Suara Gemuruh Itu Menakutkan...


Sebagian Jalan sekitar Gereja Promasan tak bisa dilalui.


Sekitar Gereja Promasan, 5 Nopember 2010


Pastoran Promasan Pasca Merapi meletus, 5 Nopember 2010

Foto-foto: Rm. A. Dadang Hermawan, Pr


JAKARTA, (Kompas.com) Dini hari, Jumat (5/11/2010), Gunung Merapi kembali meletus. Kali ini lebih dahsyat daripada hari-hari sebelumnya. Bahkan disertai dengan suara gemuruh yang menakutkan. Kesaksian itu disampaikan seorang warga Jalan Kaliurang, Sri, kepada Kompas.com, pagi ini.

"Sejak jam 10 (malam) ada suara gemuruh, hilang, terdengar lagi. Tetapi yang paling jelas terdengar sekitar pukul 12. Suara gemuruhnya kencang sekali, seperti datang dari dalam bumi," kata Sri saat dihubungi dari Jakarta.

Ketika suara gemuruh kencang itu datang, para warga langsung ke luar rumah. "Karena membuat rumah juga bergetar. Anak-anak dibangunkan semua," ujarnya.

Apalagi, malam tadi, cuaca juga mendung disertai petir. Situasinya sangat menakutkan," kata Sri.

Ia pun memilih untuk mengungsi ke Surabaya demi menjaga kondisi psikologis anak-anaknya yang masih balita. "Soalnya anak-anak mengalami ketakutan," ujarnya.

Secara terpisah, seorang warga Yogyakarta menuturkan, erupsi Merapi kali ini tak pernah terjadi sebelumnya. Letusan di tahun 2010 ini dinilainya sebagai yang terparah dari rentetan "batuk" Merapi yang pernah terjadi.

"Tahun 1994, hujan abu enggak sampai ke kota, apalagi sampai rumah saya. Sekarang yang jauh juga kena, paling parah sepanjang hidup saya tinggal di Jogja," kata Kurnia, seorang warga Bantul.

Erupsi Merapi yang terjadi dini hari tadi membuat warga-warga di barak pengungsian yang berjarak 15 kilometer dari puncak Merapi diungsikan ke tempat yang lebih aman. Wilayah rawan pun diperluas hingga 20 km dari puncak Merapi. (Penulis: KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary; Editor: Erlangga Djumena)