Im 19:1-2.11-18; Mzm 19:8-10.15; Mat 25:31-46.
"Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum;ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu mereka pun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal." (Mat 25:31-46)
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· “Katolik sejati harus peduli dan berbagi”, demikian tema APP tahun 2012 ini. Warta Gembira hari ini kiranya sangat cocok untuk merenungkan tema tersebut, sebagaimana disabdakan bahwa “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”. Yang paling hina antara lain adalah yang lapar, haus, terasing, telanjang, sakit dan terpenjara, dst.. Di dalam lingkungan hidup dan kerja kita setiap hari hemat saya pasti ada orang-orang terhina tersebut, entah secara phisik, social, emosional maupun spiritual. Tanpa pandang bulu marilah kita peduli dan siap berbagi dengan mereka yang hina di lingkungan hidup kita, marilah kita wujudkan kemurahan hati kita kepada mereka. Jika di lingkungan hidup dan kerja anda sendiri tak ada yang hina, marilah kita perhatikan alias kita wujudkan kemurahan hati kita kepada mereka yang berada di tempat-tempat panti asuhan atau penampungan-penampungan orang-orang yang kurang menerima perhatian. Dalam hal pendidikan dan kesehatan kiranya masih cukup banyak yang membutuhkan kemurahan hati anda, kepedulian anda, entah itu dengan memberi beasiswa kepada mereka yang tak mampu, atau memberi sumbangan dana bagi yang menderita sakit dan tidak memiliki dana atau uang untuk berobat. Yang hina di sekolah-sekolah antara lain adalah para peserta didik yang bodoh atau nakal, maka hendaknya anda para guru/pendidik peduli terhadap meraka. Di rumah-rumah sakit terbaring mereka yang sedang menderita sakit, baiknya jika ada kesempatan atau kemungkinan kami ajak anda untuk mendangi atau mengunjungi mereka, memberi sapaan atau sentuhan kasih dan kemurahan hati, dan jangan bertanya kesana - kemari kepada mereka yang sedang terbaring sakit. Datang, sapa dengan kasih dan doakan mereka. Kami berharap juga kepada para orangtua yang memiliki bayi atau anak balita untuk sungguh memboroskan waktu dan tenaga bagi mereka, sebagai bukti kasih anda.
· “Janganlah kamu mencuri, janganlah kamu berbohong dan janganlah kamu berdusta seorang kepada sesamanya. Janganlah kamu bersumpah dusta demi nama-Ku, supaya engkau jangan melanggar kekudusan nama Allahmu; Akulah TUHAN. Janganlah engkau memeras sesamamu manusia dan janganlah engkau merampas; janganlah kautahan upah seorang pekerja harian sampai besok harinya. Janganlah kaukutuki orang tuli dan di depan orang buta janganlah kautaruh batu sandungan, tetapi engkau harus takut akan Allahmu; Akulah TUHAN. Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan; janganlah engkau membela orang kecil dengan tidak sewajarnya dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili orang sesamamu dengan kebenaran. Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah TUHAN. Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia. Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN” (Im 19:11-18). Kutipan dari Kitab Imamat ini hemat saya sudah cukup jelas sebagai perintah moral, yang hendaknya kita laksanakan atau hayati di dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun. Anda kiranya dapat memilih sendiri perintah moral mana yang sesuai dengan lingkungan hidup atau kerja kita, yang harus kita hayati dengan sepenuh hati. Sebagai contoh perkenankan saya mengangkat masalah mencuri dan berbohong, mengingat dan memperhatikan pada masa kini masih cukup banyak orang suka mencuri dan berbohong melalui aneka bentuk dan kesempatan, sebagaimana nampak dalam tindakan korupsi atau berbohong, bahkan dilakukan oleh mereka yang disebut terhormat, misalnya pada anggota DPR, para aksekutif maupun para legislatif. Bapak Karni Ilyas melalui TV senantiasa mengangkat kata-kata: “Kalau yamg memerintah, mengawasi dan seharusnya melayani sudah korupsi, lalu siapa lagi yang dapat memberantas korupsi”. Semoga kata-kata ini tidak memperlemah anda semua dalam rangka memberantas korupsi dan kebohongan yang masih marak di negeri kita ini.
“Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya,” (Mzm 19:8-10)
Senin, 27 Februari 2012
Romo Ignatius Sumarya, SJ
"Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum;ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu mereka pun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal." (Mat 25:31-46)
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· “Katolik sejati harus peduli dan berbagi”, demikian tema APP tahun 2012 ini. Warta Gembira hari ini kiranya sangat cocok untuk merenungkan tema tersebut, sebagaimana disabdakan bahwa “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”. Yang paling hina antara lain adalah yang lapar, haus, terasing, telanjang, sakit dan terpenjara, dst.. Di dalam lingkungan hidup dan kerja kita setiap hari hemat saya pasti ada orang-orang terhina tersebut, entah secara phisik, social, emosional maupun spiritual. Tanpa pandang bulu marilah kita peduli dan siap berbagi dengan mereka yang hina di lingkungan hidup kita, marilah kita wujudkan kemurahan hati kita kepada mereka. Jika di lingkungan hidup dan kerja anda sendiri tak ada yang hina, marilah kita perhatikan alias kita wujudkan kemurahan hati kita kepada mereka yang berada di tempat-tempat panti asuhan atau penampungan-penampungan orang-orang yang kurang menerima perhatian. Dalam hal pendidikan dan kesehatan kiranya masih cukup banyak yang membutuhkan kemurahan hati anda, kepedulian anda, entah itu dengan memberi beasiswa kepada mereka yang tak mampu, atau memberi sumbangan dana bagi yang menderita sakit dan tidak memiliki dana atau uang untuk berobat. Yang hina di sekolah-sekolah antara lain adalah para peserta didik yang bodoh atau nakal, maka hendaknya anda para guru/pendidik peduli terhadap meraka. Di rumah-rumah sakit terbaring mereka yang sedang menderita sakit, baiknya jika ada kesempatan atau kemungkinan kami ajak anda untuk mendangi atau mengunjungi mereka, memberi sapaan atau sentuhan kasih dan kemurahan hati, dan jangan bertanya kesana - kemari kepada mereka yang sedang terbaring sakit. Datang, sapa dengan kasih dan doakan mereka. Kami berharap juga kepada para orangtua yang memiliki bayi atau anak balita untuk sungguh memboroskan waktu dan tenaga bagi mereka, sebagai bukti kasih anda.
· “Janganlah kamu mencuri, janganlah kamu berbohong dan janganlah kamu berdusta seorang kepada sesamanya. Janganlah kamu bersumpah dusta demi nama-Ku, supaya engkau jangan melanggar kekudusan nama Allahmu; Akulah TUHAN. Janganlah engkau memeras sesamamu manusia dan janganlah engkau merampas; janganlah kautahan upah seorang pekerja harian sampai besok harinya. Janganlah kaukutuki orang tuli dan di depan orang buta janganlah kautaruh batu sandungan, tetapi engkau harus takut akan Allahmu; Akulah TUHAN. Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan; janganlah engkau membela orang kecil dengan tidak sewajarnya dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar, tetapi engkau harus mengadili orang sesamamu dengan kebenaran. Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah TUHAN. Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia. Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN” (Im 19:11-18). Kutipan dari Kitab Imamat ini hemat saya sudah cukup jelas sebagai perintah moral, yang hendaknya kita laksanakan atau hayati di dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun. Anda kiranya dapat memilih sendiri perintah moral mana yang sesuai dengan lingkungan hidup atau kerja kita, yang harus kita hayati dengan sepenuh hati. Sebagai contoh perkenankan saya mengangkat masalah mencuri dan berbohong, mengingat dan memperhatikan pada masa kini masih cukup banyak orang suka mencuri dan berbohong melalui aneka bentuk dan kesempatan, sebagaimana nampak dalam tindakan korupsi atau berbohong, bahkan dilakukan oleh mereka yang disebut terhormat, misalnya pada anggota DPR, para aksekutif maupun para legislatif. Bapak Karni Ilyas melalui TV senantiasa mengangkat kata-kata: “Kalau yamg memerintah, mengawasi dan seharusnya melayani sudah korupsi, lalu siapa lagi yang dapat memberantas korupsi”. Semoga kata-kata ini tidak memperlemah anda semua dalam rangka memberantas korupsi dan kebohongan yang masih marak di negeri kita ini.
“Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya,” (Mzm 19:8-10)
Senin, 27 Februari 2012
Romo Ignatius Sumarya, SJ