Menggali Makna Bagian-bagian Misa: Pembersihan (bejana) dan Doa Sesudah Komuni (22)

Pembersihan (bejana)


Pembersihan bejana dilakukan setelah komuni umat selesai. Imam/diakon meminum Darah Kristus bila masih ada di piala, dan menyantap Tubuh Kristus jika sisanya tinggal sedikit. Bila sisanya cukup banyak, hosti suci disimpan di dalam tabernakel. Lalu imam mengumpulkan remah-remah hosti suci, memasukkan ke piala, menuanginya dengan air, dan meminumnya.

Kemudian imam atau diakon membersihkan piala sambil berdoa: ”Ya Tuhan semoga anugerah-Mu yang tadi kami sambut sungguh meresap ke dalam hati dan memulihkan kekuatan iman kami”. Bila bejana yang akan dibersihkan cukup banyak, bejana-bejana itu dapat dibersihkan setelah Misa selesai. Bejana-bejana yang belum dibersihkan itu diletakkan di altar atau di meja kredens. Sebaiknya bejana-bejana yang akan dibersihkan setelah Misa itu, ditutupi.

Doa Sesudah Komuni

Doa sesudah komuni adalah doa untuk mengakhiri Liturgi Ekaristi. Dalam TPE 1979 dipakai istilah Doa Penutup. Istilah ‘Doa Penutup’ memberi kesan bahwa doa ini sebagai bagian dari Ritus Penutup, padahal doa ini didoakan sesudah komuni dan untuk menutup Liturgi Ekaristi. Maka ada perubahan istilah dalam TPE yang baru [2005]. Istilah ‘Doa Penutup’ diganti dengan ‘Doa Sesudah Komuni’. Doa sesudah komuni termasuk doa presidensial (doa pemimpin) yang didoakan oleh imam. Sebaiknya sesudah imam berkata: “Marilah kita berdoa” diadakan waktu hening sejenak, kecuali sebelumnya sudah ada saat hening. Lalu imam mengucapkan doa sesudah komuni, dan umat menjawab Amin pada akhir doa.

Isi doa sesudah komuni mengungkapkan: syukur atas Ekaristi yang telah dirayakan. Lalu mohon berkat agar kita bertekun dalam perutusan kita selanjutnya, dan agar kita nantinya diperkenankan mengikuti perjamuan penuh di surga. Melalui Ekaristi kita mengalami misteri penebusan Kristus, dan bersatu dengan Allah dan sesama melalui Kristus. Berkat Ekaristi itu, kita diberi kekuatan untuk melaksanakan perutusan di dunia, dalam hidup kita sehari-hari.

Sangatlah indah yang dikatakan oleh Yohanes Paulus II: “Sungguh Ekaristi adalah secercah penampakan surga di atas bumi. Ekaristi adalah seberkas sinar mulia dari Yerusalem surgawi yang menembus awan sejarah dan menerangi peziarahan kita”.

Sumber : Fr. Antonius Pramono
Martasudjita,E.Pr., Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral, Yogyakarta: Kanisius 2005.