HARI PANGAN SEDUNIA 2011: PIE PELLICANE


Dalam “SURAT GEMBALA HARI PANGAN SEDUNIA 2011 KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 15-16 Oktober 2011, yang mengolah tema “Kamu harus memberi mereka makan” (Mat 14:16), saya berkisah tentang keluarga burung Pelikan.

“Saudari-saudaraku yang terkasih,

Di kalangan bangsa burung ada kisah tentang keluarga burung Pelikan di hutan yang subur. Konon, ketika musim kemarau tiba, kekeringanlah terjadi. Makhluk-makhluk hutan menderita, tidak terkecuali keluarga burung Pelikan. Bencana kelaparan melanda hutan tersebut. Induk Pelikan tidak diam saja menyaksikan anak-anaknya hampir mati kelaparan dan kehausan. Ada suara lirih namun jelas terdengar oleh Induk Pelikan, “Kamu harus memberi mereka makan!” Namun, tidak

tersedia makan dan minum lagi untuk mereka. Induk Pelikan tidak kehilangan akal. Ia sorongkan temboloknya, seakan berkata kepada anak-anaknya, “Makanlah tubuhku, minumlah darahku!” Kalau induk Pelikan saja mendengar suara tersebut dan bertindak menurut suara itu, agar anak-anaknya selamat, tentu kita manusia, perempuan dan laki-laki, yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah akan mampu bertindak secara betanggungjawab, ketika mendengar suara Tuhan, “Kamu harus memberi mereka makan!””


Saya senandungkan “Pie Pellicane” dengan melodi sbb: 4/4

5 / 3 . 3 4 5 / 2 . . 2 / 2 . 3 4 3 / 2 . .
Pi- e Pellicane, Ie-su Domi- ne,

O o Peli- kan, Yesus Kristus Tuhan,

5 / i . i 7 6 / 5 4 3 . 3 / 3 . 2 2 1 / 2 . .
Me immundum munda tu- o sangui- ne.

Dengan darah- Mu bersihkanlah aku

5 / 3 . 3 4 5 / 2 . . 2 / 2 . 3 4 3 / 2 . .
Cuius una stilla salvum fa-ce- re

Sete-tes darah-Mu slamat-kan- lah

5 / i . i 7 6 / 5 4 3 . 5 / 5 . 4 2 / 1 . .
Totum mundum quit ab omni scele-re.

Sluruh mu-ka bu-mi dari do- sa


Tentang “Pie Pellicane” dapat diperoleh keterangan sbb.

In St. Thomas Aquinas’ Adoro te Devote, we sing:

http://www.patheos.com/blogs/theanchoress/2010/06/05/pie-pellicane-iesu-domine/


Pie Pellicane, Iesu Domine,
Me immundum munda tuo sanguine.
Cuius una stilla salvum facere
Totum mundum quit ab omni scelere.

Translation:
Lord Jesus, good Pelican,
wash me clean with your blood,
one drop of which can free
the entire world of all its sins.

Why “Jesus, good Pelican?” The Pelican has come to be a symbol of the Eucharist:

The Pelican is a symbol of the atonement and the Redeemer and is often found in Christian murals, frescos, paintings and stained glass. The pelican was believed to wound itself in order to feed its young with its own blood. In the hymn “Adoro Te,” St. Thomas Aquinas addresses the Savior with, “Pelican of Mercy, cleanse me in Thy Precious Blood.” Allusion is even made to this belief in “Hamlet” (act iv): “To his good friend thus wide I’ll ope my arms And, like the kind, life-rendering pelican, Repast them with my blood.”

This tradition and others is found in the Physiologus, an early Christian work which appeared in the second century in Alexandria, Egypt. . . . This work was noted by St. Epiphanius, St. Basil and St. Peter of Alexandria. It was also popular in the Middle Ages and was a source for the symbols used in the various stone carvings and other artwork of that period.

We see mention of the Pelican in scripture, in Psalm 102, the Domine Exaudi, the penetiential psalm of one in affliction:

I have become like a pelican in the wilderness
like an owl in desolate places.
I lie awake and I moan
like some lonely bird on a roof . . .

Salam, doa ‘n Berkah Dalem,

Muntilan, 15 Oktober 2011

+ Johannes Pujasumarta

Uskup Keuskupan Agung Semarang

Silakan click: http://pujasumarta.multiply.com/journal/item/394/PIE_PELLICANE

Tema Hari Pangan Sedunia ke XXXI- KWI: "Kamu Harus Memberi Mereka Makan"


Pendidikan Nilai dalam Gerakan HPS

Dalam kerangka mewujudkan Gerakan HPS (Hari Pangan Sedunia) Gereja Katolik, ada 5 nilai yang hendak dibangun:
  • Nilai Keseimbangan Pangan: pangan yang kita konsumsi adalah makanan yang memenuhi gizi sehat dan seimbang. Makan asal kenyang biasanya mengkonsumsi karbohidrat (nasi) terlalu banyak, padahal tubuh juga membutuhkan asupan makanan lain yang mengandung protein yang berasal dari hewan ternak dan ikan; vitamin dan mineral dari sayuran. Sangat dianjurkan agar kita mulai diet karbohidrat demi kesehatan. Dampaknya adalah pengurangan konsumsi beras dan penambahan konsumsi daging ternak, ikan dan sayuran.
  • Nilai Kebersamaan: kebutuhan akan pangan mempertemukan kita dengan saudara-saudari kita yang lain. Kita akan tergerak jika mengetahui saudara-saudari kita yang kurang makan. Kita akan menjalin kerjasama dengan siapa saja yang berkehendak baik (Komisi PSE, Komisi Komunikasi Sosial, Wanita Katolik RI, KOPTARI, dsb.) untuk membangun gerakan pangan dan aksi solidaritas. Nilai ini akan mengalirkan kehidupan yang didasari bahwa segala sesuatu bukan karena jasa diri sendiri tetapi anugerah Allah.
  • Nilai Pemberdayaan: kesadaran akan kebutuhan pangan menyemangati kita untuk giat dalam pemberdayaan diri bersama masyarakat. Pemberdayaan memerlukan kerja keras, kreatif dan pantang menyerah yang merupakan panggilan dan undangan Allah dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup keluarga. Pemberdayaan diri bersama masyarakat dalam pemenuhan makanan yang sehat dan seimbang didasarkan pada mentalitas kewirausahaan dan kemandirian dalam mata pencahariannya.
  • Nilai Cinta Lingkungan Hidup: pemahaman nilai cinta lingkungan hidup akan menggerakkan budidaya kita dalam mengelola sumberdaya alam secara arif untuk membangun kehidupan yang berkelanjutan. Semangat cinta lingkungan hidup ini untuk membangun keutuhan ciptaanNya menuju kebaikan dan kesejahteraan bersama.
  • Nilai Cinta Dalam Keluarga: kita dipertemukan dalam cinta kasih dalam keluarga lewat kebutuhan makan setiap hari. Tersedianya makanan yang cukup hari ini merupakan anugerah Allah. Ungkapan syukur ini mengandung makna akan penghargaan terhadap pangan dan prosesnya yang membentuk karakter budaya bangsa.

Mewujudkan Gerakan Bersama

Dalam kerangka peringatan HPS (Hari Pangan Sedunia) ini, ada banyak cara kita mewujudkan tema HPS KWI 2011: “Kamu Harus Memberi Mereka Makan”, sehingga menjadi gerakan bersama antara lain:

  • Berpartisipasi memberikan diri kita dalam upaya pemeliharaan kehidupan : tidak merusak alam, aksi menanam pohon, kebersihan lingkungan dsb.
  • Berpartisipasi memberikan kelebihan kita baik berupa materi (uang, barang) dan non materi (pemikiran, waktu, fasilitas) dalam membantu sesama yang berkekurangan.
  • Menggalang solidaritas yang lebih intensif dalam upaya bersama memerangi kelaparan lewat pemberdayaan masyarakat miskin.
  • Membangun dan mengembangkan komunitas berbagi dalam cara hidup Gereja dan masyarakat.
  • Membangun dan mengembangkan gerakan bersama untuk memfasilitasi terwujudnya peningkatan penghasilan.
  • Membangun kecintaan kepada petani dan pertanian, terutama kepada anak-anak dan remaja.

HOMILI: Hari Minggu Biasa XXIX (Yes 45:1.4-6; Mzm 96:1.3.4-5.7-8.9-10ac; 1Tes 1:1-5b; Mat 22:15-21

"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."

Orang Farisi memang sungguh licik seperti ular namun tidak tulus seperti burung merpati, dengan kata lain mereka pandai tetapi jahat. Dengan kelicikan dan kejahatannya mereka mencoba menjebak Yesus untuk menjatuhkan-Nya dengan bertanya perihal kewajiban membayar pajak. “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” (Mat 22:1-17), demikian pertanyaan jebakan orang-orang Farisi terhadap Yesus. Jika Yesus menjawab ‘jangan membayar pajak’, maka berarti Yesus tidak taat pada tata tertib hidup bermasyarakat, sedangkan jika Yesus menjawab “bayarlah pajak” bersama Ia sama dengan mereka, yaitu orang-orang yang taat kepada penjajah atau perampas. Maka dengan cerdas Yesus menanggapi jebakan jahat mereka "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." (Mat 22:21). Marilah kita renungkan jawaban cerdas dan cemerlang dari Yesus ini.

”Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." (Mat 22:21)

Kaisar atau pemimpin Negara memiliki tugas dan kewajiban hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dan mendatangi atau mengujungi warganya kiranya jarang sekali atau tak pernah mengunjunginya. Wewenang atau kuasanya terbatas pada daerah atau wilayah tertentu atau suku atau bangsa tertentu. Sedangkan Allah wilayah kerjaNya tidak terbatas oleh ruang dan waktu, melainkan kapan saja dan dimana saja alias terus menerus bekerja dalam dan melalui seluruh ciptaanNya. Sebagai warganegara atau manusia kita berurusan dengan kaisar serta para pembantunya kadang-kadang saja, sedangkan sebagai manusia kita berurusan terus menerua dengan Allah. Dengan kata lain sebenarnya waktu dan tenaga kita lebih banyak berurusan dengan Allah dari pada dengan kaisar atau pemimpin Negara beserta para pembantunya. Maka marilah pertama-tama waktu dan tenaga kita lebih terarahkan kepada Allah dari pada kaisar atau pemimpin Negara beserta para pembantunya.Secara khusus saya mengajak siapapun yang langsung bergaul atau melayani sesama manusia, misalnya para guru atau pendidik serta para pejabat di akar rumput.

Para guru/pendidik hendaknya lebih memperhatikan anak-anak atau para peserta didik daripada atasan mereka seperti kepala sekolah, pengurus yayasan, pejabat pemerintah dalam aneka tingkatan di bidang pendidikan dst.. Serahkan waktu dan tenaga anda sepenuhnya kepada anak-anak atau para peserta didik ketika anda sedang bertugas di sekolah; takutlah jika anak-anak atau para peserta didik tidak tumbuh berkembang menjadi cerdas beriman dan jangan takut kepada para pimpinan anda di tingkat apapun. Hal yang senada kami harapkan dari para orangtua terhadap anak-anak yang dianugerahkan Tuhan kepada mereka: hendaknya orangtua sungguh berani boros waktu dan tenaga bagi anak-anaknya, lebih-lebih dan terutama selama masa balita anak-anak. Memang meninggalkan anak-anak balita kemudian diseerahkan kepada pembantu atau perawat terasa lebih mudah, karena mereka tak akan protes, namun anda akan dirugikan di kemudian hari karena anak-anak merasa kurang dikasihi oleh orangtuanya.

Yang kami maksudkan para pejabat di akar rumput tidak lain adalah lurah beserta para pembantunya, yang pada umumnya dipilih oleh rakyatnya serta dekat dengan rakyat yang telah memilihnya dan kemudian harus dipimpinnya. Dan tentu saja kami juga berharap kepada para pejabat di atasnya sampai pada presiden. Hendaknya sebagai pejabat sungguh setia dalam mengabdi atau melayani rakyat. Ingatlah dan sadari bahwa anda digaji dan karya anda dibeayai oleh dana yang terkumpul dari pajak, yang notabene dana yang berasal dari rakyat. Para pejabat harus berpihak dan bersama dengan rakyat jika mendambakan masyarakatnya damai, sejahtera dan makmur. Para pejabat hendaknya jangan bersikap mental Farisi, yaitu hanya mencari keuntungan atau kenikmatan pribadi, untuk memperkaya diri sendiri, keluarga maupun kerabatnya. Kesuksesan kinerja dan pelayanan para pejabat berupa kesejahteraan rakyat. Rakyat tidak sejahtera berarti para pejabat bejat moralnya,.

Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami”(1Tes 1:2)

Apa yang dikatakan oleh Paulus kepada umat di Tesalonika di atas ini hendaknya menjadi pedoman cara hidup dan cara bertindak para pemimpin, pengajar atau pembina di tingkat atau di bidang apapun. Pertama-tama hendaknya sungguh bersyukur dan berterima kasih karena telah terpilih dalam fungsi pelayanan tersebut. Wujudkan syukur dan terima kasih anda dengan menjalankan fungsi pelayanan tersebut sebaik dan seoptimal mungkin dalam semangat pelayanan. Selain melayani secara langsung hendaknya setiap hari dalam doa-doa anda juga mendoakan mereka yang anda ajar atau bina atau pimpin. Mendoakan orang lain berarti juga mengasihi atau memperhatikan mereka.

Tentu saja kami juga berharap kepada segenap orangtua untuk berpedoman pada kata-kata Paulus di atas. Pertama-tama hendaknya suami-isteri saling bersyukur dan berterima kasih karena Tuhan telah mempertemukan anda berdua untuk hidup bersama sebagai suami-isteri, saling mengasihi dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tenaga atau tubuh. Kemudian hendaknya bersyukur dan berterima kasih karena telah dianugerahi anak-anak oleh Tuhan. Syukur dan terima kasih orangtua diwujudkan dalam mendidik anak-anaknya agar menjadi orang yang sungguh beriman atau cerdas spiritual. Anak-anak selama masa balita hendaknya diberi gizi yang baik dan memadai, entah secara material maupun spiritual. Secara material berarti anak-anak diberi makanan dan minuman yang bergizi dan variatif sesuai dengan pedoman ‘empat sehat lima sempurna’; bayi hendaknya diberi ASI secara memadai dalam jangka waktu yang cukup. Sedangkan secara spiritual antara lain berani memboroskan waktu dan tenaga bagi anak-anak, dan ketika berjauhan dari anak-anak karena tugas atau pekerjaan hendaknya mendoakannya.

Saling bersyukur, berterima kasih serta mendoakan hendaknya juga kita hayati sebagai umat beragama atau beriman. Pertama-tama antar kakak-adik dalam satu keluarga hendaknya saling bersyukur, berterima kasih dan mendoakan. Sebagai umat beriman atau beragama kami harapkan kita saling bersyukur, berterima kasih dan mendoakan tanpa membedakan agama, suku atau ras, sehingga terjadilah kerukunan umat beriman atau beragama yang menarik, mempesona dan memikat. Sebagai umat beriman atau beragama marilah kita renungkan dan hayati seruan Yesaya ini: “Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku, supaya orang tahu dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, bahwa tidak ada yang lain di luar Aku. Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain” (Yes 45:5-6).

Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi! Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa. Sebab TUHAN maha besar dan terpuji sangat, Ia lebih dahsyat dari pada segala allah. Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah hampa, tetapi TUHANlah yang menjadikan langit” (Mzm 96:1.3-5)

Minggu, 16 Oktober 2011

Romo Ign Sumarya, SJ

Surat Gembala Hari Pangan Sedunia 2011 Keuskupan Agung Semarang

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 15-16 Oktober 2011

“Kamu harus memberi mereka makan” (Mat 14:16)

Saudari-saudaraku yang terkasih,

Dalam perjalanan pastoral di wilayah Keuskupan Agung Semarang saya menyaksikan di banyak tempat tanah kering, daun-daun meranggas karena kemarau panjang. Di wilayah

pantai utara maupun selatan Jawa Tengah telah dirasakan kesulitan mendapatkan air. Di daerah pedalaman Yogyakarta-Surakarta tanah sawah menjadi kering kerontang. Keadaan tersebut menjadi keprihatinan para petani, yang merupakan sebagian besar masyarakat kita. Dengan rasa prihatin disampaikan oleh wakil umat, bahwa dua tahun terakhir ini gagal panen, karena ada serangan wereng. Gagal panen tentu dapat berdampak pada kesulitan memenuhi kebutuhan pangan.

Keprihatinan tersebut mengantar kita ke Somalia, negeri di pantai barat benua Afrika yang dikabarkan sekarang ini sedang mengalami krisis pangan secara telak. Akibatnya, kelaparan diperkirakan akan menyebar di seluruh daerah selatan dalam beberapa bulan mendatang. Krisis di Somalia selatan ini diperkirakan akan memburuk selama bulan-bulan mendatang yang mengarah pada bencana kelaparan.

Diberitakan, bahwa lebih dari satu miliar warga dunia, atau seperenam dari populasi dunia, menderita kelaparan (http://dunia.vivanews.com/news/read/68402-fao__1_miliar_penduduk_dunia_kelaparan). Jumlah tersebut merupakan rekor sejarah dan kemungkinan diperparah oleh krisis ekonomi global yang menyebabkan tingginya harga bahan pangan. Negara-negara miskin memerlukan peningkatan pertanian dan bantuan untuk mengatasi masalah kelaparan ini. “Krisis kelaparan yang diam-diam telah melanda seperenam jumlah manusia di dunia ini mengandung risiko serius bagi keamanan dan perdamaian dunia,” kata Jacques Diouf, Direktur Jenderal FAO (“Food and Agriculture Organization” atau “Organisasi Pangan dan Pertanian”, organisasi di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, PBB).

Pada laporan yang disampaikan oleh Perkumpulan Sekretariat Pelayanan Tani dan Nelayan Hari Pangan Sedunia (SPTN HPS) ditampilkan data sbb., “Salah satu permasalahan dan tantangan besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah masih tingginya angka kemiskinan yang tercatat pada tahun 2009 sebesar 37.168.300 (14.15 %) dari total penduduk Indonesia. Dari data tersebut sebesar 23.609 juta orang tinggal di desa, di mana lebih dari separuhnya bekerja di sector pertanian.” (Lih. Rencana Strategis SPTN HPS 2011- 2016, hal. 1)

Berbicara tentang data kemiskinan pada tingkat global maupun nasional tidak hanya berbicara tentang angka dalam jumlah besar yang membuat kita terpana, tetapi mengajak kita untuk bersentuhan dengan orang miskin. yang lapar dan haus, yang ada di sekitar kita. mulut-Nya, “Kamu harus memberi mereka makan!” (Mat 14:16).

Kata-kata Tuhan itulah yang dijadikan tema peringatan Hari Pangan Sedunia yang diprakarsai Gereja Katolik Indonesia tahun 2011: “Kamu harus memberi mereka makan!” dalam kerangka tema HPS 2010-2012: “Menyelamatkan Pangan Untuk Semua”.

Saudari-saudaraku yang terkasih,

Di kalangan bangsa burung ada kisah tentang keluarga burung Pelikan di hutan yang subur. Konon, ketika musim kemarau tiba, kekeringanlah terjadi. Makhluk-makhluk hutan menderita, tidak terkecuali keluarga burung Pelikan. Bencana kelaparan melanda hutan tersebut. Induk Pelikan tidak diam saja menyaksikan anak-anaknya hampir mati kelaparan dan kehausan. Ada suara lirih namun jelas terdengar oleh Induk Pelikan, “Kamu harus memberi mereka makan!” Namun, tidak tersedia makan dan minum lagi untuk mereka. Induk Pelikan tidak kehilangan akal. Ia sorongkan temboloknya, seakan berkata kepada anak-anaknya, “Makanlah tubuhku, minumlah darahku!” Kalau induk Pelikan saja mendengar suara tersebut dan bertindak menurut suara itu, agar anak-anaknya selamat,

tentu kita manusia, perempuan dan laki-laki, yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah akan mampu bertindak secara betanggungjawab, ketika mendengar suara Tuhan, “Kamu harus memberi mereka makan!”

Tuhan tidak hanya memberi perintah, tetapi Ia sendiri bertindak seperti Induk Pelikan itu, memberikan tubuh-Nya menjadi roti kehidupan, dan darah-Nya menjadi minuman rohani. Karena diteguhkan oleh tindakan-Nya, marilah kita bersama, bergotongroyong, melakukan perintah-Nya, “Kamu harus memberi mereka makan!” Mereka itu bukan angka yangtercantum pada data statistik, tetapi mereka itu adalah saudarisaudara kita yang lapar dan haus, yang memerlukan uluran tangan dan kerelaan hati kita.

Saudari-saudaraku yang terkasih,

Bergotong-royong membangun kedaulatan pangan dengan strategi pengembangan pola hidup lestari merupakan keniscayaan bagi kita untuk membangun masa depan yang adil dan damai. Keterlibatan generasi muda petani merupakan faktor menentukan yang harus kita lakukan sekarang ini untuk mengolah tanah dan air secara cerdas dan bertanggungjawab, melestarikan keutuhan ciptaan. Saya mengajak semua pihak: anak, remaja, orang muda, keluarga maupun komunitas religius, lembaga-lembaga pendidikan formal maupun non formal, lembaga-lembaga pemerintah dan swadaya masyarakat untuk mewujudkan jiwa gotong-royong pada zaman sekarang ini, ketika kita berada dalam kesulitan. Janganlah kita sampai tega tidur nyenyak sementara terdengar rintihan anak tetangga kita yang lapar dan haus karena seharian belum makan dan minum. Dalam peristiwa semacam itu suara Tuhan terdengar semakin nyaring, “Kamu harus memberi mereka makan!”

Allah yang telah memulai pekerjaan-pekerjaan baik di antara kita akan menyelesaikannya (bdk. Flp 1:6).

Salam, doa dan Berkah Dalem,

Semarang, 25 September 2011

+ Johannes Pujasumarta

Uskup Keuskupan Agung Semarang

Perayaan Ekaristi: Sabtu-Minggu, 29-30 Oktober 2011

HARI MINGGU BIASA XXXI
SABTU-MINGGU, 29-30 Oktober 2011


RITUS PEMBUKA

LAGU PEMBUKA

TANDA SALIB DAN SALAM
I. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U. Amin
I. Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus bersamamu
U. Dan bersama rohmu


PENGANTAR

SERUAN TOBAT (Cara 3)

I. Saudara-saudari, marilah mengakui bahwa kita telah berdosa supaya layak merayakan peristiwa penyelamatan ini.

I. Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah mengajar kami bahwa Bapa kami hanya satu ialah Bapa di surga, yang mahakuasa dan mahaadil, tetapi penuh cinta dan belas kasih.
K. Tuhan, kasihanilah kami
U. Tuhan, kasihanilah kami.

I. Engkau mengajar kami bahwa pemimpin kami hanya satu, ialah Dikau sendiri, yang telah membebaskan kami dengan pengorbanan diri di salib.
K. Kristus, kasihanilah kami
U. Kristus, kasihanilah kami.

I. Engkau mengajar kami bahwa tugas kami hanya satu, ialah mengabdi Allah dan melayani sesama dengan rendah hati.
K. Tuhan, kasihanilah kami
U. Tuhan, kasihanilah kami.

I. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U. Amin.

TUHAN KASIHANILAH KAMI


KEMULIAAN

DOA PEMBUKA
I. Marilah kita berdoa:
(hening sejenak)
I. Allah Bapa yang mahakuasa dan maharahim, berkat rahmat-Mulah umat beriman dapat mengabdi dan menghormati Engkau sebagaimana mestinya. Semoga kami jangan sampai membuat kesal hati-Mu, tetapi berusaha hidup murni, agar memperoleh kebahagiaan yang Kaujanjikan. Demi Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa.
U. Amin.

LITURGI SABDA

BACAAN I (Mal 1:14b-22:2b.8-10)

"Kamu telah menyimpang dari jalan; dengan pengajaranmu, kamu membuat banyak orang tergelincir."

L. Pembacaan dari Nubuat Maleakhi:
"Aku ini Raja yang besar," firman Tuhan semesta alam, "dan nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa. Maka sekarang, kepada kamulah tertuju perintah ini, hai para imam! Jika kamu tidak mendengarkan, dan jika kamu tidak memberi perhatian untuk menghormati nama-Ku, maka Aku akan mengirimkan kutuk ke antaramu dan akan membuat berkat-berkatmu menjadi kutuk. Kamu telah menyimpang dari jalan; dengan pengajaranmu kamu membuat banyak orang tergelincir; kamu merusakkan perjanjian dengan Lewi," firman Tuhan semesta alam. "Maka Aku pun akan membuat kamu hina dan rendah bagi seluruh umat ini, oleh karena kamu tidak mengikuti jalan yang Kutunjukkan, dan kamu memandang bulu dalam pengajaranmu. Bukankah kita sekalian mempunyai satu Bapa? Bukankah satu Allah yang menciptakan kita? Lalu mengapa kita berkhianat satu nama lain dan dengan demikian menajiskan perjanjian nenek moyang kita?"

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN (PS 842)
Refren: Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
Mazmur:
1.Tuhan aku tidak tinggi hati dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.
2. Sungguh, aku telah menenangkan jiwaku; aku telah membuatnya diam seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.
3. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya.

BACAAN II (1Tes 2:7b-9.13)

"Kami rela membagi dengan kamu bukan hanya Injil Allah melainkan juga hidup kami sendiri."

L. Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika:
Saudara-saudara, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawat anaknya, demikianlah besarnya kasih sayang kami kepadamu, sehingga kami rela membagi dengan kamu bukan hanya Injil Allah, melainkan juga hidup kami sendiri, karena kamu memang kami kasihi. Kamu tentu masih ingat akan usaha dan jerih payah kami. Sebab sementara kami bekerja siang malam, agar jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu. Karena itulah kami tak putus-putusnya mengucap syukur kepada Allah, sebab kamu telah menerima sabda Allah yang kami beritakan itu. Pemberitaan kami telah kamu terima bukan sebagai perkataan manusia, melainkan sebagai sabda Allah, sebab memang demikianlah adanya. Dan sabda ALlah itu bekerja giat dalam diri kamu yang percaya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

BAIT PENGANTAR INJIL (PS 961)
Refren. Alleluya, Alleluya, Alleluya.
Ayat.
Hanya satulah Bapamu, yaitu Dia yang di surga, hanya satulah Pemimpinmu, yaitu Mesias.


BACAAN INJIL (Mat 23:1-12)

"Mereka mengajarkan, tetapi tidak melalukan."

I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius
U. Dimuliakanlah Tuhan.
I. Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu. Tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang. Mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang. Mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu suka disebut Rabi, karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Kristus. Siapa pun yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.
I: Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U: Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

HOMILI

AKU PERCAYA

DOA UMAT

I. Tuhan telah berkenan mendekati kita dalam diri Yesus. Ia menjadi miskin supaya kita menjadi kaya. Ia menjadi manusia, supaya kita diilahikan dan berdoa kepada Bapa dalam Roh-Nya.

L. Bagi para Imam:
Semoga Bapa menerangi para imam agar berpandangan luas dan bersikap terbuka, mau mendengarkan dan melihat apa yang hidup di antara kaum muda, serta mau memelopori umatnya dalam pengabdian dan kesetiaan. Marilah kita mohon:
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan

L. Bagi para pemimpin masyarakat:
Semoga Bapa mendorong para pemimpin masyarakat agar terus mencari dan menemukan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, serta berusaha untuk melayani dengan pengabdian tanpa pamrih. Marilah kita mohon:
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan

L. Bagi kaum muda:
Semoga Bapa menyerukan panggilan-Nya kepada kaum muda, dan memberi mereka keberanian untuk menanggapinya dengan mengikuti jejak Kristus dalam mewartakan kabar gembira serta memberi kesaksian atas cinta kasih-Nya kepada manusia. Marilah kita mohon:
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan

L. Bagi kita masing-masing:
Semoga Bapa membimbing panggilan kita untuk hidup saleh dalam Kristus, saling mengabdi dengan tulus ikhlas. Marilah kita mohon:
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan

I. Allah Bapa kami yang mahakuasa, Putra-Mu telah datang di dunia dan menjadi seorang di antara kami. Berkat daya cinta kasih dan rahmat-Nya kami tak jemu-jemu beramal baik sekarang dan selama-lamanya.
U. Amin.

LITURGI EKARISTI


A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN


LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
I. Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U. Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
I. Allah Bapa yang mahamulia, semoga persembahan ini menjadi korban suci tanpa cela bagi-Mu. Dan limpahilah kami berkat roti dan anggur ini belaskasih-Mu yang tanpa batas. Demi Kristus, Pengantara kami.
U. Amin.

B. DOA SYUKUR AGUNG


PREFASI

KUDUS


DOA SYUKUR AGUNG


C. KOMUNI


BAPA KAMI


I. Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa
I+U. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

I. Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala kemalangan dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami, supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
U. Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.

DOA DAMAI
I. Tuhan Yesus Kristus, Engkau bersabda kepada para rasul, "Damai Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu." Maka kami mohon jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu. Restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah Pengantara kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin.
I. Damai Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu

ANAK DOMBA ALLAH

PERSIAPAN KOMUNI

KOMUNI

DOA SESUDAH KOMUNI
I. Marilah kita berdoa:
I. Allah Bapa yang mahakudus dan mahakuasa, kami telah Kau-segarkan dengan anugerah surgawi. Kami mohon, semoga rahmat-Mu dalam hidup kami semakin menguasai serta memengaruhi kami dan mengarahkan kami kepada kebahagiaan yang Kaujanjikan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.

RITUS PENUTUP


PENGUMUMAN

BERKAT
PENGUTUSAN

LAGU PENUTUP


***


"Dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan" (Rm 3:21-30; Mzm 130:1-5; Luk 11:47-54)

"Celakalah kamu, sebab kamu membangun makam nabi-nabi, tetapi nenek moyangmu telah membunuh mereka. Dengan demikian kamu mengaku, bahwa kamu membenarkan perbuatan-perbuatan nenek moyangmu, sebab mereka telah membunuh nabi-nabi itu dan kamu membangun makamnya. Sebab itu hikmat Allah berkata: Aku akan mengutus kepada mereka nabi-nabi dan rasul-rasul dan separuh dari antara nabi-nabi dan rasul-rasul itu akan mereka bunuh dan mereka aniaya, supaya dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan, mulai dari darah Habel sampai kepada darah Zakharia yang telah dibunuh di antara mezbah dan Rumah Allah. Bahkan, Aku berkata kepadamu: Semuanya itu akan dituntut dari angkatan ini. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat, sebab kamu telah mengambil kunci pengetahuan; kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi." Dan setelah Yesus berangkat dari tempat itu, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus-menerus mengintai dan membanjiri-Nya dengan rupa-rupa soal. Untuk itu mereka berusaha memancing-Nya, supaya mereka dapat menangkap-Nya berdasarkan sesuatu yang diucapkan-Nya." (Luk 11:47-54), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Para ahli Taurat dan orang-orang Farisi merupakan tokoh-tokoh hidup bermasyarakat dan beragama. Dengan kata lain mereka sungguh menjadi orang-orang yang berpengariuh dalam kehidupan bersama, namun ternyata mereka adalah keturunan orang-orang yang membunuh para nabi atau utusan Allah, sehingga pengaruh mereka dalam hidup bersama mencelakakan orang lain. Sampai pada zaman Yesus pun mereka tetap menolak uturan-utusan Allah, termasuk Yesus sendiri, Penyelamat Dunia, yang dijanjikan bagi mereka. Yesus mengutuk mereka serta mengatakan bahwa "dari angkatan ini dituntut darah semua nabi yang telah tertumpah sejak dunia dijadikan".Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua untuk tidak melawan atau menghabisi utusan-utusan Allah atau para pembela dan pejuang kebenaran. Jika anda melawan atau memberangus kebenaran maka akan celakalah anak-cucu atau keturunan anda. Pengalaman menunukkan bahwa mereka yang mempesulit dan menghalang-halangi usaha untuk membangun dan memperdalam kebenaran, antara lain dengan mengadakan ibadat atau membangun rumah ibadat, tidak lama kemudian mengalami kecelakaan atau gagal dalam pekerjaan atau usahanya, bahkan ada yang menderita sakit dan kemudian meninggal dunia, Itulah informasi atau ceritera yang sampai pada saya. Celakalah mereka yang menghalang-halangi atau menghambat usaha untuk membangun dan memperdalam kebenaran! Kami berharap anak-anak sedini mungkin dididik dan dibina untuk membangun dan memperdalam persaudaraan sejati antar umat beragama, yang berbeda satu sama lain.

· "Kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat" (Rm 3:28), demikian kesaksian iman Paulus kepada umat di Roma. Baiklah apa yang dikatakan oleh Paulus ini kita renungkan secara mendalam dan kemudian kita hayati. "Manusia dibenarkan karena iman", itulah kebenaran sejati. Yang dimaksudkan dengan iman di sini tentu saja lebih-lebih atau terutama penghayatan iman alias perilaku atau cara hidup dan cara bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan semua umat beriman atau beragama untuk "hidup membumi", berpartipasi secara aktif dan proaktif dalam seluk beluk kehidupan duniawi. Ingatlah dan sadari bahwa mayoritas waktu dan tenaga kita curahkan pada atau kedalam urusan-urusan duniawi. Dengan kata lain marilah mengusahakan kesucian hidup dengan mendunia, dalam mengelola dan mengurus hal-hal duniawi. Marilah dengan semangat iman kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Aneka tata tertib hendaknya difahami dan disikapi untuk menuntun dan membimbing kita dalam mengelola dan mengurus hal-hal duniawi agar sesuai dengan kehendak Tuhan, maka jika ada tata tertib yang tidak berfungsi demikian hendaknya segera dirubah atau tidak perlu ditaati. Tata tertib harus mendukung orang agar semakin menghayati iman dalam hidup sehari-hari, bukan untuk menghalangi atau menghambat. Maka ketika kita sendirian saja hendaknya juga dengan semangat iman hidup dan bertindak, karena apapun yang kita lakukan atau katakan, bahkan yang kita pikirkan dan rasakan Tuhan tahu semuanya. Buah penghayatan iman adalah keselamatan jiwa manusia, hidup persaudaraan atau persahabatan sejati.

"Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku. Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang. Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya." (Mzm 130:1-5)



Kamis, 13 Oktober 2011



Romo Ign Sumarya, SJ

Kegiatan Hari Pangan - Kevikepan Semarang

Kegiatan berupa :

1. Bazaar pada Hari Sabtu – Minggu, 15 – 16 Oktober 2011.

Peserta/ stand2 dari seluruh paroki yang ada di Kev Semarang

Dibuka pada hari Sabtu 15 Oktober 2011 - pk 10.00

Diselenggarakan halaman Paroki St. Stanislaus – Giri Sonta

Mengharap kehadiran seluruh umat untuk menyemarakan Bazaar tersebut.




2. Misa Syukur


Diselnggarakan pada tgl. 23 Oktober 2011.

Di Gua Maria Kerep

Di mulai pk 09.00

Persembahan berupa gunungan ( pangan ) dari paroki-paroki Rayon Bagus.

Mengharapkan kehadiran seluruh umat warga KAS




Terima kasih dan selamat ber HPS 2011.

Pameran & Lomba Masak Hari Pangan Sedunia ke XXXI

PAMERAN "HARI PANGAN SEDUNIA KE XXXI KEVIKEPAN SURAKARTA"

Waktu : Sabtu, 15 Oktober 2011, pukul 16.00 – 21.00 WIB
Minggu, 16 Oktober 2011, pukul 10.00 – 14.00 WIB
Tempat : Halaman Depan Pendapi Gedhe Balaikota Surakarta
Jl. Jend. Sudirman No. 1 Surakarta
Tema : Pengolahan Pangan dan Budidaya Tanaman.
Kriteria Pameran : Makanan siap saji, bahan-bahan pangan organik,pendukung pertanian organik dan lingkungan hidup(Obat-obat organik, obat herbal), alat-alat produksi pangan, bibit tanaman.
Peserta : Setiap Paroki diharapkan bisa mengirimkan perwakilan minimal 1 stand.
Fasilitas : Ukuran Tenda Stand 4 X 4 meter.
Meja 2 buah, dengan 3 kursi
Lampu penerangan dan instalasi air
Persiapan : Persiapan bisa dimulai pada hari Sabtu,15 oktober 2011
pk. 08.00 WIB.

LOMBA MEMASAK dalam Rangka "HARI PANGAN SEDUNIA KE XXXI KEVIKEPAN SURAKARTA"
Waktu : Minggu, 16 Oktober 2011, pukul 08.00 WIB
Tempat : SMK Marsudirini Marganingsih
Jl. Madyotaman I/22 Surakarta Tlp. 0271 – 731270
Peserta : Wakil dari Paroki se-Kevikepan Surakarta atau Kategorial.

A. Memasak 4 sehat 5 sempurna “NON BERAS” siikiuti oleh peserta dari masing-masing paroki se-Kevikepan Surakarta
B. Syarat Lomba memasak 4 sehat 5 sempurna
a. Susunan menu 4 sehat 5 sempurna
b. Bahan yang digunakan non beras
c. Porsi untuk catur warga
d. Biaya bahan minimal Rp. 150.000,- ditanggung peserta
e. Peserta 1 kelompok 2 orang + 1 asisten
f. Waktu memasak 90 menit
g. Waktu menghidangkan 30 menit
h. Alat hidang disiapkan oleh peserta sendiri
i. Perlengkapan masak disediakan Panitia
C. Kriteria penilaian
a. Ketepatan Waktu
b. Ketepatan Menu
c. Ketepatan Harga
d. Rasa
e. Warna Tekstur
f. Penyajian
D. Tehnical meeting diadakan ditempat lomba 30 menit sebelum pelaksanaan
E. Hadiah pembinaan dan sertifikat

Depo Babe

Pemberitahuan:

Tempat pengumpula
n barang – barang bekas "DEPO BABE" Gereja St. Antonius Purbayan Solo untuk sementara diberhentikan kegiatannya sampai menunggu pemberitahuan atau pengumuman lebih lanjut dari Paroki.

Kegiatan Hari Pangan Sedunia ke XXXI - Kevikepan Surakarta

Sabtu - Minggu, 15 - 16 Oktober 2011

Tempat :

* Kompleks Balai Kota Surakarta ( Jalan Jend. Sudirman No. 1 Surakarta )
* Gereja Santo Antonius Purbayan Surakarta ( Jalan Arifin No. 1 Surakarta )
* SMK Marsudirini Marganingsih Surakarta ( Jalan Madyotaman I/22 Surakarta )

THEMA :

“KAMU HARUS MEMBERI MEREKA MAKAN”

SUB THEMA :

“Memelihara Keutuhan Ciptaan Melalui Pelestarian Alam Menuju Kemandirian Pangan”



Dengan kegiatan :

* Seminar
* Perayaan Ekaristi Hari Pangan Sedunia ke XXXI Kevikepan Surakarta
* Pameran Pengolahan Pangan dan Budidaya Tanaman
* Lomba Mewarnai tingkat TK dan SD ( kelas 1 - 3 )
* Lomba Memasak



* Umat Paroki di Kevikepan Surakarta diundang untuk ikut terlibat

LOMBA MEWARNAI TINGKAT TK dan SD

Waktu : Sabtu, 15 Oktober 2011 pukul 15.00 – 18.00 WIB
Tempat : Halaman Depan Pendapi Gedhe Balaikota Surakarta
Jl. Jend. Sudirman No. 1 Surakarta
Thema : Lingkungan Hidup
Peserta : Usia TK dan SD Kelas 1,2, dan 3 se- Kota Surakarta
Biaya Pendaftaran : Rp. 5.000,-
Fasilitas : Hadiah, Sertifikat, Snack
Pendaftaran : Sekretariat Paroki dan Sekolah-sekolah Katolik
Pendaftaran ditutup setelah jumlah kuota terpenuhi.

SEMINAR HARI PANGAN SEDUNIA KE XXXI KEVIKEPAN SURAKARTA


Waktu : Sabtu, 15 Oktober 2011 , pukul 17.00 – 20.00 WIB
Tempat : Aula Atas Gedung Paroki St. Antonius Purbayan
(Jl. Arifin no. 1 Surakarta)
Thema : “Kamu Harus Memberi Mereka Makan”
Sub Thema: “Memelihara Keutuhan Ciptaan Melalui Pelestarian Alam menuju
Kemandirian Pangan"
Pembicara : Bp.Ir.H. Joko Widodo (Walikota Surakarta)
Romo G. Oetomo, Pr (Pastor Paroki Ganjuran)
Prof. Dr.Ir.H. Purwanto Ms. (Guru Besar Fakultas Pertanian UNS)
Peserta : Setiap Paroki mengirimkan peserta Seminar sebanyak 5 orang.
Fasilitas : Seminar Kit, Sertifikat, Makan Malam.
Kontribusi : Free

Sehubungan dengan Peringatan Hari Pangan Sedunia ke – XXXI Kevikepan Surakarta, maka Misa 3 yang biasa diadakan di Gereja St. Antonius Purbayan dialihkan ke Balaikota Surakarta pada hari Minggu tanggal 16 Oktober 2011 jam 09.00 WIB bertempat di Pendhapi Gedhe Kompleks Balaikota Surakarta Umat diundang untuk terlibat...

“Angkatan ini adalah angkatan yang jahat” (Rm 1:1-7; Mzm 98:1-4; Luk 11:29-32)


“ Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini.1 Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo! Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!" (Luk 11:29-32), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· “Tanda-tanda zaman”, itulah judul tulisan halaman pertama majalah bulanan ‘Basis’ zaman dahulu yang ditulis oleh Pater Dick Hartaka SJ, pemimpin majalah tersebut. Dalam tulisan tersebut diuraikan refleksi atas aneka peristiwa yang terjadi selama sebulan sebelumnya. Kepekaan terhadap tanda-tanda zaman atau peristiwa yang sedang terjadi merupakan keutamaan yang membuat orang yang bersangkutan tumbuh berkembang menjadi orang yang bijak, sehingga ia senantiasa tanggap atas peristiwa yang sedang maupun akan terjadi serta dengan tepat dapat menanggapina sehingga yang bersangkutan selamat dan sejahtera. Kita semua dipanggil untuk tumbuh berkembang sebagai pribadi yang bijak, maka marilah kita mendidik diri terus menerus agar tumbuh berkembang menjadi orang bijak. Salah satu cara untuk itu adalah setia dalam mengadakan pemeriksaan batin atau mawas diri setiap hari. Pemeriksaan batin merupakan salah satu bentuk doa yang dapat membuat kita semakin terampil dalam pembedaan roh, terampil membedakan apa yang baik dan jelek, terampil menemukan kehadiran dan karya Tuhan dalam hidup sehari-hari. Dalam doa malam ada bagian yang disebut dengan pemeriksaan batin, maka hendaknya hal itu sungguh dilaksanakan dengan baik. Pemeriksaan batin bukan pemeriksaan dosa. Pemeriksaan batin merupakan usaha untuk mengenali kecenderungan batin atau hati kita, maka hemat saya kecenderungan batin atau hati kita pada umumnya pasti lebih ke arah yang baik daripada ke arah yang jelek. Dengan kata lain kiranya masing-masing dari kita lebih mendengarkan kehendak atau bisikan Roh Tuhan, yang mengajak kita untuk berbuat baik. Maka dalam pemeriksaan batin hendaknya pertama-tama kita lebih melihat kecenderungan hati atau batin kita yang baik, sehingga kita berada dalam terang Tuhan, dan ketika kita berada di dalam terang Tuhan kita akan lebih mampu, teliti dan tajam untuk membedakan apa yang baik dan jelek. Hendaknya kecenderungan kepada apa yang baik terus diteguhkan dan diiperkembangkan, sedangkan kecenderungan kepada apa yang jelek segera dimatikan.

· “Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya. Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah dipanggil menjadi milik Kristus” (Rm 1:5-6). Kutipan ini kiranya baik untuk menjadi permenungan atau refleksi bagi para imam atau pewarta kabar baik, entah imam, bruder, suster atau awam yang bertugas sebagai pewarta kabar baik alias memberitakan segala sesuatu yang baik. Para pewarta kabar baik dipanggil untuk “menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepadaNya”. Percaya dan taat kepada Tuhan berarti senantiasa melaksanakan kehendak Tuhan atau berbuat baik dimanapun dan kapanpun, tidak pernah menyakiti atau melukai orang lain tetapi senanitasa membahagiakan atau menyelamatkan orang lain, terutama jiwanya. Keselamatan jiwa manusia, baik jiwanya sendiri maupun jiwa orang lain, senantiasa menjadi tolok ukur atau barometer keberhasilan cara hidup dan cara bekerja. Bagi orang yang beriman kepada Yesus Kristus berarti senantiasa hidup dan bertindak sesuai dengan sabda-Nya atau meneladan cara hidup dan cara bertindak-Nya, sehinggga yang bersangkutan sungguh menjadi sahabat-sahabat Yesus atau ‘alter Christi’. Kepada mereka yang bertugas untuk menuntun saudara-saudarinya agar semakin berbakti kepada Tuhan, kami harapkan memiliki dan menghayati keutamaan rendah hati dan sabar serta tekun, seperti orang menuntun orang lansia atau ibu menuntun anaknya. Memang dalam menuntun pada suatu saat dapat berada di depan, disamping atau dibelakang dari yang dituntun alias menghayati motto bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantoro ‘ing arso asung tulodho, ing madyo ambangun karso, tut wuri handayani’ (=keteladanan, pemberdayaan, motivasi).

“Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus. TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa.” (Mzm 98:1-2)

Senin. 10 Oktober 2011


Romo Ign Sumarya, SJ