JAKARTA, - Umat Kristiani di Indonesia diimbau merayakan Natal dengan penuh semangat kesederhanaan, kebersamaan, dan perdamaian. Perayaan diharapkan berlangsung aman sehingga semakin memperkuat kehidupan harmonis di tengah kemajemukan bangsa Indonesia.
Demikian disampaikan Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Gumar Gultom dan Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Benny Soesetyo, di Jakarta, Jumat (23/12/2011).
Menurut kedua tokoh agama itu, hingga saat ini proses persiapan ibadah dan perayaan Natal di Indonesia berjalan aman dan lancar. Ibadah dan perayaan Natal, Sabtu ini dan Minggu (25/12/2011), akan berlangsung di sekitar 100.000 gereja Kristen di bawah PGI dan sekitar 1.500 gereja Katolik di bawah koordinasi KWI di seluruh Indonesia.
"Natal bukan pesta, melainkan bagian dari ibadah agama. Kami imbau kepada seluruh umat Kristiani untuk tidak merayakannya secara berlebihan. Rayakan dengan sederhana, sebagaimana ibadah-ibadah yang lain. Dengan begitu, semoga tidak memancing hal-hal yang tidak diinginkan," kata Gultom.
Romo Benny Soesetyo mengimbau agar Natal dirayakan dengan semangat kesederhanaan. Natal adalah kabar gembira dan pemberian harapan bagi semua orang. Ibadah ini merupakan kebaktian kepada sesama manusia dalam bentuk solidaritas. "Di Indonesia, Natal seyogianya menjadi ungkapan kebersamaan untuk semua manusia, apa pun latar belakangnya," katanya.
Universal
Pengajar pada Sekolah Tinggi Teologi Jakarta, Sylvana Apituley-Ranti, Jumat, mengatakan, pesan Natal, yang sejatinya ialah membawa kabar gembira kelahiran Yesus Kristus, semestinya bisa direfleksikan dalam kenyataan bangsa saat ini.
"Kabar gembira itu universal dan milik semua orang, tidak melihat apa pun agama dan kepercayaannya. Pesan Natal yang ingin membawa kedamaian serta keberpihakan kepada yang tertindas dan lemah tentu bukan hanya milik orang Kristiani semata," katanya.
Dalam konteks itu, menurut Sylvana yang juga komisioner Komisi Nasional Perempuan, semangat Natal harus menjiwai setiap upaya warga bangsa untuk menegakkan nilai-nilai kemanusiaan dan memelihara semangat kebersamaan dalam wadah Bhinneka Tunggal Ika. Semangat itu juga jangan hanya hidup saat menjelang Natal.
Budayawan Romo Gregorius Budi Subanar SJ berharap pesta Natal bukan sebagai pesta material, melainkan sebagai pesta iman, spiritual, yang mengajak orang untuk masuk ke dalam semangat awal Natal.
Semangat awal Natal adalah semangat penjelmaan Yesus Kristus sebagai manusia. Semangat mengangkat harkat manusia karena Allah menghargai harkat manusia.
"Natal hendaknya menjadi momen rohani untuk masuk dan merenung, bagaimana saya bisa menghargai hidup saya sendiri yang ditempatkan bersama orang lain," ujar Romo Subanar.
Pesan Natal Bersama PGI dan KWI menyatakan bahwa semangat Natal adalah sederhana dan bersahaja, rajin dan giat, semangat tidak membeda-bedakan, serta semangat tidak mengotak- ngotakkan.
Pesan Natal bersama itu juga mencatat bahwa kekerasan masih menjadi bahasa yang digemari untuk menyelesaikan masalah relasi antarmanusia.(IAM/REK/WER/*)
Sumber: KOMPAS
Demikian disampaikan Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Gumar Gultom dan Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Benny Soesetyo, di Jakarta, Jumat (23/12/2011).
Menurut kedua tokoh agama itu, hingga saat ini proses persiapan ibadah dan perayaan Natal di Indonesia berjalan aman dan lancar. Ibadah dan perayaan Natal, Sabtu ini dan Minggu (25/12/2011), akan berlangsung di sekitar 100.000 gereja Kristen di bawah PGI dan sekitar 1.500 gereja Katolik di bawah koordinasi KWI di seluruh Indonesia.
"Natal bukan pesta, melainkan bagian dari ibadah agama. Kami imbau kepada seluruh umat Kristiani untuk tidak merayakannya secara berlebihan. Rayakan dengan sederhana, sebagaimana ibadah-ibadah yang lain. Dengan begitu, semoga tidak memancing hal-hal yang tidak diinginkan," kata Gultom.
Romo Benny Soesetyo mengimbau agar Natal dirayakan dengan semangat kesederhanaan. Natal adalah kabar gembira dan pemberian harapan bagi semua orang. Ibadah ini merupakan kebaktian kepada sesama manusia dalam bentuk solidaritas. "Di Indonesia, Natal seyogianya menjadi ungkapan kebersamaan untuk semua manusia, apa pun latar belakangnya," katanya.
Universal
Pengajar pada Sekolah Tinggi Teologi Jakarta, Sylvana Apituley-Ranti, Jumat, mengatakan, pesan Natal, yang sejatinya ialah membawa kabar gembira kelahiran Yesus Kristus, semestinya bisa direfleksikan dalam kenyataan bangsa saat ini.
"Kabar gembira itu universal dan milik semua orang, tidak melihat apa pun agama dan kepercayaannya. Pesan Natal yang ingin membawa kedamaian serta keberpihakan kepada yang tertindas dan lemah tentu bukan hanya milik orang Kristiani semata," katanya.
Dalam konteks itu, menurut Sylvana yang juga komisioner Komisi Nasional Perempuan, semangat Natal harus menjiwai setiap upaya warga bangsa untuk menegakkan nilai-nilai kemanusiaan dan memelihara semangat kebersamaan dalam wadah Bhinneka Tunggal Ika. Semangat itu juga jangan hanya hidup saat menjelang Natal.
Budayawan Romo Gregorius Budi Subanar SJ berharap pesta Natal bukan sebagai pesta material, melainkan sebagai pesta iman, spiritual, yang mengajak orang untuk masuk ke dalam semangat awal Natal.
Semangat awal Natal adalah semangat penjelmaan Yesus Kristus sebagai manusia. Semangat mengangkat harkat manusia karena Allah menghargai harkat manusia.
"Natal hendaknya menjadi momen rohani untuk masuk dan merenung, bagaimana saya bisa menghargai hidup saya sendiri yang ditempatkan bersama orang lain," ujar Romo Subanar.
Pesan Natal Bersama PGI dan KWI menyatakan bahwa semangat Natal adalah sederhana dan bersahaja, rajin dan giat, semangat tidak membeda-bedakan, serta semangat tidak mengotak- ngotakkan.
Pesan Natal bersama itu juga mencatat bahwa kekerasan masih menjadi bahasa yang digemari untuk menyelesaikan masalah relasi antarmanusia.(IAM/REK/WER/*)
Sumber: KOMPAS