“ Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia. Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana. Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap." (Mat 12:14-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Dalam hidup dan bekerja bersama dimana pun dan kapanpun kita pasti terikat oleh aneka aturan atau tata tertib, yang harus kita hayati atau laksanakan bersama-sama. Entah ada berapa aturan atau tata tertib pada masa kini kiranya sulit dihitung, apalagi setiap angkatan atau generasi senantiasa berusaha membuat tata tertib atau aturan baru, entah itu yang bersifat memperbaharui yang sudah ada maupun membuat yang baru sama sekali. Setiap aturan atau tata tertib memiliki jiwa atau roh atau semangat, dan hemat saya jiwa atau semangat utama ialah cintakasih, karena cintakasih merupakan hukum yang utama serta pertama-tama. Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk ‘memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa’, maka marilah pertama-tama dan terutama kita maklumkan cintakasih kepada siapapun dan dimanapun. Tentu saja kami berharap kita yang setiap hari hidup atau bekerja bersama senantiasa hidup saling mengasihi, sehingga dari kebersamaan hidup atau kerja kita senantiasa juga terwartakan cintakasih sebagai hukum yang utama dan pertama. Kebersamaan atau hidup komuniter yang dijiwai oleh cintakasih, sehingga sehati dan sejiwa, pada dirinya sendiri bersifat missioner, maka hemat saya setiap keluarga yang dibangun dan diperkembangkan dalam dan oleh cintakasih sungguh bersifat missioner, pewarta hukum utama dan pertama cintakasih. Karena cintakasih merupakan hukum utama dan terutama maka tak akan mudah dikalahkan oleh tata tertib atau aturan kebijakan lainnya. Sebaliknya hadapi dan segala sesuatu dalam dan oleh cintakasih, maka anda akan mampu mengerjakan atau mengatasinya, karena cintakasih tak mungkin dipadamkan atau dihancurkan.
· “Celakalah orang-orang yang merancang kedurjanaan dan yang merencanakan kejahatan di tempat tidurnya; yang melakukannya di waktu fajar, sebab hal itu ada dalam kekuasaannya; yang apabila menginginkan ladang-ladang, mereka merampasnya, dan rumah-rumah, mereka menyerobotnya; yang menindas orang dengan rumahnya, manusia dengan milik pusakanya!”(Mi 2:1-2). Berbagai tindak durjana atau jahat memang pada umumnya direncanakan di tempat tidur, dimana selama berbaring dan tak kunjung tertidur orang sering melamun atau mengangan-angankan sesuatu, yang kemudian menjadi rencana tindakan ketika bangun tidur. Marilah kita ingat dan sadari bahwa tempat tidur, khususnya bagi para suami isteri, adalah tempat untuk memadu kasih, mewujudkan cintakasih dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tubuh, yang antara lain ditandai dengan persetubuhan atau hubungan seksual. Dengan kata lain tempat tidur merupakan salah satu puncak atau titik penghayatan cintakasih yang mempesona, menggairahkan dan memikat. Maka kami berharap kepada kita semua untuk tidur dalam cintakasih, dan untuk itu menjelang tidur kami harapkan berdoa mohon agar dapat tidur dalam kasih Tuhan, sehingga dapat tidur nyenyak dan kemudian bangun dengan segar serta siap sedia hidup dan bertindak saling mengasihi. Mengawali hari baru dalam cintakasih maka sepanjang hari akan hidup dan bertindak saling mengasihi kapanpun dan dimanapun. Kepada yang berjaga sepanjang malam karena tugas atau pekerjaan kami harapkan tetap hidup dan bertindak saling mengasihi, dan hendaknya tidak melakukan tindak durjana atau kejahatan sekecil apapun. Semoga mereka yang masih suka melakukan tindak durjana atau jahat di waktu malam atau waktu tidur segera bertobat dan memperbaharui diri untuk senantiasa hidup dan bertindak baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa Tuhan bekerja terus menerus siang malam, tak kenal tempat dan waktu, sehingga apapun yang kita lakukan diketahui oleh Tuhan.
“ Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan? Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas; mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan. Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN. Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: "Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!", itulah seluruh pikirannya.” (Mzm 10:1-4)
Sabtu, 21 Juli 2012
Romo Ignatius Sumarya, SJ