Menggali Makna Bagian-bagian Misa: Komuni & Bapa Kami -17-

Komuni


Komuni merupakan bagian tak terpisahkan dari Doa Syukur Agung. Komuni merupakan bagian inti dan pokok dari Liturgi Ekaristi. Kata “komuni” berasal dari bahasa Latin communio yang menunjuk makna perhatian/kepentingan bersama atau milik bersama. Communio atau komuni dapat berarti pula persatuan dengan Kristus melalui Ekaristi, seperti sabda Yesus: “Siapa yang makan daging-Ku dan minum darah-Ku, tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia” (Yoh 6:56). Persatuan kita dengan Kristus terjadi secara sangat istimewa saat kita menyantap Tubuh dan Darah Kristus dalam rupa roti dan anggur.

Sebenarnya ada 2 makna komuni: (1) kita berpartisipasi dalam karya penyelamatan Allah melalui Kristus yang dikenangkan dalam Doa Sukur Agung (DSA). Partisipasi itu diungkapkan umat beriman dengan jawaban “Amin” saat doxologi penutup DSA, dan dengan menerima komuni, dan (2) kita menyambut Tubuh [dan Darah] Kristus.

Sangat dianjurkan agar umat menyambut Tubuh Tuhan dan hosti-hosti yang dikuduskan dalam Misa yang sedang dirayakan. Pada kesempatan-kesempatan tertentu umat hendaknya juga menerima roti dan anggur kudus.

Bapa Kami

Doa Bapa Kami masuk ke Ritus Komuni dari Liturgi Ekaristi sejak akhir abad ke-4. Kesaksian ini dari tulisan St. Hieronimus, Ambrosius, dan Agustinus. Doa Bapa Kami termasuk dalam bagian komuni karena isinya sesuai dengan ritus komuni, yakni permohonan rezeki hari ini. Rezeki ini bagi umat beriman adalah roti ekaristis. Kemudian permohonan pengampunan dan damai, seperti yang ada dalam doa Bapa Kami, merupakan persiapan yang tepat untuk menyambut komuni.

Para Bapa Gereja melihat hubungan doa Bapa Kami dan Komuni bukan hanya berkaitan dengan doa Bapa Kami yang memohon rezeki saja, tapi juga berkaitan dengan permohonan pengampunan dosa. Tanpa pengampunan, hidup persaudaraan dan persekutuan tidaklah mungkin. Itulah sebabnya dahulu dalam liturgi Roma, doa Bapa Kami ini dihubungkan erat dengan ciuman damai atau salam damai sebelum penerimaan komuni.

Doa Bapa Kami dinyanyikan atau diucapkan oleh seluruh umat bersama dengan imam setelah ajakan dari imam. Ajakan imam untuk berdoa Bapa Kami menunjuk kepada pengakuan bahwa kita hanya mampu berdoa dan menyapa Allah sebagai Bapa, karena rahmat ilahi semata. Hal ini juga karena perintah Tuhan Yesus sendiri, dan rahmat ilahi itu adalah Roh Kudus yang dicurahkan kepada kita.


Sumber : Martasudjita,E.Pr., Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral, Yogyakarta: Kanisius 2005.
Fr. A. Pramono