“
Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibu-Nya dan
saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka
seorang berkata kepada-Nya: "Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada
di luar dan berusaha menemui Engkau." Tetapi jawab Yesus kepada orang
yang menyampaikan berita itu kepada-Nya: "Siapa ibu-Ku? Dan siapa
saudara-saudara-Ku?" Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah
murid-murid-Nya: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun
yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki,
dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku." (Mat 12:46-50), demikian kutipan Warta Gembira hari
ini
Berrefleksi
atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta SP Maria
Dipersembahkan kepada Allah hari ini, saya sampaikan catatan-catatan
sederhana sebagai berikut:
· SP
Maria adalah teladan umat beriman, maka dalam rangka mengenangkan
persembahannya kepada Tuhan marilah kita sebagai orang beriman mawas
diri perihal kehidupan iman kita dengan cermin SP Maria.
Keunggulan hidup beriman ada pada penghayatan atau perilaku bukan wacana
atau omongan, yaitu menjadi pelaksana atau pelaku kehendak dan perintah
Tuhan dalam dan melalui cara hidup dan cara bertindak setiap hari
dimana pun dan kapan pun. Maka dalam Tahun Iman ini marilah kita
tingkatkan, perdalam dan perteguh
penghayatan iman kita. mayoritas waktu dan tenaga kita untuk hidup
mendunia, berpartisipasi dalam seluk beluk duniawi, maka entah tugas
pekerjaan kita apapun hendaknya dilakukan dalam iman, dengan semangat
iman. Dengan kata lain melalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap
hari, diharapkan kita semakin membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan
alias semakin suci, semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesama manusia.
Semakin berpengalaman berarti semakin suci, semakin banyak kenalan
berarti semakin memiliki banyak sahabat, demikian juga semakin kaya akan
harta benda dan uang juga semakin suci, semakin tinggi jabatan dan
kedudukan semakin dapat menjadi teladan dalam penghayatan iman. Semoga
kita semua tumbuh berkembang dalam pengahayatan iman, semakin
meninggalkan cara melihat, cara merasa, cara berpikir, cara bersikap dan
cara bertindak yang tidak sesuai dengan kehendak dan perintah Tuhan,
entah itu berupa tradisi atau kebiasan-kebiasaan sebagai warisan
nenek moyang atau lingkungan hidup kita.
· “Berdiam dirilah, hai segala makhluk, di hadapan TUHAN, sebab Ia telah bangkit dari tempat kediaman-Nya yang kudus”
(Za 2:13). Segala makhluk berarti segala sesuatu yang hidup, tumbuh dan
berkembang di atas muka bumi ini, yaitu manusia, binatang maupun
tumbuh-tumbuhan, dan tentu saja binatang dan tumbuh-tumbuhan tergantung
dari manusia, sebagai ciptaan terluhur di bumi ini. Maka pertama-tama
dan terutama kami mengajak rekan-rekan sekalian dalam kondisi dan
situasi apapun, dimanapun dan kapanpun kami
harapkan untuk senantiasa ‘berdiri di hadapan Tuhan’. Jika kita
sungguh-sungguh berada di hadirat Tuhan, maka mau tak mau kita harus
melaksanakan kehendakNya, dan tidak mungkin hidup dan bertindak
seenaknya sendiri, mengikuti kemauan atau keinginan pribadi.
Selanjutnya, sebagaimana diperintahkan oleh Tuhan, kita semua dipanggil
untuk memelihara dan mengurus aneka jenis binatang dan tumbuh-tumbuhan
sedemikian rupa sehingga dapat membantu kita dalam penghayatan iman atau
tumbuh berkembang semakin suci, semakin membaktikan diri sepenuhnya
kepada Tuhan. Maka jika ada binatang atau tanaman piaraan yang
mengganggu penghayatan iman hendaknya disingkirkan. Maklum ada orang
yang lebih mengasihi, yang berarti memboroskan waktu dan tenaganya bagi
binatang atau tanaman piaraannya dari pada sesamanya manusia, atau
bahkan isteri/suami atau anak-anaknya. Ada juga ongkos pemeliharaan
binatang atau tanaman piaraan lebih tinggi daripada ongkos hidup seluruh
anggota
keluarganya. Yang lebih memprihatinkan lagi adalah orang yang
menghabisi binatang atau tanaman demi tujuan komersial, sehingga menjadi
ancaman bagi kehidupan manusia. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa semua
makluk hidup di atas bumi ini adalah ciptaan Tuhan, maka hendaknya
diusahakan agar semua makluk di permukaan bumi senantiasa tumbuh dan
berkembang sesuai dengan kehendak Tuhan.
"Jiwaku
memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,
sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai
dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang
Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan
nama-Nya adalah kudus.Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut
akan Dia.Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan
mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya” (Luk 1:46-51)
Rabu 21 November 2012
Romo Ignatius Sumarya, SJ