)
Qui sedes ad déxteram Patris, miserére nobis.
(Engkau yang duduk di sisi Bapa, kasihanilah kami.)
Quóniam tu solus Sanctus, tu solus Dóminus, tu solus Altíssimus,
(Kar'na hanya Engkaulah kudus, hanya Engkaulah Tuhan, hanya Engkaulah Mahatinggi,)
Iesu Christe, cum Sancto Spíritu: in glória Dei Patris. Amen.
(Ya Yesus Kristus, bersama dengan Roh Kudus dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.)
DOA PEMBUKA -berdiri-
I. Marilah kita berdoa:
(hening sejenak)
I. Ya Allah, peliharalah senantiasa keluarga-Mu dengan kasih sayang. Karena hanya rahmat-Mu yang menjadi dasar harapan dan andalan kami, maka jagailah kami selalu dalam perlindungan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
U. Amin.
LITURGI SABDA
BACAAN I (Yes 6:1-2a.3-8) -duduk-
"Inilah aku, utuslah aku!"
L. Bacaan dari Kitab Yesaya:
Dalam tahun wafatnya Raja Uzia, aku, Yesaya, melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap. Mereka berseru seorang kepada yang lain, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan oleh suara orang yang berseru itu, dan rumah itu pun penuhlah dengan asap. Lalu aku berkata, “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, Tuhan semesta alam.” Tetapi seorang dari para Serafim itu terbang mendapatkan aku. Di tangannya ada bara api, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkan bara api itu pada mulutku serta berkata, “Lihat, bara ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.” Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata, “Siapakah yang akan Kuutus? Dan siapakah yang akan pergi atas nama-Ku?” Maka aku menjawab, “Inilah aku, utuslah aku!”
L. Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN (PS 834; Mzm 138:1-2a.2bc-3.4-5.7c-8) -duduk-
Ulangan:
Ayat.
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati. Di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu.
2. Aku hendak memuji nama-Mu karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu; mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan Tuhan, sebab besarlah kemuliaan Tuhan.
4. Engkau mengulurkan tangan kanan-Mu dan menyelamatkan daku. Tuhan akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!
BACAAN II (1Kor 15:1-11) -duduk-
L. Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:
Saudara-saudara aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang sudah kuwartakan kepadamu dan sudah kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu berpegang teguh padanya, sebagaimana kuwartakan kepadamu; kecuali kalau kamu sia-sia saja menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah wafat karena dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Yesus telah dimakamkan! Dan pada hari yang ketiga telah dibangkitkan, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas, dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya sudah meninggal dunia. Selanjutnya Yesus menampakkan diri kepada Yakobus, lalu kepada semua rasul. Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga kepadaku, seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, dan tak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. Tetapi berkat kasih karunia Allah aku menjadi sebagaimana aku sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidaklah sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. Sebab itu, entah aku, entah mereka, begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kamu mengimani.
L. Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
BAIT PENGANTAR INJIL (PS 956) -berdiri-
BACAAN INJIL (Luk 5:1-11) -berdiri-
I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas
U. Dimuliakanlah Tuhan.
I. Sekali peristiwa Yesus berdiri di pantai Danau Genesaret. Banyak orang mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Yesus melihat dua buah perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jala. Yesus naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahu itu sedikit jauh dari pantai. Lalu Yesus duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Yesus berkata kepada Simon, “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab, “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa. Tetapi karena perintah-Mu, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah melakukannya, mereka menangkap ikan dalam jumlah besar, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-teman di perahu yang lain, supaya mereka datang membantu. Maka mereka itu datang, lalu mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Melihat hal itu, Simon Petrus tersungkur di depan Yesus dan berkata, “Tuhan, tinggalkanlah aku, karena aku ini orang berdosa.” Sebab Simon dan teman-temannya takjub karena banyaknya ikan yang mereka tangkap. Demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Yesus lalu berkata kepada Simon, “Jangan takut! Mulai sekarang engkau akan menjala manusia.” Sesudah menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Yesus.
"Begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kamu mengimani."
L. Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:
Saudara-saudara aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang sudah kuwartakan kepadamu dan sudah kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu berpegang teguh padanya, sebagaimana kuwartakan kepadamu; kecuali kalau kamu sia-sia saja menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah wafat karena dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Yesus telah dimakamkan! Dan pada hari yang ketiga telah dibangkitkan, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas, dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya sudah meninggal dunia. Selanjutnya Yesus menampakkan diri kepada Yakobus, lalu kepada semua rasul. Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga kepadaku, seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, dan tak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. Tetapi berkat kasih karunia Allah aku menjadi sebagaimana aku sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidaklah sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. Sebab itu, entah aku, entah mereka, begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kamu mengimani.
L. Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
BAIT PENGANTAR INJIL (PS 956) -berdiri-
"Mereka meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus."
I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas
U. Dimuliakanlah Tuhan.
I. Sekali peristiwa Yesus berdiri di pantai Danau Genesaret. Banyak orang mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Yesus melihat dua buah perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jala. Yesus naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahu itu sedikit jauh dari pantai. Lalu Yesus duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Yesus berkata kepada Simon, “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” Simon menjawab, “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa. Tetapi karena perintah-Mu, aku akan menebarkan jala juga.” Dan setelah melakukannya, mereka menangkap ikan dalam jumlah besar, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-teman di perahu yang lain, supaya mereka datang membantu. Maka mereka itu datang, lalu mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Melihat hal itu, Simon Petrus tersungkur di depan Yesus dan berkata, “Tuhan, tinggalkanlah aku, karena aku ini orang berdosa.” Sebab Simon dan teman-temannya takjub karena banyaknya ikan yang mereka tangkap. Demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Yesus lalu berkata kepada Simon, “Jangan takut! Mulai sekarang engkau akan menjala manusia.” Sesudah menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Yesus.
HOMILI -duduk-
hening sejenak
SYAHADAT NIKEA-KONSTANTINOPEL (bila dinyanyikan PS 374) -berdiri-
(Umat berdiri, kata-kata yang dicetak miring diucapkan sambil membungkuk)
I + U. Aku percaya akan satu Allah,
Bapa yang mahakuasa,
pencipta langit dan bumi,
dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan;
dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang tunggal.
Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad,
Allah dari Allah,
Terang dari Terang,
Allah benar dari Allah benar.
Ia dilahirkan, bukan dijadikan,
sehakikat dengan Bapa;
segala sesuatu dijadikan oleh-Nya.
Ia turun dari surga untuk kita manusia
dan untuk keselamatan kita.
Ia dikandung dari Roh Kudus,
Dilahirkan oleh Perawan Maria, dan menjadi manusia.
Ia pun disalibkan untuk kita, waktu Pontius Pilatus;
Ia menderita sampai wafat dan dimakamkan.
Pada hari ketiga Ia bangkit menurut Kitab Suci.
Ia naik ke surga, duduk di sisi Bapa.
Ia akan kembali dengan mulia,
mengadili orang yang hidup dan yang mati;
kerajaan-Nya takkan berakhir.
aku percaya akan Roh Kudus,
Ia Tuhan yang menghidupkan;
Ia berasal dari Bapa dan Putra,
yang serta Bapa dan Putra,
disembah dan dimuliakan;
Ia bersabda dengan perantaraan para nabi.
aku percaya akan Gereja
yang satu, kudus, katolik dan apostolik.
aku mengakui satu pembaptisan
akan penghapusan dosa.
aku menantikan kebangkitan orang mati
dan hidup di akhirat. Amin.
DOA UMAT -berdiri-
I. Saudara-saudari, marilah kita berdoa kepada Allah yang telah memanggil kita untuk mengabdi kepada-Nya:
L. Bagi Bapa Suci, para Uskup dan para Imam yang terpanggil untuk menjadi penjala manusia: Semoga mereka berani menghadapi gelombang-gelombang perubahan zaman yang penuh gejolak dan tetap mampu mewartakan Injil dengan tidak gentar.. Marilah kita mohon,...
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
L. Bagi para pemimpin masyarakat: Semoga para pemimpin masyarakat bersatu hati untuk membawa seluruh masyarakat kepada kesejahteraan umum lahir dan batin. Marilah kita mohon,.....
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
L. Bagi mereka yang menderita: Semoga mereka yang menderita, para tawanan dan pengungsi, para jompo, orang-orang sakit dan pengembara memperoleh bantuan yang memadai dalam suasana penuh kasih. Marilah kita mohon,....
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
L. Bagi umat paroki kita: Semoga Ekaristi yang kita rayakan bersama mempererat ikatan kami dan memberi kekuatan untuk bekerjasama menghidupkan persekutuan kita dalam Kristus. Marilah kita mohon,.....
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
I. Tuhan, Allah kami, pandanglah kelemahan dan keterbatasan kami. Buatlah kami sanggup untuk melaksanakan tugas apa pun yang Kaukehendaki untuk kami jalankan, dengan kekuatan yang kami terima dari Yesus Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.
LITURGI EKARISTI
A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN
LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN (PS 377) -duduk-
Kami unjukkan, kami sembahkan kebebasan dan kemerdekaan. Ingatan, budi, kehendak hatikami serahkan pada-Mu, Tuhan. Buah karya kami malam dan hari, t'rimalah, Tuhan, dalam tangan-Mu. Segala yang ada milik-Mu jua, dalam karsa-Mu kami gunakan. Bimbinglah kami, kuatkan hati untuk berkarya bagi sesama. Segala yang ada milik-Mu jua, bagi Tuhan kami persembahkan.
umat berdiri ketika didupai
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
I. Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa. -berdiri-
U. Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
I. Tuhan Allah kami, Engkau telah menciptakan roti dan anggur ini untuk menjadi makanan yang menguatkan kami. Semoga daya ilahi-Mu mengubah persembahan ini menjadi sakramen kehidupan kekal bagi kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.
B. DOA SYUKUR AGUNG
PREFASI -berdiri-
KUDUS (PS 387)
Sanctus, Sanctus, Sanctus,
Dominus Deus Sabbaoth;
Pleni sunt caeli et terra gloria Tua.
Hosanna in excelsis.
Benedictus qui venit in nomine Domini.
Hosanna in excelsis
BAPA KAMI (PS 404) -berdiri-
I. Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa
I+U. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
I. Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala yang jahat dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan sehingga kami dapat hidup dengan tenteram, sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
U. Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
I. Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa. -berdiri-
U. Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
I. Tuhan Allah kami, Engkau telah menciptakan roti dan anggur ini untuk menjadi makanan yang menguatkan kami. Semoga daya ilahi-Mu mengubah persembahan ini menjadi sakramen kehidupan kekal bagi kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.
B. DOA SYUKUR AGUNG
PREFASI -berdiri-
I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu.
I. Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan
U. Sudah kami arahkan.
I. Marilah bersyukur kepada Tuhan Allah kita.
U. Sudah layak dan sepantasnya.
I. Sungguh layak dan sepantasnya, ya Bapa yang kudus, kami bersyukur dan memuliakan Dikau.
Sebab Engkaulah satu-satunya Allah yang hidup dan benar. Sebelum awal
zaman Engkau sudah ada dan akan tetap ada selama-lamanya; Engkau
bersemayam dalam cahaya yang tak terhampiri. Hanya Engkaulah yang baik,
sumber kehidupan, Pencipta segala sesuatu. Engkau melimpahkan
berkat-Mu dan membahagiakan segala makhluk dengan terang cahaya-Mu. Di
hadirat-Mu para malaikat yang tak terbilang jumlahnya siang-malam
berbakti kepada-Mu, dan sambil memandang wajah-Mu yang mulia tak
henti-hentinya memuliakan Dikau.
Bersama mereka, dan atas segala ciptaan di bawah langit, kami pun
melambungkan pujian bagi nama-mu, dan dengan sukacita bernyanyi/berseru:
KUDUS (PS 387)
Sanctus, Sanctus, Sanctus,
Dominus Deus Sabbaoth;
Pleni sunt caeli et terra gloria Tua.
Hosanna in excelsis.
Benedictus qui venit in nomine Domini.
Hosanna in excelsis
Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah segala kuasa. Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu. Terpujilah Engkau di surga. Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga.
DOA SYUKUR AGUNG IV -berlutut/berdiri-
I. Kami memuji Engkau, ya Bapa yang kudus, sebab agunglah Engkau dan
segala karya-Mu Engkau laksanakan dengan penuh kebijaksanaan serta kasih
sayang. Engkau menciptakan manusia seturut citra-Mu dan menyerahkan
kepadanya tugas untuk memelihara alam semesta supaya ia berkuasa atas
segala ciptaan dan berbakti kepada-Mu, Pencipta alam semesta. Meskipun
manusia kehilangan persahabatan dengan Dikau karena tidak setia, ia
tidak Engkau biarkan merana di bawah kuasa maut. Dengan penuh belas
kasih, Engkau menolong semua orang untuk mencari dan menemukan Engkau
kembali. Begitu pula berulang-ulang Engkau mengundang mereka untuk
mengikat perjanjian dan dengan pengantaraan para nabi Engkau mengajar
mereka untuk mengharapkan keselamatan.
I. Ya Bapa yang kudus, demikian besar kasih-Mu terhadap dunia sehingga
ketika sudah genaplah waktu penantian, Engkau mengutus Putra-Mu yang
tunggal menjadi Juru Selamat kami. Ia menjadi manusia oleh kuasa Roh
Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria, dan hidup sama seperti kami dalam
segala hal, kecuali dalam hal dosa.
I. Ia mewartakan kabar sukacita: keselamatan bagi kaum miskin,
pembebasan bagi para tawanan, dan penghiburan bagi yang berduka. Guna
menghadapi rencana penyelamatan-Mu, Ia menyerahkan hidup-Nya. Namun,
dengan bangkit dari alam maut, Ia memusnahkan kematian dan membangun
kembali kehidupan. Dan, agar kami tidak lagi hidup bagi diri kami
sendiri, melainkan bagi Dia yang wafat dan bangkit bagi kami, Ia
mengutus Roh Kudus dari-Mu sebagai anugerah pertama bagi kaum beriman.
Roh Kudus itu menyempurnakan karya Putra-Mu dan menyelesaikan karya
pengudusan-Nya di bumi.
I. Dari sebab itu kami mohon, ya Bapa, semoga Roh Kudus itu menguduskan persembahan ini agar menjadi Tubuh dan (+) Darah Tuhan kami, Yesus Kristus, yang menghendaki kami merayakan misteri agung ini yang Ia wariskan kepada kami sebagai perjanjian abadi.
I. Dari sebab itu kami mohon, ya Bapa, semoga Roh Kudus itu menguduskan persembahan ini agar menjadi Tubuh dan (+) Darah Tuhan kami, Yesus Kristus, yang menghendaki kami merayakan misteri agung ini yang Ia wariskan kepada kami sebagai perjanjian abadi.
Putra Altar membunyikan lonceng/gong
I. Ya Bapa yang kudus, Putra-Mu senantiasa mencintai murid-murid-Nya di
dunia. Maka, tatkala tiba saatnya Engkau muliakan, Ia mencurahkan
cinta sehabis-habisnya. Ketika bersantap bersama mereka, Ia mengambil
roti, memuji Dikau, memecah-mecahkan roti itu, dan memberikannya kepada
murid-murid-Nya seraya berkata:
Terimalah dan makanlah: Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu.
(Ketika Imam memperlihatkan Hosti
Suci dengan mengangkat-Nya, Umat memandang-Nya. Ketika Imam meletakkan
Hosti Suci dan berlutut, Umat menundukkan kepala dengan hormat dan
khidmat)
I. Demikian pula, Ia mengambil piala berisi anggur, mengucap syukur
kepada-Mu, lalu memberikan piala itu kepada murid-murid-Nya seraya
berkata:
Terimalah dan minumlah: Inilah Piala Darah-Ku, Darah perjanjian baru
dan kekal, yang ditumpahkan bagimu dan bagi banyak orang demi
pengampunan dosa. Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku.
(Ketika Imam memperlihatkan Piala
dengan mengangkat-Nya, Umat memandang-Nya. Ketika Imam meletakkan
Piala dan berlutut, Umat menundukkan kepala dengan hormat dan
khidmat)
AKLAMASI ANAMNESIS
I. Oleh karena itu, ya Bapa, sambil merayakan kenangan akan penebusan
kami, kami kenangkan Kristus yang telah wafat dan turun ke tempat
penantian. Kami mengakui bahwa Ia telah bangkit dan naik ke surga, duduk
di sisi kanan-Mu. Sambil mengharapkan kedatangan-Nya dalam kemuliaan,
kami mempersembahkan pada-Mu Tubuh dan Darah-Nya: kurban yang
berkenan pada-Mu dan membawa keselamatan bagi seluruh dunia. Ya Bapa,
sudilah memandang kurban ini yang telah Engkau sediakan sendiri bagi
Gereja-Mu. Perkenankanlah agar semua yang ikut menyantap roti yang
satu dan minum dari piala yang sama ini dihimpun oleh Roh Kudus
menjadi satu tubuh. Semoga dalam Kristus, mereka menjadi kurban yang
hidup sebagai pujian bagi kemuliaan-Mu.
I. Ingatlah, ya Bapa, akan semua orang, terutama Paus kami......, Uskup
kami......, para uskup di seluruh dunia, para imam dan diakon, serta
semua yang Engkau panggil untuk melayani umat-Mu; juga akan semua yang
ikut dalam kurban persembahan ini: semua yang hadir di sini, seluruh
umat-Mu, dan semua yang mencari Engkau dengan tulus hati. Bagi mereka
semua, kurban ini kami persembahkan.
I. Ingatlah juga saudara-saudari kami yang telah berpulang dalam damai
Kristus dan semua orang yang meninggal; hanya Engkaulah yang mengenal
iman mereka.
I. Bapa yang mahamurah, perkenankanlah kami semua, anak-anak-Mu,
mewarisi kebahagiaan surgawi bersama Santa Perawan Maria, Bunda Allah,
Santo Yusuf suaminya, bersama para rasul dan semua orang kudus-Mu di
dalam kerajaan-Mu. Di sanalah, bersama segala ciptaan-Mu yang bebas
dari kuasa dosa dan maut, kami akan memuliakan Dikau dengan
pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Sebab melalui Dialah Engkau
melimpahkan segala yang baik kepada dunia.
I. Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia, bagi-Mu,
Allah Bapa yang mahakuasa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, segala
hormat dan kemuliaan sepanjang segala masa.
U.Amin.
(Apabila akhir Doa Syukur Agung ini dinyanyikan Imam, maka "Amin" dinyanyikan umat, lihat TPE hlm 57)
C. KOMUNI
BAPA KAMI (PS 404) -berdiri-
I. Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa
I+U. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
I. Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala yang jahat dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan sehingga kami dapat hidup dengan tenteram, sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
U. Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.
DOA DAMAI -berdiri-
I. Tuhan Yesus Kristus, Engkau bersabda kepada para rasul, "Damai Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu." Jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin.
I. Damai Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu.
ANAK DOMBA ALLAH (PS 408) -berdiri-
Agnus Dei, qui tollis peccata mundi, miserere nobis.
Agnus Dei, qui tollis peccata mundi, miserere nobis.
Agnus Dei, qui tollis peccata mundi, dona nobis pacem.
PERSIAPAN KOMUNI -berlutut/berdiri-
Ajakan menyambut Komuni
I. Inilah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya
U. Ya Tuhan, saya tidak pantas, Engkau datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.
KOMUNI
LAGU KOMUNI 1 (MB 301) -berlutut-
1. Tuhanku, gembalaku, aku dihantar oleh-Nya, di padang rumput menghijau. Refr
2. Aku dihantar oleh-Nya ke sumber-sumber istirahat, disegarkan-Nya jiwaku. Refr
3. Biarku lewat jurang kelam, tiada kutakut bencana, Engkau menyertai daku. Refr
Refr. Tuhanku gembalaku, tiada aku kekurangan, tiada aku kekurangan. Tuhanku gembalaku, tiada aku kekurangan. Tuhanku gembalaku, tiada aku kekurangan.
LAGU KOMUNI 2 (PS 432) -berlutut-
1. Pujian kepada-Mu, Tuhan, Kau jadi santapan yang ilahi. Dikaulah tumpuan harapan sumber kes'lamatan yang abadi. refr>
2. Di tengah kehidupan ini yang sarat susah dan duka lara, Dikaulah kekuatan kami teman setia untuk selamanya. (selesai)
Tinggallah bersama umat-Mu, teguhkan ian, harap, kasihnya; kuatkanlah dengan rahmat-Mu dalam mewujudkan amanat-Mu.
SAAT HENING -duduk-
DOA SESUDAH KOMUNI -berdiri-
I. Marilah kita berdoa:
I. Ya Allah, Engkau menghendaki agar kami makan dari roti yang satu dan minum dari piala yang sama. Semoga kami yang telah dipersatukan dalam Kristus dapat dengan sukacita menghasilkan buah bagi keselamatan dunia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.
U. Amin.
RITUS PENUTUP
BERKAT MERIAH (lih. Ef 1:3-4) -berdiri-
I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Semoga Allah memberkati Saudara dengan segala berkat surgawi.
U. Amin.
I. Semoga Allah menjadikan Saudara kudus dan tak bercela di hadapan-Nya.
U. Amin.
I. Semoga Allah melimpahi Saudara dengan kemuliaan-Nya, mengajar Saudara dengan Sabda kebenaran dan Injil keselamatan, dan memenuhi hati Saudara dengan kasih persaudaraan.
I. Semoga Saudara sekalian dilindungi, dibimbing dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa: (+) Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U. Amin.
PENGUTUSAN
I. Saudara sekalian, Perayaan Ekaristi sudah selesai.
U. Syukur kepada Allah.
I. Marilah pergi, kita diutus!
U. Amin.
1. Hai umat, pujilah Tuhan, alleluya! Pujilah nama Tuhan, alleluya! masyhurkan nama Tuhan, alleluya, alleluya!
2. Sejak fajar sampai petang, alleluya, kini dan s'lamanya, alleluya, terpujilah nama Tuhan, alleluya, alleluya!
3. Besarlah kemuliaan-Nya, alleluya, mengatasi ciptaan-Nya, alleluya, tak ada yang menyamai Tuhan, alleluya, alleluya!
4. Dari surga takhta-Nya, alleluya, alam ditengoknya, alleluya, yang hina dan papa ditolong-Nya, alleluya, alleluya!
7. Bernyanyilah bagi Tuhan, alleluya! Puji syukur bagi-Nya, alleluya, untuk selama-lamanya. Amin, alleluya, alleluya!
KATEKESE: PENTINGNYA ATURAN DALAM LITURGI
Dalam suatu diskusi tentang liturgi, khususnya tentang bagaimana
berliturgi dengan benar, seringkali saya temui perlawanan dan penolakan
untuk berliturgi dengan benar sesuai dengan hukum dan aturan liturgi
yang berlaku secara universal. Apabila seseorang diingatkan tentang cara
berliturgi yang benar, apabila mereka dikritik karena berliturgi secara
keliru (misalnya memasukkan band dalam misa, mengganti homili dengan
drama, memasukkan tarian dalam misa, dst), mereka akan cenderung marah
dan menyampaikan beberapa respon, yang bisa dirangkum sebagai berikut :
- Saya ingin memuji dan memuliakan Tuhan. Yang penting kan hati kita, tidak perlu terlalu kaku soal liturgi..toh itu kan buatan manusia. Jangan jadi orang yang fundamentalis…menafsirkan secara ketat aturan liturgi
- Ah kalian itu mirip seperti orang Farisi yang ketat pada aturan, padahal yang penting bagaimana saya bisa lebih merasakan kehadiran Tuhan, bagaimana saya bisa mengalami Tuhan…
- Tuhan kan melihat isi hati manusia…
- Aturan2 liturgi itu gak penting, yang penting itu karya nyata…
- dst
Lalu bagaimana seharusnya sikap seorang katolik dalam berliturgi?
Paus Benediktus XVI, dalam bukunya “The Spirit of Liturgy”, berkata
bahwa hukum fundamental dari liturgi adalah “kami tidak tahu dengan apa
kami harus beribadah kepada Allah” (Kel 10 : 26). Perhatikan bahwa
pernyataan tersebut menunjukkan bahwa : manusia itu tidak bisa
mengetahui dengan pasti, apakah yang dilakukannya sudah sesuai dengan
kehendak Allah, kecuali Allah yang telah menyatakannya pada kita.
Pada Perjanjian Lama, ketika Musa sedang berada di Gunung Sinai
menunggu Tuhan memberikan dua loh batu yang bertuliskan 10 perintah
Allah; dan umat Israel menanti di kaki Gunung Sinai, umat Israel malah
melanggar apa yang diperintahkan Allah (bdk Kel 20:3-5 tentang pembuatan
patung berhala). Mereka meminta Harun untuk membuat patung lembu emas :
Buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir–kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia
Lalu aku berkata kepada mereka: Siapa yang empunya emas haruslah menanggalkannya. Mereka memberikannya kepadaku dan aku melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini.” – Kel 32: 23
Paus Benediktus XVI (dalam audiensi umum tentang sekolah doa)
mengkomentari hal tersebut dengan berkata bahwa umat Israel lelah dengan
Allah yang tak kelihatan, sedangkan perantara mereka – Musa – juga tak
kelihatan, maka mereka berusaha membuat allah yang dapat dijangkau,
allah yang dapat dirasakan kehadiran-Nya oleh manusia. Dan inilah godaan
manusia dalam perjalanan imannya : bahwa manusia cenderung untuk
membuat gambaran tentang Allah sesuai dengan apa yang mereka inginkan,
sesuai dengan rencana mereka. Apa yang dilakukan umat Israel yang
membuat lembu emas sebenarnya adalah ini :
Mereka menukar Kemuliaan Allah dengan bangunan sapi jantan yang makan rumput –Mazmur 106:20
Lalu, apa hubungannya dengan liturgi yang dirayakan sesuka hati tanpa menaati aturan yang berlaku?
Ketika seseorang merayakan liturgi tidak sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan Gereja, maka sebenarnya seseorang mulai menyembah
allah, yang sebenarnya bukanlah Allah. Mereka ingin menyembah sesuai
dengan cara mereka, sesuai dengan keinginan dan perasaan mereka – dan
mereka begitu yakin bahwa Allah berkenan dengan cara mereka – bukan
sesuai dengan apa yang Allah kehendaki, bukan sesuai dengan apa yang
telah ditentukan Gereja. Tanpa sadar, mereka juga menciptakan gambaran
allah yang keliru.
Disini kita melihat adanya pergeseran : liturgi, dimana Allah yang
seharusnya menjadi pusat perhatian kita, dibuang begitu saja dan
digantikan oleh ego manusia. Allah harus memuaskan perasaan manusia,
Allah harus memberikan rasa nyaman, harus menunjukkan kehadiran-Nya
seperti yang manusia inginkan, Allah harus memberikan perasaan gembira,
semangat dan sukacita.
Perhatikan bahwa liturgi yang seenaknya diubah, telah menempatkan
manusia sebagai pusat dari liturgi. Liturgi yang tidak dirayakan dengan
benar sesuai ketetapan resmi Gereja, berubah menjadi liturgi yang
egoistis – hanya ingin memuaskan perasaan manusia semata. Dan Allah
diharuskan untuk memuaskan dan memberikan perasaan-perasaan itu.
Disinilah aturan-aturan liturgi yang kaku menjadi penting.
Aturan-aturan liturgi yang kaku itu menyadarkan kita bahwa liturgi itu
bukanlah produk buatan manusia, melainkan liturgi itu berasal dari
Allah, diteruskan dan dilestarikan oleh Gereja, dan hanya Gereja dengan
otoritas yang berasal dari Allah yang mengetahui dengan pasti bagaimana
cara menyembah dan memuliakan Allah secara benar. Disini liturgi
memiliki sifat keterberian yang berasal dari Allah, karena pada dasarnya
manusia tidak tahu dengan apa mereka harus beribadah kepada Allah. Oleh
karena itu, Allah menyatakan, memberikan cara-cara yang Ia kehendaki
kepada manusia sebagai cara yang paling tepat untuk beribadah
kepada-Nya. Mungkin nanti saya akan menjelaskan panjang lebar tentang
bagian ini secara terpisah.
Aturan dalam liturgi, mengajarkan kita untuk menjadi rendah hati :
mengakui bahwa kita tidak tahu dengan cara seperti apa kita harus
beribadah dan menyembah Allah. Oleh karena itu, kita harus percaya bahwa
Gereja lah yang lebih mengetahui cara menyembah Allah yang tepat.
Aturan dalam liturgi, mencegah liturgi menjadi sesuatu yang egoistis :
berpusat pada manusia dan bukan berpusat pada Allah. Aturan liturgi
mencegah manusia untuk menyembah allah yang palsu, allah ciptaan manusia
yang dibuat untuk memuaskan perasaan-perasaan manusia.
Aturan dalam liturgi, mendorong kita untuk taat dan setia terhadap
apa yang telah ditetapkan oleh Gereja. Setia kepada Gereja, berarti juga
setiap kepada Yesus, karena Yesus dan Gereja adalah satu dan tak
terpisahkan.
Aturan dalam liturgi menjamin adanya kebebasan, kebebasan yang tunduk
kepada kebenaran. “Ketika setiap manusia hidup tanpa hukum, manusia
hidup tanpa kebebasan”. Ini pernyataan Paus Benediktus XVI yang saya
kutip di bagian paling atas artikel ini. Hukum dan aturan, khususnya
dalam liturgi, memberi tahu kita tentang kebenaran dalam tata cara
menyembah Allah. Tanpa adanya hukum dan aturan, bukan kebebasan yang
terjadi, melainkan kekacauan, karena setiap orang akan bisa memaksakan
apa yang ia inginkan sesuka hatinya.
Oleh karena itu, berliturgilah dengan cara yang telah ditetapkan
Gereja – karena cinta dan ketaatan kepada Allah juga diperlihatkan
dengan ketaatan dan kesetiaan dalam berliturgi sesuai dengan
aturan-aturan yang berlaku. (luxveritatis7.wordpress.com)