“Maka kata Yesus kepada mereka: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!" Lalu mereka membawanya kepada-Nya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: "Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawabnya: "Sejak masa kecilnya. Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami." Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!" Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia menegor roh jahat itu dengan keras, kata-Nya: "Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!" Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang yang berkata: "Ia sudah mati." Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri. Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?" Jawab-Nya kepada mereka: "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa." (Mrk 9:19-29), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Setan adalah malaikat Tuhan yang membelot alias tidak setia kepada Tuhan yang telah menciptakan-nya. Memang malaikat atau setan lebih tinggi, kuat dan kuasa daripada manusia, dan manusia boleh dikatakan menjadi rebutan antara setan dan manusia. Manusia yang tidak atau kurang beriman pasti dengan mudah dikuasai oleh setan, sehingga yang bersangkutan dihancurkan. Warta gembira hari ini mengingatkan kita semua bahwa jika kita sungguh berdoa alias senantiasa menjalin relasi dengan Tuhan alias sungguh beriman, maka kita tak akan mudah dikuasai oleh setan atau bahkan dapat mengusir setan yang menguasai saudara-saudari kita. Pada masa kini setan sudah menguasai banyak orang sehingga mereka hidup dan bertindak hanya mengikuti keinginan sendiri demi kenikmatan pribadi, entah itu dalam hal makanan, minuman atau seks. NARKOBA juga telah menguasai sebagian warga kita, sehingga merepotkan banyak orang; demikian juga korupsi. Baik narkoba maupun korupsi hemat saya merupakan buah perbuatan setan. Kasus korupsi yang melanda negeri kita telah menyita waktu dan tenaga para petinggi negeri hanya sibuk mengurus diri sendiri dan bukan melayani rakyat. Marilah kita tingkatkan dan perdalam hidup doa kita, antara lain mendoakan mereka yang dikuasai oleh setan sehingga hidup tak bermoral agar bertobat. Jika anda juga merasa dirayu oleh setan dengan aneka tawaran kenikmatan, tanggapi saja dengan berdoa.
· “Di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik” (Yak 3:16-17). Apa yang dikatakan oleh Yakobus ini sungguh merupakan peringatan moral yang sangat jelas. “Iri hati dan mementingkan diri sendiri” sungguh merebak dan menjiwai cukup banyak orang di negeri tercinta kita ini. Yang sunngguh mencolok dan setiap hari diwartakan melalui aneka macam media massa adalah apa yang dilakukan oleh para wakil rakyat maupun pejabat, yang konon mau memperjuangkan kepentingan rakyat, ternyata hanya mementingkan diri sendiri atau partainya dengan melakukan korupsi. Enerji dan waktu mereka saat ini diboroskan untuk mempertahankan diri atau mengamankan diri dalam kebohongan dan keserakahan, sehingga rakyat diterlantarkan. Saya pribadi tidak terkejut dengan budaya korupsi yang dilakukan oleh para petinggi, karena entah para wakil rakyat, pejabat maupun petinggi lainnya masa kini adalah produk pendidikan 20 atau 25 tahun yang lalu, dimana kebiasaan menyontek di sekolah-sekolah ditolerir. Bukankah toleransi terhadap tindakan menyontek merupakan pendidikan toleransi terhadap korupsi. Kasus di daerah Surabaya - Jawa Timur, tahun lalu dalam peristiwa ujian nasional SD sungguh memprihatinkan: mayoritas orangtua peserta didik di sekolah yang bersangkutan mengusir pejuang dan pembela kejujuran. Sudah bobrok betulkah warga kita saat ini? Memang cukup banyak orang bersifat ‘lamis’, manis di mulit, pahit di hati dan perilaku. Sekali lagi marilah kita hadapi dan sikapi mereka dengan semakin giat dan tekun berdoa.
“Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya,” (Mzm 19:8-10)
Senin, 20 Februari 2012
Romo Ignatius Sumarya, SJ
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Setan adalah malaikat Tuhan yang membelot alias tidak setia kepada Tuhan yang telah menciptakan-nya. Memang malaikat atau setan lebih tinggi, kuat dan kuasa daripada manusia, dan manusia boleh dikatakan menjadi rebutan antara setan dan manusia. Manusia yang tidak atau kurang beriman pasti dengan mudah dikuasai oleh setan, sehingga yang bersangkutan dihancurkan. Warta gembira hari ini mengingatkan kita semua bahwa jika kita sungguh berdoa alias senantiasa menjalin relasi dengan Tuhan alias sungguh beriman, maka kita tak akan mudah dikuasai oleh setan atau bahkan dapat mengusir setan yang menguasai saudara-saudari kita. Pada masa kini setan sudah menguasai banyak orang sehingga mereka hidup dan bertindak hanya mengikuti keinginan sendiri demi kenikmatan pribadi, entah itu dalam hal makanan, minuman atau seks. NARKOBA juga telah menguasai sebagian warga kita, sehingga merepotkan banyak orang; demikian juga korupsi. Baik narkoba maupun korupsi hemat saya merupakan buah perbuatan setan. Kasus korupsi yang melanda negeri kita telah menyita waktu dan tenaga para petinggi negeri hanya sibuk mengurus diri sendiri dan bukan melayani rakyat. Marilah kita tingkatkan dan perdalam hidup doa kita, antara lain mendoakan mereka yang dikuasai oleh setan sehingga hidup tak bermoral agar bertobat. Jika anda juga merasa dirayu oleh setan dengan aneka tawaran kenikmatan, tanggapi saja dengan berdoa.
· “Di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik” (Yak 3:16-17). Apa yang dikatakan oleh Yakobus ini sungguh merupakan peringatan moral yang sangat jelas. “Iri hati dan mementingkan diri sendiri” sungguh merebak dan menjiwai cukup banyak orang di negeri tercinta kita ini. Yang sunngguh mencolok dan setiap hari diwartakan melalui aneka macam media massa adalah apa yang dilakukan oleh para wakil rakyat maupun pejabat, yang konon mau memperjuangkan kepentingan rakyat, ternyata hanya mementingkan diri sendiri atau partainya dengan melakukan korupsi. Enerji dan waktu mereka saat ini diboroskan untuk mempertahankan diri atau mengamankan diri dalam kebohongan dan keserakahan, sehingga rakyat diterlantarkan. Saya pribadi tidak terkejut dengan budaya korupsi yang dilakukan oleh para petinggi, karena entah para wakil rakyat, pejabat maupun petinggi lainnya masa kini adalah produk pendidikan 20 atau 25 tahun yang lalu, dimana kebiasaan menyontek di sekolah-sekolah ditolerir. Bukankah toleransi terhadap tindakan menyontek merupakan pendidikan toleransi terhadap korupsi. Kasus di daerah Surabaya - Jawa Timur, tahun lalu dalam peristiwa ujian nasional SD sungguh memprihatinkan: mayoritas orangtua peserta didik di sekolah yang bersangkutan mengusir pejuang dan pembela kejujuran. Sudah bobrok betulkah warga kita saat ini? Memang cukup banyak orang bersifat ‘lamis’, manis di mulit, pahit di hati dan perilaku. Sekali lagi marilah kita hadapi dan sikapi mereka dengan semakin giat dan tekun berdoa.
“Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya,” (Mzm 19:8-10)
Senin, 20 Februari 2012
Romo Ignatius Sumarya, SJ