“Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” (Luk 11:5-13), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Sebagai orang beriman atau beragama kiranya kita sering berdoa, dan isi doa pada umumnya adalah permohonan. Secara kebetulan hari ini, 11 Oktober 2012, adalah Hari Pemakluman Tahun Iman dari 11 Oktober 2012 s/d 24 Oktober 2013, maka kami berharap jika mengajukan permohonan kepada Tuhan dalam doa, hendaknya mohon agar iman kita semakin tangguh dan handal, mendalam, benar dan akurat. Untuk itu sebagaimana disabdakan oleh Yesus, marilah kita mohon karunia Roh Kudus, karena dengan demikian permohonan kita pasti akan terkabul. Dengan kata lain marilah kita mohon agar kita hidup dan bertindak dijiwai oleh Roh Kudus alias iman, pembaktian diri sepenuhnya kepada Tuhan. Memang permohonan ini akan menjadi kenyataan alias terwujud butuh kerjasama kita yang memohonnya, antara lain, sebagaimana diharapkan oleh Gembala kita, marilah kita baca, fahami, renungkan dan cecap dalam-dalam apa yang tertulis dalam dokomen-dokumen guna mendukung hidup beriman, seperti Kitab Suci, Dokumen-dokumen Konsili Vatikan II maupun Katekismus Gereja Katolik. Sekiranya kita tidak mungkin membaca seluruhnya, baiklah kita pilih apa yang sesuai dengan panggilan maupun tugas pengutusan kita. Dokumen-dokumen Konsili Vatikan II hemat kami sungguh lengkap, mencakup semua dimensi hidup kita di tengah masyarakat: hidup beragama/menggereja, bermasyarakat, politik, social, berkeluarga, pelayanan pendidikan, liturgy dst.. Pembacaan atau pendalaman kiranya dapat dilakukan secara pribadi atau bersama-sama di dalam keluarga, tempat kerja, sekolah, komunitas, dst..
· “Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil?” (Gal 3:5). Sebagai orang yang telah dibaptis maupun menerima Sakramen Krisma kita telah menerima anugerah Roh Kudus, maka baiklah anugerah ini tidak kita sia-siakan. Apakah melalui cara hidup dan cara bertindak kita sering terjadi mujizat? Kami percaya bahwa setiap hari kita melakukan mujizat jika kita hidup dijiwai oleh Roh Kudus. Bentuk mujizat adalah berupa pembaharuan-pembaharuan atau penemuan-penemuan hal-hal baru. Maka baiklah aneka macam bentuk pembaharuan atau penemuan baru hendaknya tidak dihayati hanya karena kerja keras atau usaha kita, tetapi juga karena campur tangan Allah melalui Roh yang dianugerahkan kepada kita. Hendaknya jangan ada orang yang menyombongkan diri karena kesuksesan atau keberhasilan, dengan kata lain hayati dengan rendah hati segala keberhasilan dan kesuksesan, semakin sukses dan berhasil dalam hidup dan kerja hendaknya semakin bersyukur dan berterima kasih. Kutipan di atas juga mengingatkan dan mengajak kita untuk pertama-tama mentaati dan melaksanakan aneka aturan dan tata tertib, dan dimana perlu mengatasinya, artinya secara konkret dapat dikatakan melanggar tata tertib atau aturan, tetapi yang benar adalah demi keselamatan jiwa lebih banyak kita mengatasi tata tertib atau aturan. Hendaknya kita hidup dan bertindak dengan pedoman pada nilai-nilai moral bukan hukum. Untuk itu binalah kebersihan suara hati anda, antara lain dengan senantiasa melakukan apa yang baik dan menyelamatkan, terutama keselamatan jiwa manusia. Marilah kita hidup dan bertindak lebih berpedoman pada perintah Allah daripada perintah manusia.
“Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu, -- seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus -- untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita, untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus, yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita, supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut, dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita” (Luk 1:69-75)
Kamis, 11 Oktober 2012
Romo Ignatius Sumarya, SJ