20. Epiklesis
Epiklesis adalah doa mohon turunnya Roh Kudus. Dalam DSA ada dua doa epiklesis. Epikelesis I dipanjatkan sebelum konsekrasi, epiklesis II dipanjatkan sesudah konsekrasi.
a. Epiklesis I
Sambil mengulurkan tangan di atas roti dan anggur, imam berkata:
Maka kami mohon: Kuduskanlah persembahan ini dengan pencurahan Roh-Mu, agar bagi kami menjadi Tubuh dan Darah Putra-Mu terkasih Tuhan kami, Yesus Kristus.
Dalam doa epiklesis ini Gereja memohon kuasa Roh Kudus, dan berdoa supaya bahan persembahan yang disampaikan oleh umat dikuduskan menjadi Tubuh dan Darah Kristus; juga supaya kurban murni itu menjadi sumber keselamatan bagi mereka yang akan menyambutnya dalam komuni. 64
Permohonan ini penting karena mengundang Roh Kudus, tetapi lebih penting lagi karena dengan permohonan ini persembahan yang telah disajikan umat sebagai tanda penyerahan diri, sekarang dipersatukan dengan persembahan diri Kristus yang dihadirkan Ekaristi ini.
Tata gerak imam dalam epiklesis ini adalah mengulurkan tangan, dan penguluran tangan ini merupakan lambang turunnya Roh Kudus. Saat ini adalah saat kudus. Maka umat perlu mengambil sikap doa yang khidmat dan khusyuk. Untuk menggarisbawahi saat kudus ini, putra altar membunyikan bel dan gong.
Sebelum kisah institusi, kita sudah memanjatkan doa epiklesis (I). Dalam epiklesis pertama itu, kita mohon agar kuasa Roh Kudus mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus.
b. Epiklesis II
Misalnya (DSA IV)
Dalam epiklesis kedua ini kita mohon kepada Allah Bapa, supaya mengutus Roh Kudus khususnya untuk mempersatukan. Dalam permohonan-permohonan ini tampak nyata bahwa Ekaristi dirayakan dalam persekutuan dengan seluruh Gereja, baik yang ada di surga maupun yang ada di bumi; dan juga jelas bahwa kurban Ekaristi diadakan bagi kesejahteraan seluruh Gereja dan semua anggotanya, baik yang hidup maupun yang telah mati, karena semuanya dipanggil untuk mengenyam hasil penebusan dan keselamatan yang diperoleh lewat Tubuh dan Darah Kristus. 66
Sebagai wujud partisipasi, pada bagian ini kita dapat menghadirkan persekutuan jemaat kita (lingkungan, wilayah, paroki): kalau jemaat kita belum sungguh bersekutu, kita mohon agar dipersekutukan, agar kendala-kendala persekutuan dijauhkan; kalau sudah bersekutu, kita mohon persekutuan itu ditingkatkan, dihangatkan. Tetapi kita tidak hanya mohon persekutuan umat lokal (lingkungan, wilayah, dan paroki kita sendiri), melainkan juga lingkup keuskupan, regio, negara, bahkan semesta: Kita mohon agar seluruh Gereja bersatu padu di bawah Bapa Suci.
Pendalaman
1. Apa artinya epiklesis?
2. Dalam DSA ada berapa epiklesis? Apa yang dimohon dalam epiklesis I? Apa yang dimohon dalam epiklesis II?
3. Sehubungan dengan permohonan dalam epiklesis II, sikap apa yang harus kita kembangkan a) dalam misa? b) dalam hidup sehari-hari sebagai orang beriman? Jelaskan!
Sumber: Mengenal, Mendalami, Mencintai Ekaristi - Ernest Mariyanto
Epiklesis adalah doa mohon turunnya Roh Kudus. Dalam DSA ada dua doa epiklesis. Epikelesis I dipanjatkan sebelum konsekrasi, epiklesis II dipanjatkan sesudah konsekrasi.
a. Epiklesis I
Sambil mengulurkan tangan di atas roti dan anggur, imam berkata:
Maka kami mohon: Kuduskanlah persembahan ini dengan pencurahan Roh-Mu, agar bagi kami menjadi Tubuh dan Darah Putra-Mu terkasih Tuhan kami, Yesus Kristus.
Dalam doa epiklesis ini Gereja memohon kuasa Roh Kudus, dan berdoa supaya bahan persembahan yang disampaikan oleh umat dikuduskan menjadi Tubuh dan Darah Kristus; juga supaya kurban murni itu menjadi sumber keselamatan bagi mereka yang akan menyambutnya dalam komuni. 64
Permohonan ini penting karena mengundang Roh Kudus, tetapi lebih penting lagi karena dengan permohonan ini persembahan yang telah disajikan umat sebagai tanda penyerahan diri, sekarang dipersatukan dengan persembahan diri Kristus yang dihadirkan Ekaristi ini.
Tata gerak imam dalam epiklesis ini adalah mengulurkan tangan, dan penguluran tangan ini merupakan lambang turunnya Roh Kudus. Saat ini adalah saat kudus. Maka umat perlu mengambil sikap doa yang khidmat dan khusyuk. Untuk menggarisbawahi saat kudus ini, putra altar membunyikan bel dan gong.
Sebelum kisah institusi, kita sudah memanjatkan doa epiklesis (I). Dalam epiklesis pertama itu, kita mohon agar kuasa Roh Kudus mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus.
b. Epiklesis II
Misalnya (DSA IV)
Ya Bapa, sudilah memandang kurban ini yang telah Engkau sediakan sendiri bagi Gereja-Mu. Perkenankanlah agar semua yang ikut menyantap roti yang satu dan minum dari piala yang sama ini, dihimpun oleh Roh Kudus menjadi satu tubuh. Semoga dalam Kristus mereka menjadi kurban yang hidup sebagai pujian bagi kemuliaan-Mu.
Ingatlah, ya Bapa, akan semua orang, terutama Paus kami..., Uskup kami..., 65 para uskup di seluruh dunia, para imam dan diakon, serta semua yang Engkau panggil untuk melayani umat-Mu; juga akan semua yang ikut dalam kurban-persembahan ini: semua yang hadir di sini, seluruh umat-Mu, dan semua yang mencari Engkau dengan tulus hati. bagi mereka semua Kurban ini kami persembahkan.
Dalam epiklesis kedua ini kita mohon kepada Allah Bapa, supaya mengutus Roh Kudus khususnya untuk mempersatukan. Dalam permohonan-permohonan ini tampak nyata bahwa Ekaristi dirayakan dalam persekutuan dengan seluruh Gereja, baik yang ada di surga maupun yang ada di bumi; dan juga jelas bahwa kurban Ekaristi diadakan bagi kesejahteraan seluruh Gereja dan semua anggotanya, baik yang hidup maupun yang telah mati, karena semuanya dipanggil untuk mengenyam hasil penebusan dan keselamatan yang diperoleh lewat Tubuh dan Darah Kristus. 66
Sebagai wujud partisipasi, pada bagian ini kita dapat menghadirkan persekutuan jemaat kita (lingkungan, wilayah, paroki): kalau jemaat kita belum sungguh bersekutu, kita mohon agar dipersekutukan, agar kendala-kendala persekutuan dijauhkan; kalau sudah bersekutu, kita mohon persekutuan itu ditingkatkan, dihangatkan. Tetapi kita tidak hanya mohon persekutuan umat lokal (lingkungan, wilayah, dan paroki kita sendiri), melainkan juga lingkup keuskupan, regio, negara, bahkan semesta: Kita mohon agar seluruh Gereja bersatu padu di bawah Bapa Suci.
Pendalaman
1. Apa artinya epiklesis?
2. Dalam DSA ada berapa epiklesis? Apa yang dimohon dalam epiklesis I? Apa yang dimohon dalam epiklesis II?
3. Sehubungan dengan permohonan dalam epiklesis II, sikap apa yang harus kita kembangkan a) dalam misa? b) dalam hidup sehari-hari sebagai orang beriman? Jelaskan!
64 PUMR 79c.
65 Di sini dapat disebut uskup koajutor atau uskup pembantu, atau uskup lain, sebagaimana diuraikan dalam Pedoman Umum Misale Romawi, no. 149.
66 Lihat PUMR 79g.
Sumber: Mengenal, Mendalami, Mencintai Ekaristi - Ernest Mariyanto