“Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran”
Kesadaran untuk pendidikan anak-anak atau generasi muda semakin meningkat dan mendalam, dan kita semua kiranya menyadari bahwa menjadi orang yang cerdas secara spiritual, handal dan kompeten dalam menanggapi kebutuhan dan perkembangan zaman. Perubahan dan perkembang-an yang terjadi di dunia masa kini memang membutuhkan orang-orang yang sungguh cerdas secara spiritual, handal dan kompeten serta senantiasa siap sedia untuk segala kemungkinan dan kesempatan. Seminari Menengah St.Petrus Kanisius Mertoyudan- Magelang memiliki visi “Seminari adalah komunitas pendidikan calon imam tingkat menengah yang handal dan kompeten”. Hari-hari dalam masa Novena Roh Kudus ini kiranya kita semua mendambakan dapat menerima anugerah Roh, tujuh karunia Roh Kudus, yaitu: “Roh Hikmat, Roh Pengertian, Roh Nasihat, Roh Keperkasaan, Roh Pengenalan akan Allah, Roh Kesalehan, Roh Takut Akan Allah” (lih PS no 93). Maka marilah kita renungkan sabda Yesus hari ini, dan saya dengan sederhana berusaha untuk merefleksikannya.
“ Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran” (Yoh 17:17-19)
Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita diutus ke dalam dunia, berpartisipasi dalam seluk beluk dunia, hidup mendunia atau membumi. Tantangan dan masalah dalam kehidupan di dunia ini sungguh besar dan berat. Harian Kompas tanggal 16 Mei 2012 yang lalu di halaman pertama mengetengahkan bahwa “Mental Korupsi sudah merata”; sikap mental dan tindakan korupsi merata dalam diri para pejabat dan petinggi pemerintahan dan masyarakat kita. Maka hemat kami semakin mendunia, berpartisipasi dalam seluk-beluk dunia harus semakin beriman, karena tanpa iman hidup mendunia pasti amburadul. Dengan demikian tepatlah sabda dan harapan Yesus : ”Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firmanMU adalah kebenaran…. Aku menguduskan diriKu bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran”
Aneka macam kebenaran atau ajaran harus diketahui dan dikuasai dengan baik dan benar, agar kita selamat dalam mendunia, berpartisipasi dalam seluk-beluk dunia. Peranan pendidikan atau sekolah hemat saya sungguh besar dalam usaha mengetahui dan menguasai kebenaran-kebenaran dan ajaran-ajaran. Maka kami berharap kita semua sungguh memiliki opsi pada aneka usaha dan gerakan pendidikan yang benar dan baik. Salah satu pembantu dalam usaha mengetahui dan menguasai kebenaran dan ajaran adalah para guru atau dosen di sekolah-sekolah atau perguruan-perguruan tinggi, namun sungguh memprihatinkan bahwa perhatian untuk menjadi guru maupu terhadap guru di sekolah-sekolah tidak memadai sebagaimana diharapkan. Banyak orang mengeluh terhadap dan mengritik kwalitas pendidikan, tetapi tidak rela berkorban bagi pendidikan, entah itu dengan tenaganya maupun harta kekayaannya. Maka ada lagu bagi para guru yang berjudul “pahlawan tanpa jasa”, pejuang dan pekerja keras yang menerima imbal jasa tidak memadai.
Seminari Menengah, termasuk Seminari Menengah St Petrus Kanisius Mertoyudan-Magelang, merupakan salah satu usaha atau pelayanan untuk mempersiapkan dan memupuk mereka yang terpanggil untuk menjadi imam agar menjadi ‘kudus dalam kebenaran dan firman atau ajaran’. Tuntutan dan kebutuhan sarana-prasarana untuk mempersiapkan dan memupuk panggilan para seminaris atau calon imam semakin meningkat, sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Gedung atau bangunan serta sarana-prasarana yang dibangun kurang lebih 50 (lima puluh) tahun lalu kurang memadai lagi bagi proses pembelajaran dan pendidikan seminaris masa kini, maka kami harus mengadakan rehabitasi maupun pengadaan sarana-prasarana serta bangunan/gedung, dan untuk itu membutuhkan uluran kebaikan dan bantuan anda. Dengan renda hati kami mengetok hati anda sekalian untuk membantu pengembangan dan perbaikan bangunan maupun sarana-prasarana penyelenggaraan Seminari Menengah St.Petrus Kanisius Mertoyudan- Magelang. Ulurkan dana, uang, harta, perhatian maupun doa anda bagi penyelenggaran pendidikan para calon imam ini. Jika hari kita kita diajak mengenangkan Hari Komunikasi Sedunia, ingat bahwa kata komunikasi berasal dari bahasa Latin “communicare”, yang berarti antara lain saling berbagi dan saling memberi. Berbagilah dan pedulilah pada kami, Seminari Menengah St.Petrus Kanisius, Meertoyudan-Magelang.
“Kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia” (1Yoh 4:14-16)
Sebagai orang beriman atau beragama kami harapkan “kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita”, yang berarti kita senantiasa ada, hidup dan bergerak dalam kasih, saling mengasihi satu sama lain tanpa pandang bulu. Tidak hidup dan bertindak saling mengasihi berarti tidak beriman, tidak percaya kepada Allah alias atheis. Jika dicermati kiranya cukup banyak orang pada masa kini kurang atau tidak beriman, yang antara lain dapat dilihat dalam tindakan korupsi maupun amoral lainnya yang masih marak pada masa kini, bahkan mereka yang bernaung di bawah departemen yang harus membina manusia agar cerdas beriman sarat melakukan korupsi dan tindakan amoral, yaitu ‘departemen pendidikan dan departemen agama’. Sekali lagi saya angkat sesuatu yang memprihatinkan, yaitu: ujian nasional tingkat SMP dan SMA yang berlalu bulan lalu dijaga atau diawasi oleh polisi berarti sekolah adalah pendidikan penjahat, yaitu korupsi karena kebiasaan menyontek.
Hidup dan bertindak dalam kasih Allah berarti hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Maka kami berharap kepada para orangtua untuk mendidik dan membina anak-anaknya sedini mungkin menjadi orang yang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur dengan nasihat maupun teladan orangtua, dan selanjutnya hal ini diperdalam dan diperkembangkan di sekolah-sekolah, sebagai pembantu para orangtua dalam mendidik anak-anaknya. Orangtua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya, sedangkan sekolah merupakan pembantu orangtua, maka hendaknya ada kerjasama antara orangtua dan sekolah/para guru.
"Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya.” (Kis 1:24-25), demikian doa para rasul untuk mohon terang dan bantuan Allah dalam rangka memilih generasi pengganti atau penerus. Doa macam ini hendaknya juga dilakukan oleh para orangtua, guru atau pendidik dalam rangka mendidik anak-anak atau peserta didik. Marilah kita mohon terang Allah untuk memilih apa-apa saja yang baik untuk kita lakukan dan sampaikan atau ajarkan/dididikkan bagi anak-anak atau peserta didik. Di sekolah-sekolah hendaknya setiap awal sekolah diselenggarakan doa bersama di antara para guru/pendidik dan kemudian bersama-sama dengan peserta didik. Para orangtua kami harapkan setiap hari mendoakan anak-anaknya agar tumbuh berkembang menjadi pribadi yang cerdas beriman.
“Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!... tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.”
(Mzm 103:1-2.11-12)
Minggu, 20 Mei 2012
Note: refleksi ini saya buat sekaligus sebagai persiapan kotbah dalam Misa Minggu di gereja paroki-Purbayan, Solo, dalam rangka usaha sumbangan untuk rehabilitasi bangunan Seminari Menengah St.Petrus Kanisius Mertoyudan. Jika anda tergerak untuk membantu silahkan hubungi kami via email.