PERSEMBAHAN ORANG-ORANG BIJAK
Pada
hari Minggu 5 Januari 2014 ini dirayakan Penampakan Tuhan. Bacaan
Injilnya Mat 2:1-12. Di situ kisahkan orang-orang bijak datang dari jauh
untuk menyampaikan penghormatan kepada raja yang baru dilahirkan.
Siapakah mereka ini? Di wilayah Babilonia dan Persia dulu, sekarang Irak
& Iran utara, ada orang-orang bijak yang mahir dalam ilmu
perbintangan. Mereka biasanya juga berperan sebagai ulama agama
setempat. Matius menyebut mereka sebagai "orang-orang majus". Dalam
kisah ini mereka mewakili orang-orang bukan Yahudi yang datang dari jauh
untuk menghormati dia yang lahir di Betlehem yang bakal menjadi
pemimpin umat manusia. Kebijaksanaan para majus ini membawa mereka ke
sana. Para ulama Yahudi sendiri sebenarnya juga mengetahuinya lewat
nubuat Nabi Mikha (Mat 2:6, kutipan dari Mikha 5:1). Dalam pembicaraan
pertama berikut ini akan dijelaskan pula kaitannya dengan bacaan pertama
(Yes 60:1-6).
SIAPAKAH ORANG MAJUS ITU?
TANYA:
Cerita mengenai orang majus ini menarik. Dapatkah dikatakan bahwa Tuhan
berbicara kepada umat manusia tidak hanya lewat wahyu Alkitab saja?
Seperti di sini, lewat kebijaksanaan manusiawi juga?
JAWAB:
Ya! Memang itulah yang diungkapkan Matius dengan kisah ini. Ia
menunjukkan bagaimana kebijaksanaan dapat juga menuntun orang mengenali
kehadiran Tuhan.
TANYA: Bila begitu, luas benar pandangan Matius.
JAWAB:
Malah dengan kisah ini Matius juga bermaksud mengatakan bahwa Tuhan
justru berbicara kepada umat-Nya lewat orang-orang bukan dari kalangan
itu sendiri! Orang-orang di Yerusalem mendengar tentang kelahiran Yesus
dari orang-orang bijak itu. Setelah itu barulah mereka mulai sibuk
mencari dalam khazanah teks keramat mereka sendiri. Matius mau
membangunkan orang sekaumnya yang kurang mendalami tradisi keramat
mereka sendiri.
TANYA: Wah, keberanian
berpikir seperti Matius itu langka, juga pada zaman ini. Orang biasanya
merasa aman dengan apa-apa yang sudah biasa, yang dapat diperhitungkan.
Akan tetapi jalan Tuhan tidak terbatas. Apakah Matius juga bermaksud
agar orang-orang Yahudi sadar bahwa mereka bukan satu-satunya umat yang
diperhatikan Tuhan?
JAWAB: Beberapa bagian
dalam Perjanjian Lama sebenarnya sudah mengatakan hal ini walaupun
caranya agak berbeda. Misalnya, Yes 60:1-6 (bacaan pertama pada Hari
Raya Penampakan Tuhan ini) menegaskan bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi
akan berduyun-duyun ke Sion, yakni tempat Tuhan bertakhta, tempat Ia
menyinarkan terang-Nya (terutama ay. 3). Maksudnya, kini Tuhan bukan
hanya bagi orang Yahudi. Bacaan pertama itu
TANYA: Jadi bacaan pertama mengungkapkan penglihatan akan bangunnya
kembali wahana yang dibangun oleh siapa saja yang mau mengkhususkan
tempat bagi-Nya, bukan hanya oleh mereka yang berasal dari bangsa
terpilih. Orang-orang yang tadinya tidak terhitung kini ikut menjadi
para pembangun tempat Tuhan dimuliakan dengan persembahan terbaik yang
mereka bawa ke sana. Bacaan ini mengajak siapa saja untuk ikut membangun
wahana rohani kediaman-Nya. Dan siapa saja bisa ikut membangun tempat
seperti itu, di mana saja sehingga kebesarannya dapat dialami.
JAWAB: Benar! Dan ini juga cocok dengan yang diutarakan dalam bacaan
kedua (Ef 3:6), yaitu berkat "Injil" orang-orang bukan Yahudi dapat
turut menikmati janji Tuhan yang kini diberikan dalam ujud manusia,
yaitu Yesus. Dalam surat Efesus itu "Injil" ialah Kabar Gembira yang
sama bagi semua orang, berarti juga bagi orang bukan Yahudi dan
orang-orang yang bukan termasuk umat Perjanjian Lama.
MEMBAWA PERSEMBAHAN
TANYA:Sering
kita dengar mengenai "Tiga Raja", Gaspar, Baltasar, dan Melkhior. Tapi
dalam Injil Matius ini jumlah serta nama-nama mereka kok juga tidak
disebutkan? Juga tidak dikatakan mereka itu raja.
JAWAB:
Memang Matius hanya menyebut "orang-orang majus dari Timur" dan tiga
macam persembahan, yakni "emas, dupa, dan mur". Tiga persembahan itu
kemudian menumbuhkan gagasan adanya tiga orang. Bahwasanya mereka
kemudian dianggap raja boleh jadi didasarkan pada tradisi umat Yahudi
sendiri seperti ada dalam Mzm 72:10 ("Kiranya raja-raja dari Tarsis dan
pulau-pulau membawa persembahan; kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba
membawa upeti"). Nama-nama Gaspar, Baltasar, dan Melkhior itu dikenal di
wilayah kekaisaran Romawi sebelah Barat. Di wilayah lain nama mereka
berlainan, juga jumlah mereka berbeda-beda, dari dua hingga dua belas
orang.
TANYA: Bisakah diterangkan sedikit mengenai persembahan yang dibawa para majus itu?
JAWAB:
Matius boleh jadi teringat akan Yes 60:6 ("... mereka semua akan datang
dari Syeba, akan membawa emas dan kemenyan, serta memberitakan
perbuatan masyhur Tuhan"). Dalam tradisi Gereja awal, emas dihubungkan
dengan kedudukan mulia Yesus sebagai raja, dupa dengan martabat ilahi,
dan mur dengan wafatnya sebagai manusia nanti. (Mur dipakai dalam
merawat jenazah sebelum dikuburkan).
TANYA: Apa ada makna yang lebih dalam?
JAWAB:
Persembahan itu menandai terjalinnya hubungan antara orang-orang yang
bukan dari kalangan Yahudi dengan pemimpin umat Tuhan yang baru lahir
ini. Iman dan berkatnya mengatasi ikatan-ikatan bangsa dan kedaerahan.
BERSUKA CITA
TANYA:
Dapatkah dijelaskan perihal bintang yang dilihat para majus (Mat 2:2)
dan yang berhenti di tempat Yesus lahir (Mat 2:9)? JAWAB: Pembaca akan
teringat pada bintang yang disebutkan dalam Bil 24:17. Balaam, seorang
ahli nujum bangsa Aram, menubuatkan bahwa sebuah bintang akan muncul
dari keturunan Yakub. Selain itu, di kalangan Yahudi ada juga nubuat
mengenai kelahiran seorang pemimpin di Betlehem, seperti terdengar dalam
Mikha 5:1 dst. yang bahkan dikutip dalam Mat 2:6. Matius menerapkan
kedua nubuat tadi pada kelahiran Yesus.
TANYA:
Masih mengenai bintang. Setelah mereka berangkat dari tempat Herodes,
para majus tadi melihat kembali bintang yang mereka lihat di Timur. Dan
dikatakan bahwa mereka "sangat bersuka cita" (Mat 2:10). Bagaimana
penjelasannya?
JAWAB: Mereka mengikuti
petunjuk yang diungkapkan para ulama Yerusalem kepada Herodes mengenai
raja yang baru lahir itu. Herodes kemudian meminta para majus agar
mencarinya di Betlehem. Isyarat bintang yang mereka lihat di Timur cocok
dengan pemahaman para ulama di negeri yang mereka datangi. Mereka
bersuka cita karena mendapatkan jalan yang benar-benar akan membawa
mereka kepada dia yang mereka cari.
CARA TUHAN MENYAPA
Dalam
Injil Lukas, orang-orang pertama yang menyadari makna peristiwa
kelahiran Yesus ialah para gembala (Injil Misa Fajar hari Natal.) Dalam
Injil Matius, peran yang sama dijalankan orang-orang majus tadi. Baik
para gembala maupun orang-orang majus mendapat bimbingan langsung dari
langit tetapi dengan "bahasa" yang sesuai dengan cara berpikir
masing-masing. Kepada para gembala, Tuhan berbicara lewat penampakan
malaikat dan bala tentara surgawi. Kepada para ulama yang ahli ilmu
pengetahuan itu, Ia berbicara lewat isyarat bintang dan pemikiran. Ia
bahkan dapat berbicara kepada mereka lewat orang yang memiliki niat yang
kurang lurus seperti Herodes yang meminta mereka agar ke Betlehem.
Baik para gembala maupun orang-orang majus itu sama-sama mencari dia
yang baru lahir. Mereka membuat orang-orang yang mereka jumpai tidak
dapat tinggal diam. Menurut Luk 2:18, orang-orang pada "keheranan"
ketika mendengar para gembala bercerita mengenai kata-kata malaikat
mengenai anak yang baru lahir itu. Dalam Mat 2:3, dikisahkan bahwa
Herodes dan seluruh isi Yerusalem "terkejut" ketika mendengar kata-kata
para majus. Ironisnya, mereka yang heran dan yang terkejut itu adalah
orang-orang yang sebenarnya sudah berada di dekat dengan dia yang baru
lahir. Dalam Injil Lukas, mereka itu sudah ada di tempat Maria baru saja
melahirkan. Ahli-ahli Taurat di Yerusalem dan Herodes yang disebut
Matius sudah dekat dengan kelahiran Yesus lewat kitab-kitab keramat
mereka. Namun mereka tidak menginsafi apa yang sedang terjadi di dekat
mereka. Seperti jelas dari Mat 2:5, para ulama di Yerusalem itu
sebenarnya juga dapat mengetahui peristiwa itu. Tetapi mereka tidak
memahami maknanya. Juga di antara orang-orang yang mendengar kata-kata
para gembala, hanyalah Maria sajalah yang berusaha mengerti. Disebutkan
dalam Luk 2:18 bahwa Maria "menyimpan semua perkataan itu dalam hatinya
dan memikir-mikirkannya." Artinya, ia bersikap mau memahami misteri yang
ada dalam kehidupannya. Orang-orang lain tetap terheran-heran saja.
Nanti para majus diperingatkan "dalam mimpi" supaya jangan kembali ke
Herodes. Para majus ini kini sudah akrab dengan isyarat-isyarat dari
atas. Mereka kini sudah berada di pihak raja yang baru lahir. Karena itu
mereka juga menyadari muslihat Herodes yang ingin melacak di mana
persisnya tokoh yang dianggapnya bakal menjadi saingannya itu.
Kebijaksanaan kini menuntun para majus kembali ke negeri mereka. Mereka
pulang membawa kegembiraan yang akan mereka bagikan kepada orang-orang
lain. Bagaimana dengan mereka yang ada di Yerusalem, yaitu Herodes dan
orang-orang seperti dia? Mereka akan tetap "terkejut" dan tidak tahu apa
yang sebenarnya terjadi. Mereka kehilangan kepekaan akan cara-cara
Tuhan berbicara kepada manusia, malah menganggapnya sebagai ancaman!
IKUT BERGEMBIRA
Pada
perayaan Hari Raya Penampakan Tuhan kita diajak mensyukuri saat-saat
Dia membiarkan diri terlihat oleh orang-orang yang tidak atau belum
melihat-Nya. Dalam Mat 2:11, dikatakan bahwa para majus melihat Yesus
bersama Maria dan baru setelah itu mereka menyembahnya. Dia yang ilahi
itu membiarkan diri dipandangi oleh orang yang tidak biasa melihatnya.
Dan bukan hanya dalam anganan belaka melainkan ada bersama dengan
manusia lain, bersama dengan dia yang melahirkannya. Para majus bersuka
cita karena dapat melihat Tuhan sungguh ada di dalam kehidupan manusia.
Dan sukacita seperti ini boleh juga kita alami.
Salam hangat,
A. Gianto
PS: Di Roma pesta Penampakan Tuhan dirayakan sebagai pesta "Befana".
Orang saling memberi hadiah yang ditaruh di sekitar pohon Natal. Di
Piazza Navona di tengah kota Roma datang sang "Befana" yang membagikan
hadiah barang yang diinginkan. Seperti pesta Sinterklas di Indonesia.
Perayaan ini juga menutup liburan Natal & Tahun Baru - esoknya mulai
hari kerja seperti biasa. Semua kiosk hadiah, permen, enting-enting,
gula arang di Piazza Navona kukut sorenya..