" Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu." (Mat 10:7-13), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Barnabas, Rasul, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Sebagai orang beriman kita semua memiliki dimensi rasuli atau missioner, maka marilah kita hayati dengan melaksanakan perintah Yesus dalam Warta Gembira hari ini, yaitu "Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati, tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan". Kiranya dari empat perintah ini yang kena pada kita semua adalah 'usirlah setan-setan', maka marilah kita bekerjasama dalam mengusir setan, yang menggejala dalam kehidupan bersama kita berupa rayuan atau godaan kenikmatan-kenikmatan duniawi, misalnya harta benda/uang, seks, pangkat/kedudukan/jabatan dst.. Yang muncul dipermukaan pada umumnya adalah uang, karena dengan uang orang dapat berbuat apapun sesuai dengan keinginan atau nafsu pribadinya, dapat beli ini dan itu termasuk beli orang. Keberanian untuk mengusir godaan setan dalam bentuk uang ini mengandaikan kita sendiri tidak ada masalah dalam hal keuangan, tidak berarti kaya akan uang, melainkan tidak memiliki kelekatan tak teratur terhadap uang, dan sekiranya kaya akan uang akan memanfaatkannya sebagai 'jalan ke sorga'. Mengusir setan dalam bentuk uang pada masa kini antara lain berarti memberantas aneka macam bentuk korupsi, yang membusukkan hidup bersama. Bahasa Latin dari korupsi adalah 'corruptio', yang antara lain berarti pembusukan. Yesus berpesan dalam rangka melaksanakan tugas pengutusan ini hendaknya kita dalam kesederhanaan, "Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya". Dengan kata lain dalam melaksanakan tugas pengutusan kita mengandalkan diri pada Penyelenggaraan Ilahi.
· "Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka."(Kis 13:2). Beribadah dan berpuasa, itulah kiranya yang hendaknya menjadi cirikhas cara hidup dan cara bertindak seorang utusan, karena rahmat pengutusan juga diterima dalam ibadah dan puasa. Istilah lain puasa adalah matiraga, yang secara harafiah berarti mematikan kebutuhan raga atau tubuh, sedangkan arti sesungguh adalah mengendalikan gerak dan derap langkah semua anggota tubuh sedemikian rupa sehingga cara hidup dan cara bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan kata lain menghayati tubuh ini sebagai bait Roh Kudus, sehingga seluruh tubuh dibaktikan kepada Penyelenggaraan Ilahi. Kami berharap kebiasaan beribadah dan berpuasa atau matiraga ini sedini mungkin dibiasakan pada anak-anak di dalam keluarga dengan teladan konkret dari orangtua. Hendaknya anak-anak dijauhkan dari aneka bentuk pemanjaan,yang akan mencelakakan masa depan hidupnya. Anak-anak sedini mungkin dilatih untuk mengatakan 'tidak' pada apa-apa yang tidak baik bagi keselamatan jiwa, dengan kata lain sedini mungkin anak-anak dilatih dalam hal apa yang baik dan buruk bagi keselamatan jiwa, dibiasakan melawan segala sesuatu yang mencelakakan jiwa dan melaksanakan segala sesuatu yang menyelamatkan jiwa meskipun harus menghadapi aneka macam tantangan dan masalah. Sebenarnya yang baik adalah kepada anak-anak sedini mungkin dibiasakan menghadapi dan mengatasi tantangan atau masalah, maka hendaknya ketika tak ada tantangan atau masalah ciptakanlah tantangan atau masalah yang dapat diatasi oleh anak, mulai yang sederhana lama-lama semakin sulit dan berbelit-belit. Marilah masing-masing dari kita juga memiliki tugas atau fungsi tertentu dalam hidup dan bekerja bersama, yang berbeda satu dengan yang lain, maka hendaknya kita seoptimal dan sebaik mungkin menghayati fungsi atau melaksanakan tugas kita masing-masing.
"Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keselamatan-Nya di depan mata bangsa-bangsa.. Bersorak-sorailah bagi Tuhan hai seluruh bumi, bergembira dan bersora-sorailah dan bermazmurlah" (Msm 98:2.4)
Romo Ign Sumarya, SJ
11 Juni 2011