“Apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.”
Ketegangan
antara pilihan DIY tetap sebagai daerah istimewa yang dipimpin oleh
seorang raja sebagai gubernur dan DIY menjadi daerah seperti lainnya
akhirnya dimenangkan oleh pilihan pertama, yaitu bahwa DIY tetap daerah
istimewa yang dipimpin oleh seorang raja, sebagai gubernur. Memang jika
dicermati, yang secara kebetulan DIY juga menjadi daerah pariwisata,
keamanan dan kesejahteraan rakyat DIY cukup baik. Keamanan lingkungan
terjamin dengan baik, dan memang sang pemimpin, yaitu Sultan senantiasa
turun kebawah untuk memperhatikan rakyat kecil. Dalam film Soegija yang
belum lama ini dipertontonkan hampir di seluruh wilayah Indonesia dapat
dilihat betapa besar perjuangan dan pengorbanan masyarakat atau rakyat
Yogyakarta dalam mempertahankan kemerdekaan NKRI, yang baru saja
dimaklumkan oleh
Soekarno-Hatta. Memang jika dipelajari salah satu tugas raja adalah
memerdekakan atau mensejaherakan rakyat, sehingga rakyat pun juga
tergerak untuk berpartisipasi dalam gerakan pembangunan dan
pensejahteraan bersama. Maka baiklah di hari Minggu terakhir dalam Tahun
Liturgi ini, dimana kita diajak untuk mengenangkan Yesus Kristus Raja
Semesta Alam, kami mengajak anda sekalian, segenap umat beriman, untuk
mawas diri: sejauh mana cara hidup dan cara bertindak kita semakin
dirajai atau dikuasai oleh Allah, sehingga kapan pun dan dimana pun kita
senantiasa hidup, bertindak dan berjuang demi kesejahteraan umum atau
rakyat.
“Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.”(Yoh 8:36)
Yang
dimaksudkan dengan ‘Anak’ di sini adalah Yesus Kristus, yang datang ke
dunia untuk menyelamatkan dunia seisinya atau seluruh alam raya ini, dan
tentu saja terutama dan pertama-tama adalah manusia, ciptaan terluhur
di alam raya ini. Selamat memang berarti juga bebas merdeka, maka
marilah kita mawas diri apakah sebagai orang beriman kita juga semakin
bebas merdeka, tidak memiliki kelekatan tak teratur, yang bertentangan
dengan kehendak Tuhan. Orang yang sungguh bebas merdeka tak punya
ketakutan atau kekhawatiran atau kecemasan sedikitpun dalam hidup di
dunia ini: hati, jiwa, akal budi dan tubuhnya sungguh bebas merdeka,
artinya tak dikuasai oleh dosa atau perilaku jahat apapun. Maka marilah
kita mawas diri apakah kita ‘benar-benar merdeka’.
Orang
yang ‘benar-benar merdeka’ juga disebut sebagai ‘anak-anak Allah’
artinya orang yang senantiasa ‘tinggal atau diam di dalam rumah Allah’.
Tentu saja yang kami maksudkan sebagai ‘rumah Allah’ bukan hanya
tempat-tempat ibadat saja, melainkan orang sungguh hidup dan bertindak
dalam dan atas nama Allah. Maka jangan seperti orang-orang tertentu yang
sangat fanatic, dimana berseru atas nama Allah kemudian merusak dan
membunuh. Allah mendambakan atau menghendaki apa saja yang telah
diciptakan senantiasa baik adanya, tidak tercemar atau tergores oleh
dosa sedikitpun. Maka sebagaimana ketika kita diciptakan dalam keadaan
‘telanjang’, demikian pula ketika kita meninggal dunia. Telanjang yang
saya maksudkan tidak hanya secara fisik melainkan secara rohani atau
spiritual, yaitu
keadaan dimana orang tidak memiliki malu dan takut sedikitpun karena
dirinya dalam keadaan suci dan bersih.
Jika
diperhatikan dalam hidup biasa setiap hari orang yang kelihatan bebas
merdeka adalah ‘orang gila’ yang berkeliaran di jalanan; dimana yang
bersangkutan senyum terus, tidak marah (marahnya sudah habis), tidak
cemas dan tidak khawatir, dst… Kami berharap kita meneladan ‘orang gila’
tersebut, tidak berarti harus menjadi gila, tetapi orang yang
senantiasa senyum terus-menerus karena senantiasa hidup dan bekerja
dalam kesatuan dan kebersamaan dengan Tuhan, sehingga juga menjadi
pribadi yang ‘bebas merdeka’. Gunakan atau fungsikan kebebasan untuk
membahagiakan orang lain, bukan untuk hidup dan bertindak seenaknya
sendiri. Tuhan telah menganugerahkan kebebasan kepada kita semua, maka
kami juga berharap ketika ada sekelompok umat menyelenggarakan ibadat
tidak diganggu, melainkan
didukung, demikian juga ketika ada pendirian rumah ibadat apapun
hendaknya diizinkan, tidak dipersulit, apalagi dilarang. Daripada rumah
atau bangunan difungsikan untuk komersial, apalagi bisnis seks seperti
losmen atau hotel kelas melati, lebih baik untuk beribadat.
"Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa." (Why 1:8)
Yesus Kristus, Raja Semesta Alam adalah “Alfa dan Omega…, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang”, dengan
kata lain Ia adalah Raja Abadi, maka siapapun yang beriman kepadaNya
ketika dipanggil Tuhan akan memasuki hidup abadi, berbahagia dan mulia
selamanya di sorga. Beriman kepada-Nya berarti cara hidup dan cara
bertindaknya dimana pun dan kapanpun dijiwai oleh iman, mempercayakan
diri sepenuhnya kepada Penyelenggaran Tuhan atau Penyelenggaraan Ilahi.
Tuhan
lah yang menciptakan segala sesuatu yang ada di permukaan bumi ini,
maka segala sesuatu akan hidup dan baik adanya jika senantiasa ada di
dalam PenyelenggaraanNya, maka pertama-tama kami mengingatkan kita
semua, sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan sesuai dengan gambar
atau citraNya, hendaknya setia menjadi perwujudan
‘citra atau gambar Tuhan’ dalam cara hidup dan cara bertindak setiap
hari dimana pun dan kapan pun. Dengan kata lain siapapun yang melihat
kita atau bergaul dengan kita akan tergerak untuk membuka diri juga
kepada Penyelenggaraan Ilahi, kemudian dengan rendah hati senantiasa
berusaha hidup suci. Maka marilah kita saling menjaga dan membantu agar
kita semua tetap setia sebagai ‘citra atau gambar
Tuhan’.
“Aku
terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan
awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada
Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.Lalu diberikan
kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka
orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi
kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan
lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.” (Dan
7:13-14). Kutipan ini kiranya menggambarkan orang yang sungguh
mengandalkan diri kepada Penyelenggaran Ilahi, sehingga orang dapat
melihat kehadiran dan karya Tuhan di alam raya, termasuk di awan-awan
atau di langit biru. Pengalaman yang
demikian kiranya dimiliki oleh para petani maupun pelaut, yang setiap
hari memboroskan waktu dan tenaga, hidup dan bekerja di dalam
keterbukaan alam raya, maka jika anda hendak mengenal lebih lanjut
perihal pengalaman tersebut, silahkan bercakap-cakap dengan petani atau
pelaut.
Akhir
kata semoga dengan mengenangkan Yesus Kristus, Raja Semesta Alam, hari
ini kita semua semakin dikuasai atau dirajai oleh Tuhan dalam cara hidup
dan cara bertindak kita setiap hari, sehingga ketika dipanggil Tuhan
nanti kita langsung menikmati hidup abadi, mulia dan bahagia selamanya
di sorga.
“TUHAN
adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian, berikat
pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang;
takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.Peraturan-Mu
sangat teguh; bait-Mu layak kudus, ya TUHAN, untuk sepanjang masa.” (Mzm 93:1-2.5)
Minggu, 25 November 2012
Romo Ignatius Sumarya, SJ