“ Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya: "Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu." (Mat 11:20-24), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan sederhana sebagai berikut:
· Kota Kapernaum yang dikecam oleh Yesus memang sampai saat ini masih ada, berupa puing batu dan rerentuhan yang ditumbuhi oleh rumput liar; dan memang masih ada beberapa tiang batu yang berdiri meskipun tidak utuh lagi. Kota tersebut segera hancur dan tak terurus karena warganya jahat, hidup dan bertindak hanya mengikuti selera pribadi, seenaknya sendiri, kurang peka terhadap sesamanya apalagi dengan aneka macam sarana dan bangunan. Maka sabda hari ini mengingatkan kita semua, khususnya warga kota-kota besar dan kecil, yang pada umumnya ada gejala hidup dan bertindak hanya mengutamakan kepentingan pribadi atau keluarga dan kurang peka terhadap lingkungan hidupnya maupun sesamanya dalam satu kota, satu RW dst.. Kepada kita semua kami harapkan mengusahakan, memperdalam dan memperkuat kepekaan sosial, peka terhadap kebutuhan sesamanya maupun dalam perawatan fasilitas umum. Kebejatan moral warga kota besar juga terus berlangsung, antara lain menggejala diantara orang-orang berduit dengan berpesta-pora, judi, pergi ke pelacuran, mabok-mabokan, pesta miras maupun narkoba. Kami berharap anak-anak sedini mungkin dididik dan dibiasakan hidup sederhana dan peka terhadap kebutuhan sesamanya, terutama yang miskin dan berkekurangan. Sebagian warga kota besar seperti Jakarta hemat saya bersikap mental bahwa harga dirinya ada pada ‘kemampuan membeli’, setiap ada produk baru dibeli, entah fungsional untuk dirinya maupun sesamanya tak ambil pusing. Maka dengan ini kami mengharapkan para warga kota besar atau kecil untuk bertobat, jika mendambakan kebahagiaan dan kesejahteraan sejati seluruh warganya. Kami berharap mereka yang berpengaruh dalam hidup bersama di kota-kota untuk menggerakkan pertobatan warga kotanya.
· "Baiklah engkau keluar menemui Ahas, engkau dan Syear Yasyub, anakmu laki-laki, ke ujung saluran kolam atas, ke jalan raya pada Padang Tukang Penatu,dan katakanlah kepadanya: Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dengan Aram dan anak Remalya” (Yes 7:3-4), demikian firman Allah melalui nabi Yesaya. “Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang”, inilah yang hendaknya kita renungkan atau refleksikan bersama. Aneka godaan atau rayuan untuk berbuat jahat atau berperilaku amoral hendaknya dihadapi dengan keteguhan hati dan tenang. Percayalah jika anda memiliki keteguhan hati dan ketenangan pasti akan mampu mengatasi dan mengalahkan aneka godaan dan rayuan untuk berbuat jahat atau melakukan tindakan amoral. Berteguh hati pada janji yang telah diikrarkan itulah yang kami dambakan bagi kita semua, segenap umat beriman. Berpegang teguhlah pada iman anda dalam menghadapi aneka godaan dan rayuan, alias bersama dan bersatu dengan Tuhan anda pasti mampu mengatasi godaan dan rayuan untuk berbuat jahat. Dalam menghadapi godaan atau rayuan hendaknya juga tetap tenang, tidak tergesa-gesa, sebagaimana nasihat orang Jawa yang sering mengatakan “Diamkan saja, nanti akan berhenti sendiri”. Godaan atau rayuan setan semakin ditanggapi pada umumnya semakin merajalela dan anda tak akan mampu lagi melawannya, tanpa bantuan orang lain. Tentu saja tenang yang kami maksudkan tidak berarti tidak berbuat apa-apa, melainkan hendaknya dalam hati berdoa mohon kekuatan dan rahmat Tuhan untuk menghadapi dan mengalahkan godaan atau rayuan. Berdoalah selalu agar anda lepas atau terbebaskan dari aneka godaan dan rayuan setan.
“Besarlah TUHAN dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi; gunung Sion itu, jauh di sebelah utara, kota Raja Besar. Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai benteng.Sebab lihat, raja-raja datang berkumpul, mereka bersama-sama berjalan maju; demi mereka melihatnya, mereka tercengang-cengang, terkejut, lalu lari kebingungan” (Mzm 48:2-6)
Selasa, 17 Juli 2012
Romo Ignatius Sumarya, SJ
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan sederhana sebagai berikut:
· Kota Kapernaum yang dikecam oleh Yesus memang sampai saat ini masih ada, berupa puing batu dan rerentuhan yang ditumbuhi oleh rumput liar; dan memang masih ada beberapa tiang batu yang berdiri meskipun tidak utuh lagi. Kota tersebut segera hancur dan tak terurus karena warganya jahat, hidup dan bertindak hanya mengikuti selera pribadi, seenaknya sendiri, kurang peka terhadap sesamanya apalagi dengan aneka macam sarana dan bangunan. Maka sabda hari ini mengingatkan kita semua, khususnya warga kota-kota besar dan kecil, yang pada umumnya ada gejala hidup dan bertindak hanya mengutamakan kepentingan pribadi atau keluarga dan kurang peka terhadap lingkungan hidupnya maupun sesamanya dalam satu kota, satu RW dst.. Kepada kita semua kami harapkan mengusahakan, memperdalam dan memperkuat kepekaan sosial, peka terhadap kebutuhan sesamanya maupun dalam perawatan fasilitas umum. Kebejatan moral warga kota besar juga terus berlangsung, antara lain menggejala diantara orang-orang berduit dengan berpesta-pora, judi, pergi ke pelacuran, mabok-mabokan, pesta miras maupun narkoba. Kami berharap anak-anak sedini mungkin dididik dan dibiasakan hidup sederhana dan peka terhadap kebutuhan sesamanya, terutama yang miskin dan berkekurangan. Sebagian warga kota besar seperti Jakarta hemat saya bersikap mental bahwa harga dirinya ada pada ‘kemampuan membeli’, setiap ada produk baru dibeli, entah fungsional untuk dirinya maupun sesamanya tak ambil pusing. Maka dengan ini kami mengharapkan para warga kota besar atau kecil untuk bertobat, jika mendambakan kebahagiaan dan kesejahteraan sejati seluruh warganya. Kami berharap mereka yang berpengaruh dalam hidup bersama di kota-kota untuk menggerakkan pertobatan warga kotanya.
· "Baiklah engkau keluar menemui Ahas, engkau dan Syear Yasyub, anakmu laki-laki, ke ujung saluran kolam atas, ke jalan raya pada Padang Tukang Penatu,dan katakanlah kepadanya: Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dengan Aram dan anak Remalya” (Yes 7:3-4), demikian firman Allah melalui nabi Yesaya. “Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang”, inilah yang hendaknya kita renungkan atau refleksikan bersama. Aneka godaan atau rayuan untuk berbuat jahat atau berperilaku amoral hendaknya dihadapi dengan keteguhan hati dan tenang. Percayalah jika anda memiliki keteguhan hati dan ketenangan pasti akan mampu mengatasi dan mengalahkan aneka godaan dan rayuan untuk berbuat jahat atau melakukan tindakan amoral. Berteguh hati pada janji yang telah diikrarkan itulah yang kami dambakan bagi kita semua, segenap umat beriman. Berpegang teguhlah pada iman anda dalam menghadapi aneka godaan dan rayuan, alias bersama dan bersatu dengan Tuhan anda pasti mampu mengatasi godaan dan rayuan untuk berbuat jahat. Dalam menghadapi godaan atau rayuan hendaknya juga tetap tenang, tidak tergesa-gesa, sebagaimana nasihat orang Jawa yang sering mengatakan “Diamkan saja, nanti akan berhenti sendiri”. Godaan atau rayuan setan semakin ditanggapi pada umumnya semakin merajalela dan anda tak akan mampu lagi melawannya, tanpa bantuan orang lain. Tentu saja tenang yang kami maksudkan tidak berarti tidak berbuat apa-apa, melainkan hendaknya dalam hati berdoa mohon kekuatan dan rahmat Tuhan untuk menghadapi dan mengalahkan godaan atau rayuan. Berdoalah selalu agar anda lepas atau terbebaskan dari aneka godaan dan rayuan setan.
“Besarlah TUHAN dan sangat terpuji di kota Allah kita! Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi; gunung Sion itu, jauh di sebelah utara, kota Raja Besar. Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai benteng.Sebab lihat, raja-raja datang berkumpul, mereka bersama-sama berjalan maju; demi mereka melihatnya, mereka tercengang-cengang, terkejut, lalu lari kebingungan” (Mzm 48:2-6)
Selasa, 17 Juli 2012
Romo Ignatius Sumarya, SJ