artikel terkait:
· Waktu Liturgi
TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM kita rayakan pada hari Minggu terakhir tahun liturgi sebagai puncak kebaktian kita sepanjang tahun. Tetapi hari Minggu ini bukanlah titik terakhir, bukan pula saat buku kas kita ditutup, dan bukan pula saat kita membalik lagi piringan atau kaset musik liturgi. Perayaan hari ini menunjuk ke hari depan, yang kini dimulai, namun masih harus menuju paripurnanya, ialah Kerajaan Allah, di mana Kristus menjadi segala-galanya bagi semua orang.
Asal usul hari raya ini begini: Pada tahun 1922, Mussolini menjadi Perdana Menteri Itali dan ia menerapkan fasisme, suatu nasionalisme ekstrim yang menempatkan kepentingan negara di atas segala-galanya. Lalu dengan alasan “kepentingan negara” ia mulai merongrong Vatikan; beberapa gereja dan kantor milik Vatikan diduduki Itali. Vatikan tidak bisa mencegah itu karena Vatikan tidak punya angkatan bersenjata. Tetapi Vatikan tidak diam saja. Tahun 1925 Paus Pius XI menetapkan Hari Raya Kristus Raja ini, untuk menegaskan kuasa Kristus dan, karenanya, kedaulatan Gereja. Oleh kekuatan iman ini pada tahun 1929 Itali dan Vatikan menanda-tangani Pakta Lateran, di mana Itali mengakui kedaulatan Vatikan; dan gereja dan kantor yang diduduki Itali dikembalikan ke Vatikan.