Tahbisan diakon di Seminari Tinggi Santo Paulus Yogyakarta diselenggarakan pada hari Sabtu, 10 April 2010, mulai jam 09.00 – 11.30. 24 diakon (9 untuk Keuskupan Agung Semarang; 2 untuk Keuskupan Purwokerto; 2 SJ; 5 MSF; 4 CMF; 2 SSCC) menyatakan kesediaan mereka untuk diutus melaksanakan tugas pelayanan. Pentabisan diakon dilayani oleh Mgr. J. Pujasumarta, Uskup Keuskupan Bandung, didampingi oleh Rama Fl. Hartosubono, Pr, Rektor Seminari Tinggi Santo Paulus dan Rama Fl. Hasto Rosariyanto, SJ, Rektor Kolese Ignatius.
Mereka itu adalah:
Keuskupan Agung Semarang
1. Fr. Vincentius Bondhan Prima Kumbara
2. Fr. Yuventius Denny Sulistiawan
3. Fr. Yosef Nugroho Tri Sumartono
4. Fr. Agustinus Agus Widodo
5. Fr. Aloysius Dwi Prasetyo
6. Fr. Yohanes Gunawan
7. Fr. Antonius Hadi Cahyono
8. Fr. Dominikus Sukristiono
9. Fr. Aloysius Triyanto
Keuskupan Purwokerto
10. Fr. Yohanes Deddy Setiawan
11. Fr. Vincensius Ferrer Diman Martin Yuniar
Ordo Serikat Yesus
12. Fr. Stefanus Bagus Aris Rudyanto, SJ
13. Fr. Paulus Bambang Irawan, SJ
Kongregasi Misionaris Keluarga Kudus
14. Fr. Albertus Feri Asmarajati, MSF
15. Fr. Erdyvide Naha Duhar, MSF
16. Fr. Gabriel Ama Maing, MSF
17. Fr. Hardianus Usat, MSF
18. Fr. Yosep Pati Mudaj, MSF
Kongregasi Cordis Mariae Filius
19. Fr. Irenius Bangun, CMF
20. Fr. Damianus Eko, CMF
21. Fr. Arkhidius Sifa, CMF
22. Fr. Selestinus Panggara, CMF
Kongregasi Sacrorum Cordium Iesu et Mariae
23. Fr. Kornelis Arundati Gaga, SSCC
24. Fr. Oscar Jegaut, SSCC
Para diakon menuangkan makna peristiwa pentabhisan diakon dalam refleksi mereka , yang diberi tema: “Layanilah seorang akan yang lain,sesuai dengan Karunia yang telah diterima tiap-tiap orang” (1 Ptr. 4:10)
Dalam dunia yang sedang dilanda arus individualisme dan sikap mementingkan kelompoknya sendiri, Allah menghendaki supaya karya keselamatan-Nya terus berlangsung melalui orang-orang yang Ia panggil demi pelayanan satu sama lain. Pelayanan adalah buah dari rahmat Roh Kudus yang mengobarkan hidup seseorang dalam persekutuan dengan Kristus dan dengan sesama. Menjadi diakon adalah hidup yang bersekutu dengan dan menyerupai Kristus, Sang Diakon Agung, demi pelayanan kepada sesama. Dalam pelayanan seorang kepada yang lain itulah hidup ilahi menjadi nyata di tengah-tengah kehidupan dunia ini.
Sebagai diakon, kami terpanggil untuk saling melayani satu dengan yang lain, sehingga menjadi serupa dengan Anak-Nya yang datang untuk melayani bukan dilayani. Allah memanggil tiap-tiap orang di antara kami, juga memperlengkapi kami dengan berbagai karunia yang perlu bagi pelayanan kepada yang lain, terutama kasih-Nya sendiri. Pelayanan dalam kasih berarti pemberian diri yang sungguh-sungguh dan sepenuhnya kepada Allah dan sesama, meneladan Yesus yang memberikan nyawa-Nya bagi banyak orang.
Oleh karena itu, di satu sisi, menjadi pelayan adalah panggilan Allah; dan di sisi lain, pelayanan dalam kasih muncul dari luapan rasa syukur dan sukacita atas karunia kasih Allah yang besar kepada kami. Maka, dengan melayani kami berharap dapat menjadi pengurus yang baik dari kasih karunia Allah yang telah kita terima. Pelayanan ini menjadi nyata dalam pelayanan kepada Gereja, dengan segala pergulatan iman sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Dengan kata lain, dengan ditahbiskan sebagai diakon, kami dipanggil untuk berpartisipasi dalam karyha Kristus di dalam Gereja-Nya, yang melayani dalama ketaatan, kesederhanaan dan hidup murni demi Kerajaan Allah. Kami berharap, hari demi hari pelayanan kami semakin bertumbuh dan berkembang sehingga Allah semakin dimuliakan dalam hidup kita.
Bahan-bahan narasi ini diambil dari Panduan Tata Perayaan Ekaristi Tahbisan Diakon, Sabtu, 10 April 2010, LAYANILAH SEORANG AKAN YANG LAIN (1 Ptr 4:10), Kapel St. Paulus Seminari Tinggi St. Paulus Ketungan – Yogyakarta
pujasumarta.multiply.com