"Jagalah
dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta
kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan
tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan
menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil
berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan
terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.” (Luk 21:34-36), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi
atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta Beato Dionisius dan Redemptus,
biarawan dan martir Indonesia, hari ini saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
· Pesta
pora, mabuk-mabukan dan berusaha mengutamakan kepentingan duniawi
kiranya diminati oleh banyak orang di dunia ini jika ada kesempatan dan
kemungkinan. Orang yang bersikap mental materialitis atau duniawi serta
kaya akan uang pasti memiliki kecenderungan untuk berpesta pora dan
mabuk-mabukan. Pesta pora dan mabuk-mabukan pada umumnya mengarah ke
tindakan dosa atau amoral. Sabda hari ini mengingatkan kita semua untuk
waspada terhadap ajakan untuk berpesta pora dan mabuk-mabukan atau
dengan tegas menghindarinya. Hemat saya tidak ikut pesta pora
yang tak terkendali dan mabuk-mabukan merupakan salah satu bentuk
penghayatan rahmat kemartiran masa kini, maka dalam rangka mengenangkan
para martir hari ini saya mengajak anda sekalian untuk menghayati rahmat
kemartiran sebaik mungkin. “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia”, inilah
sabda Yesus yang hendaknya kita renungkan dan hayati. Berdoa merupakan
salah satu cirikhas hidup beriman atau beragama, maka hendaknya ketika
menghadapi rayuan atau godaan untuk berdosa segera berdoa. Bersama dan
bersatu dengan Tuhan kita akan mampu mengalahkan aneka godaan atau
rayuan untuk berdosa atau tidak setia pada iman kepercayaan kita. Sekali
lagi kami ingatkan dan ajak: marilah di Tahun
Iman ini kita
perkuat dan perdalam kesaksian penghayatan iman dalam hidup sehari-hari
dimana pun dan kapan pun. Tuhan hadir dan berkarya dimana saja dan
kapan saja, marilah kita tetap setia di ’hadirat’Nya, agar kita terluput
dari aneka tindakan dosa atau amoral.
· “Malam
tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu
dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka
akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya. Lalu Ia berkata
kepadaku: "Perkataan-perkataan ini tepat dan benar, dan Tuhan, Allah
yang memberi roh kepada para nabi, telah mengutus malaikat-Nya untuk
menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi."
"Sesungguhnya Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti
perkataan-perkataan
nubuat kitab ini!”
(Why 22:5-7). Jika kita setia pada panggilan, tugas pengutusan serta
kehendak Tuhan, kiranya bagi kita tidak ada lagi perbedaan antara siang
dan malam, karena “Tuhan Allah akan menerangi”. Penerangan-Nya
antara lain dapat kita temukan dalam sabda-sabda-Nya, sebagaimana
tertulis di dalam Kitab Suci, maka ketika kita harus menghadapi aneka
bentuk kegelapan hidup atau masalah, sikapi dengan sabda Tuhan, karena
dengan demikian anda akan mampu melihat segalanya dengan jelas dan baik,
dan dengan demikian mampu mengatasi aneka kegelapan hidup dan masalah
kehidupan. Terang Tuhan juga dapat kita hayati dengan dan dalam doa,
dengan kata lain berdoalah terlebih dahulu untuk mohon kekuatan dan
rahmat Tuhan sebelum mengerjakan segala sesuatu yang kelihatan gelap,
berat dan sarat dengan aneka tantangan dan masalah. Berdoa dengan benar
dan
sungguh-sungguh berarti menempatkan diri secara total di ‘hadirat’
Tuhan, dan dengan demikian mau tak mau akan harus hidup dan bertindak
sesuai dengan kehendak atau sabda-Nya. Dalam dan dengan doa kita akan
dituntun oleh malaikat-malaikatNya dalam menempuh atau menelusuri jalan
yang harus kita lalui, dan dengan demikian kita pasti akan selamat di
perjalanan serta sampai tujuan akhir, yaitu keselamatan atau kebahagiaan
jiwa kita. Bukankah setiap hari kita sering menerima salam “Tuhan beserta kita”, maka hayatilah salam tersebut dalam dan melalui cara hidup dan cara bertindak anda setiap hari.
“Marilah
kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung batu
keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian
syukur, bersorak-sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur. Bagian-bagian
bumi yang paling dalam ada di tangan-Nya, puncak gunung-gunung pun
kepunyaan-Nya. Kepunyaan-Nya laut, Dialah yang menjadikannya, dan darat,
tangan-Nyalah yang membentuknya.” (Mzm 95:1-2.3-5)
Sabtu, 1 Desember 2012
Romo Ignatius Sumarya, SJ