“Hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara” (Keb 7:7-10.15-16; Mzm 119:8-12; Mat 23:8-12)

“ Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan” (Mat 12:8-12), demikian kutipan Warta gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Tomas Aquino, imam dan pujangga Gereja hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Salah satu tugas atau panggilan seorang imam adalah menjadi pewarta Injil atau fungsi sebagai guru atau pengajar. Tentu saja apa yang diwartakan atau diajarkan adalah apa-apa yang membuat para pendengarnya semakin bijak serta menghayati ajaran demi keselamatan jiwa manusia. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan rekan-rekan imam khususnya serta rekan-rekan guru atau pengajar pada umumnya untuk meneladan semangat St. Tomas Aquino dalam melaksanakan tugas atau menghayati panggilan, tentu saja juga dengan rendah hati, tidak sombong, karena aneka pengetahuan atau ajaran yang telah diterimanya dan kemudian diteruskan kepada orang lain merupakan anugerah Allah yang diterima melalui sekian banyak orang yang telah mendidik dan mengajarnya. Memang orang bijak sejati pada umumnya juga rendah hati, melaksanakan tugas dengan semangat melayani. Ciri khas melayani antara lain senantiasa berusaha membahagiakan dan menyelamatkan yang dilayani, serta tidak pernah mengeluh atau menggerutu ketika menghadapi kesulitan, tantangan maupun masalah dan hambatan. Melayani dengan rendah hati sendiri hemat saya sudah merupakan bentuk pewartaan atau pengajaran yang handal. Pengajar atau guru yang baik dan handal kiranya selama menjalankan tugasnya juga dijiwai semangat belajar, yaitu belajar dari mereka yang mendengarkan pengajarannya. Dengan kata lain hendaknya antar guru dan murid, pengajar dan yang diajar, terjadi saling belajar dan mengajar. Percayalah juga bahwa ketika pengetahuan diteruskan atau diajarkan kepada orang lain tidak akan berkurang, melainkan semakin berkembang dan handal.

· “Maka itu aku berdoa dan akupun diberi pengertian, aku bermohon lalu roh kebijaksanaan datang kepadaku. Dialah yang lebih kuutamakan dari pada tongkat kerajaan dan takhta, dan dibandingkan dengannya kekayaan kuanggap bukan apa-apa. Permata yang tak terhingga nilainya tidak kusamakan dengan dia, sebab segala emas di bumi hanya pasir saja di hadapannya dan perak dianggap lumpur belaka di sampingnya. Ia kukasihi lebih dari kesehatan dan keelokan rupa, dan aku lebih suka memiliki dia dari pada cahaya, sebab kilau dari padanya tidak kunjung hentinya.” (Keb 7:7-10). Pengertian dan kebijaksanaan memang penting dan perlu sekali bagi kehidupan dan tugas pekerjaan kita. Bukankah kita belajar sejakTaman kanak-kanak sampai perguruan tinggi serta bergelar sarjana atau doktor maupun professor tidak lain untuk mencari dan memperdalam pengertian dan kebijaksanaan, demikian pula ketika kita membaca surat kabar maupun menyaksikan berita-berita melalui media elektronik. Kami berharap pengertian atau kebijaksanaan yang telah diperoleh atau diterima segera secara langsung disumbangkan kepada orang lain, karena dengan demikian pengertian atau kebijaksanaan tersebut akan semakin mantap dan handal kita miliki. Kepada kita semua kami harapkan meningkatkan dan memperdalam budaya atau kebiasaan membaca, entah membaca buku atau majalah/surat kabar. Seandainya tidak mungkin membaca, baiklah menyaksikan apa yang disiarkan melalui TV, karena juga ada cukup banyak pengertian dan kebijaksanaan yang disiarkan melalui aneka cara, demikian aneka warta berita akan memperkaya pengertian dan kebijaksanaan kita. Siaran berita atau informasi juga dapat disaksikan oleh mereka yang berada dalam perjalanan: nikmati, lihat dan cermati apa yang terjadi di perjalanan, di tempat atau lingkungan yang kita lewati. Aneka peristiwa terjadi dijalanan dan hemat saya dapat menjadi bahan pembelajaran yang baik dan murah, maka jangan dilewatkan. Marilah kita perkembangkan dan perdalam semangat belajar terus-menerus sampai mati.

“Aku akan berpegang pada ketetapan-ketetapan-Mu, janganlah tinggalkan aku sama sekali.Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu. Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu.Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau. Terpujilah Engkau, ya TUHAN; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Dengan bibirku aku menceritakan segala hukum yang Kauucapkan.Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta.” (Mzm 119:8-12)

Senin, 28 Januari 2013


Romo Ignatius Sumarya, SJ