Surat Gembala Prapaska KAS 13-14 Februari 2010

SURAT GEMBALA PRAPASKA

13-14 FEBRUARI 2010

Para Ibu dan Bapak, Para Suster, Bruder, Rama,

Kaum muda, remaja dan anak-anak yang terkasih dalam Kristus.

1. Sebentar lagi kita memasuki masa Prapaska. Pada masa Prapaska kita diajak untuk membangun sikap tobat. Sikap tobat yang benar diwujudkan dalam pilihan hidup yang mengandalkan Tuhan. Orang yang diberkati adalah orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapan pada-Nya. Demikian Nabi Yeremia menghayati Sabda Tuhan: “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!” (Yer 17:7). Sedangkan orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri dan hatinya menjauh dari Tuhan adalah orang yang terkutuk. Orang-orang yang terberkati diibaratkan pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air. Membangun sikap tobat yang benar berarti senantiasa menempatkan kekuatan sendiri dalam sumber air sejati, Tuhan yang berbelaskasih.

2. Masa Prapaska juga merupakan masa yang penuh rahmat. Dengan senantiasa mentautkan diri pada sumber air sejati yakni Tuhan yang berbelas kasih, hidup kita selalu diperbarui. Pembaruan hidup orang beriman digambarkan oleh Nabi Yeremia: “...daunnya tetap hijau, ... tidak kuatir dalam tahun kering dan ... tidak berhenti menghasilkan buah” (Yer 17:8). Santo Paulus menghayati pembaruan hidup dengan keyakinan yang mendalam akan Kristus yang senantiasa hidup: “Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati.” (1Kor 15:20). Pembaruan hidup yang dikerjakan oleh rahmat Allah membuat hidup kita selalu menghasilkan buah, kendati berada dalam ‘tahun kering’ dan ‘panas terik’.

Saudari-saudaraku yang terkasih,

3. Tahun kering dan panas terik kehidupan kita sering membuat orang tidak berdaya, putus asa, mudah menyerah, patah semangat, tidak menghasilkan buah kehidupan. Tahun kering dan panas terik kehidupan masyarakat kita saat ini mendambakan tatanan hidup bersama yang menyejahterakan semakin banyak orang, penghormatan terhadap martabat pribadi manusia, pengelolaan lingkungan hidup yang manusiawi. Bacaan Injil hari ini memberikan inspirasi bagi kita untuk ‘tidak berhenti menghasilkan buah’. Tahun kering dan panas terik kehidupan saat ini bukan hambatan bagi orang beriman. Tahun kering dan panas terik kehidupan bukan alasan untuk menangisi keadaan. Tahun kering dan panas terik adalah kesempatan untuk membarui hidup dan menghasilkan buah pertobatan. Kemiskinan membangkitkan semangat untuk berbagi. Kelaparan membangkitkan semangat untuk berbela rasa. Kesedihan dan tangis membangkitan semangat untuk melayani dengan tulus hati. Kebencian dan kejahatan membangkitkan semangat untuk membalas kejahatan dengan kebaikan.

4. Karena itu, masa Prapaska bukan hanya kegiatan ritual belaka, tetapi gerakan rohani yang diwujudkan dalam aksi. Kita biasa menyebutnya dengan Aksi Puasa Pembangunan (APP). Gerakan APP di Keuskupan Agung Semarang sudah berusia 40 tahun. Tema APP tahun ini adalah BERSYUKUR DENGAN BERTOBAT DAN BERBAGI BERKAT. Aksi Puasa Pembangunan pada tahun 2010 ditempatkan dalam Tahun Syukur Keuskupan Agung Semarang: syukur atas Arah Dasar 2006-2010 yang menumbuhkan habitus baru, syukur atas Keuskupan Agung Semarang yang berulang tahun ke 70 dan syukur atas Tahun Imam yang saat ini diisi dengan gerakan rohani: retret imam dalam hidup sehari-hari. Bacaan Injil Lukas meneguhkan pertobatan kita sebagai bentuk keikutsertaan menghayati solidaritas Kristus yang bersengsara dan wafat di kayu salib demi keselamatan semua orang. Kegiatan-kegiatan selama masa APP mengajak kita untuk semakin menyerupai Kristus. Pembaruan hidup umat beriman menjadi semakin serupa dengan Kristus, hanya akan terjadi kalau dapat melihat Kristus yang bangkit dalam diri saudari-saudara kita yang miskin, lapar, menangis, dibenci, dikucilkan, dicela.

Saudari-saudaraku yang terkasih,

5. Pertobatan yang benar dihayati dengan mengandalkan Tuhan yang penuh rahmat sehingga menghasilkan gerakan syukur dan berbagi berkat. Syukur karena mengandalkan Tuhan. Bersama Tuhan yang berbelas kasih itu kita menemukan kesempatan untuk berbagi berkat. Tahun kering dan panas terik tidak memadamkan kebahagiaan kita dalam mewujudkan semangat berbagi berkat. Dalam diri yang miskin, lapar, menangis, dibenci, dikucilkan, dicela tetap ditemukan pijar-pijar kebahagiaan karena setiap orang dimampukan membangun sikap tobat dengan bersyukur dan berbagi berkat. Buah pertobatan dan habitus baru yang telah mulai tumbuh di Keuskupan Agung Semarang dan pantas diyukuri antara lain: meningkatnya solidaritas antar paroki, solidaritas antar anak sekolah, solidaritas melalui APP, gerakan peduli lingkungan, gerakan peduli pendidikan, gerakan peduli bencana. Masih perlu dirancang aksi yang berkelanjutan untuk mengembangkan semangat berbagi berkat dan habitus baru sekaligus mengisi Tahun Syukur Keuskupan Agung Semarang, misalnya pembentukan Panitia APP di setiap paroki dengan kinerja yang makin efektif.

6. Akhirnya saya mengucapkan selamat memasuki masa Prapaska. Semoga pembaruan rohani kita sungguh menjadi pengalaman pribadi, keluarga dan komunitas. Semoga usaha-usaha kita untuk membangun gerakan kepedulian baik secara pribadi, keluarga, kelompok dan komunitas mendapat peneguhan dari rahmat Allah. Semoga perayaan 70 tahun Keuskupan Agung Semarang, 40 tahun gerakan APP dan tahun syukur Arah Dasar semakin mengembangkan kita semua dalam semangat berbagi berkat. Saya mengucapkan terima kasih atas keterlibatan seluruh umat dalam membangun dan mengembangkan Umat Allah Keuskupan Agung Semarang sesuai dengan kemampuan dan kesempatan masing-masing. Salam dan berkat Tuhan bagi para Ibu, Bapak, Suster, Bruder, Rama serta seluruh keluarga, kelompok dan komunitas. Semoga Tuhan memberkati niat-niat baik kita.

Semarang, 2 Februari 2010

Pius Riana Prapdi, Pr

Administrator Diosesan KAS

PERATURAN PUASA DAN PANTANG 2010

Mengacu Statuta Keuskupan Regio Jawa 1995 pasal 136 peraturannya ditetapkan sebagai berikut:

Hari Puasa tahun 2010 ini dilangsungkan pada hari Rabu Abu tanggal 17 Februari, dan Jumat Agung tanggal 2 April.

Hari Pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh Jumat selama masa Prapaska sampai dengan Jumat Agung.

Yang wajib berpuasa ialah semua orang Katolik yang berumur 18 tahun sampai awal tahun ke-60.

Yang wajib berpantang ialah semua orang Katolik yang berumur genap 14 tahun ke atas.

Puasa dalam arti yuridis, berarti makan kenyang hanya sekali sehari.

Pantang dalam arti yuridis, berarti memilih tidak makan daging atau ikan atau garam, atau tidak jajan atau merokok.

Karena peraturan puasa dan pantang cukup ringan, maka kami anjurkan, agar secara pribadi atau bersama-sama, misalnya oleh seluruh keluarga, atau seluruh lingkungan, atau seluruh wilayah, ditetapkan cara puasa dan pantang lebih berat, yang dirasakan lebih sesuai dengan semangat tobat dan matiraga yang ingin dinyatakan. Tentu saja ketetapan yang dibuat sendiri tidak mengikat dengan sanksi dosa.


Hendaknya juga diusahakan agar setiap orang beriman kristiani baik secara pribadi maupun bersama-sama mengusahakan pembaharuan hidup rohani, misalnya dengan rekoleksi, retret, latihan rohani, ibadat jalan salib, meditasi, dan sebagainya.

Salah satu ungkapan tobat bersama dalam masa Prapaska ialah Aksi Puasa Pembangunan atau APP, yang diharapkan mempunyai nilai dan dampak pembaharuan pribadi, serta mempunyai nilai dan dampak peningkatan solidaritas pada tingkat paroki, keuskupan dan nasional.

Tema APP tahun 2010 ini berbunyi:

“BERSYUKUR DENGAN BERTOBAT

DAN BERBAGI BERKAT”


Semarang, 2 Februari 2010

Pius Riana Prapdi, Pr

Administrator Diosesan KAS


---------------------------

NAWALA PRAPASKAH

13-14 FEBRUARI 2010

Para Ibu lan Bapak, Suster, Bruder, Rama,

Kadang mudha, remaja lan para putra kang kinasih ing Sang Kristus.

1. Sadhéla manèh awaké dhéwé miwiti mangsa Prapaskah, kanggo mbangun sikap pamartobat. Sikap pamartobat kang bener diwujudake kanthi nduwèni pilihan urip tansah ngendelake Gusti. Wong kang binerkahan yakuwi wong kang ngemungaké Gusti lan njagakaké Pangéran. Ya koyo mangkono anggèné Nabi Yérémias nuhoni sabda Dalem Gusti: “Rahayu wong kang precaya marang Yahwé, lan Yahwé sing jumeneng kapitayané!” (Yer 17:7). Suwaliké, wong kang ngendelaké kekuwatané dhéwé lan atiné ngadoh saka Gusti kuwi wong kang bilai. Wong-wong kang binerkahan, bisa kaibarataké kaya wit kang tinandur ing sapinggiring banyu, kang oyot-oyote mrambat ing tuking banyu. Mbangun sikap pamartobat kang bener ateges tansah nunggalaké kekuwatané dhéwé karo tuking urip sejati, Gusti kang kebak ing welas asih.


2. Mangsa Prapaskah uga mangsa kang kebak nugraha Dalem Gusti. Kanthi tansah nunggalaké karo tuking urip sejati, yaiku Gusti kang kebak welas asih, urip tansah kabangun anyar. Urip anyar digambaraké dening Nabi Yeremias: “...gegodhongané tetep ijo, ... ing sajroning mangsa ketigo ora perlu ngrasa pakewuh lan ora pedhot ngetokake woh” (Yer 17:8). Santo Paulus nggilut urip anyar kanthi keyakinan kang jero mungguhing Sang Kristus kang Sugeng: “Sang Kristus wungu saka seda.” (1Kor 15:20). Urip anyar minangka pakaryan Dalem Gusti, ndadekake urip kita tansah ngetokake woh, sanadyan ing ‘mangsa ketigo’ lan ‘mangsa panas’.

Para sedulur kang kinasih ing Sang Kristus,

3. Mangsa ketigo lan mangsa panas sajroning urip bisa ndadèkaké kita kélangan kapitayan, nglokro, gampang kasoran, putung semangaté, ora ngétokaké woh ing sajroning urip. Mangsa ketigo lan mangsa panas ing sajroning masyarakat wektu iki ngantu-antu tatanan urip bareng kang murakabi wong akèh, ngurmati martabat pribadining manungsa, nata lingkungan urip kang luwih nguwongaké. Waosan Injil dina iki mènèhi suroso kanggo kita supaya tetep ngétokaké woh. Mangsa ketigo lan mangsa panas sajroning urip dudu alangan tumraping wong kang precaya marang Gusti. Mangsa ketigo lan mangsa panas sajroning urip dudu alesan kanggo nangisi kahanan. Mangsa ketigo lan mangsa panas iku kesempatan kanggo nganyaraké urip lan ngétokaké wohing pamartobat. Kahanan kesrakat nuwuhaké semangat gelem andum berkah. Kaluwèn nuwuhaké semangat bawa rasa. Rasa sedhih lan tetangisan nuwuhaké semangat ngladèni kanthi trusing ati. Rasa sengit lan tindak sing ora trep nuwuhaké semangat suko piwales apik marang kang tumindak culika.


4. Mula saka iku, mangsa Prapaskah iku dudu kegiatan rutin waé nanging gerakan rohani kang tundhoné tandang gawé. Awaké dhéwé kulina minggunakaké tembung Aksi Puasa Pembangunan (APP). Gerakan APP ing Keuskupan Agung Semarang wus dungkap 40 taun. Tema APP taun iki NGUNJUKAKE ATUR PANUWUN KANTHI PAMARTOBAT LAN ANDUM BERKAH. APP taun 2010 ana ing Taun Syukur Keuskupan Agung Semarang: atur panuwun awit Arah Dasar 2006-2010 kang nuwuhaké habitus anyar, atur panuwun awit Keuskupan Agung Semarang kang dungkap 70 taun lan atur panuwun awit Taun Imam kang wektu iki nganakake gerakan rohani: retret imam ing urip padinan. Waosan saka Injil Lukas neguhaké kegiatan APP minangka wujud anggoné awaké dhéwé nggilut marang Sang Kristus kang kerso nandhang sangsara sarta séda kasalib kanggo keslametané kabèh wong. Kegiatan sajroné APP ngajak kita supaya sangsaya ngèmperi Sang Kristus. Urip anyar, ngèmperi Sang Kristus, bisa kelakon manawa kita bisa nyumurupi Sang Kristus sing wungu ana ing sedulur-sedulur kang kesrakat, kaluwèn, nangis, disengiti, didohi, disiya-siya.

Para sedulur kang kinasih ing Sang Kristus,

5. Pamartobat kang sayekti diayahi kanthi ngendelaké Gusti kang kebak nugraha saéngga ngasilake gerakan atur panuwun lan andum berkah. Atur panuwun awit tansah ngendelaké Gusti. Kanthi berkah Dalem Gusti kang kebak ing welas asih iku, aku panjenengan nduwèni kesempatan kanggo andum berkah. Mangsa ketigo lan mangsa panas ora nyurutake pepénginan mujudaké semangat andum berkah. Kanggo sing kesrakat, kaluwèn, nangis, disengiti, didohi, disiya-siya, roso bungah ora bakal surut, nanging kepara murub amarga tetep ana daya kanggo mbangun sikap pamartobat kanthi atur panuwun lan andum berkah. Wohing sikap pamartobat lan habitus anyar tuwuh ngrembaka ing Keuskupan Agung Semarang, ing antarané: wujud solidaritas paroki, solidaritas ing antarané bocah-bocah sekolah, solidaritas lumantar APP, gerakan peduli lingkungan, gerakan peduli pendidikan, gerakan peduli bencana. Sabanjuré isih prelu dirancang aksi kanggo ngrembakané semangat andum berkah lan habitus anyar sisan gawé ngisi taun atur panuwun kanggo umat lan pasamuwan KAS, umpamané kanthi mbentuk Panitia APP ing saben paroki kang mempeng anggoné ngladèni umat.


6. Wusanané, aku panjenengan bisa miwiti mangsa Prapaskah kanthi ati sumadiyo. Muga urip anyar mungguhing karohanèn kita pancèn nyata dadi pengalaman pribadi, kulawarga, lan komunitas. Muga-muga pambudidaya kita kanggo mbangun gerakan kepedulian sacara pribadi, kulawarga, kelompok lan komunitas kateguhaké déning sih nugraha Dalem Gusti. Muga-muga pahargyan 70 taun Keuskupan Agung Semarang, 40 taun gerakan APP lan taun syukur Ardas sangsaya ngrembakaké kita kabèh mungguhing semangat andum berkah. Aku ngaturaké panuwun awit panyengkuyung saka kabèh umat sajroning mbangun lan ngrembakaké Pasamuwan Suci ing Keuskupan Agung Semarang miturut kabisané lan kesempatané dhéwé-dhéwé. Berkah Dalem Gusti kalubèraké kagem para Ibu, Bapak, Suster, Bruder, Rama sarta kulawarga, kelompok lan komunitas. Muga Gusti tansah mberkahi apa sing dadi niyat lan kesaguhan kita kabèh.

Semarang, 2 Fèbruari 2010

Pius Riana Prapdi, Pr

Administrator Diosesan KAS



Dalam Masa Prapaska kita diwajibkan :

• Berpantang dan berpuasa pada hari Rabu, 17 Februari dan hari Jumat Suci, 2 April 2010. Pada hari Jumat lain-lainnya dalam Masa Prapaska hanya berpantang saja.
• Yang diwajibkan berpuasa menurut Hukum Gereja yang baru adalah semua yang sudah dewasa sampai awal tahun ke enam puluh (KHK k.1252). Yang disebut dewasa adalah orang yang genap berumur delapanbelas tahun (KHK k.97 §1).
• Puasa artinya: makan kenyang satu kali sehari.
• Yang diwajibkan berpantang: semua yang sudah berumur 14 tahun ke atas (KHK k.1252).
• Pantang yang dimaksud di sini: tiap keluarga atau kelompok atau perorangan memilih sendiri sekurang-kurangnya satu dari kemungkinan-kemungkinan ini: pantang daging, pantang garam, pantang jajan, pantang rokok. Setiap orang Katolik sangat dianjurkan untuk memilih wujud pantangnya yang lebih tepat dan bermanfaat untuk membangun sikap tobat yang berguna untuk pengembangan imannya. Dengan demikian kita dijauhkan dari semangat legalistis dan minimalistis, dan dengan kesadaran pribadi berusaha mewujudkan hidup pertobatan kita, serta mengarahkan diri menuju hidup seorang beriman yang lebih berkualitas.
• Untuk menghormati dan mewujudkan maksud adanya masa khusus dalam Gereja, maka sangat dianjurkan agar perkawinan-perkawinan sedapat mungkin tidak dilaksanakan dalam masa Adven dan terutama Prapaska, kecuali ada alasan yang berat. Pastor paroki dimohon secara bijaksana mencermati dan mengambil kebijakan sebaik mungkin dalam situasi dan kebutuhan pelayanan umat ini.
• Bila ada perkawinan yang karena alasan yang bisa dipertanggungjawabkan dilangsungkan dalam masa Adven, atau khususnya Prapaska, atau pada hari lain yang diliputi suasana tobat, pastor paroki hendaknya rnemperingatkan para mempelai agar mengindahkan suasana tobat itu, misalnya jangan mengadakan pesta besar (Upacara Perkawinan, Komisi Liturgi 1976, hal.14), untuk mengurangi kemungkinan menimbulkan batu sandungan. Dimohon perhatian dan kepekaan serta kepedulian kita terhadap kebanyakan saudara-saudara kita yang sedang mengalami beban hidup saat ini.


Bagikan