1. Masa Adven
2. Masa Natal
3. Masa Biasa
4. Masa Prapaska
5. Trihari Paska
6. Masa Paska
7. Pentakosta
8. Masa Biasa
B. Apa itu Prapaska? Persiapan untuk Paska
C. Apa itu Paskah? Kenangan dan selebrasi akan apa yang diperbuat oleh Allah dalam Yesus Kristus. Apa dibuat Yesus?
- Ia tinggal di antara kita, memberi kita visi akan hidup yang penuh (bukan hanya agama)
- Ia menderita dan wafat di salib; bukan sebagai tanda kegagalan, melainkan sebagai kesaksiaan atas cinta yang terbesar yg dapat ditunjukkan seseorang bagi temannya: mati untuknya.
D. Mengapa Prapaskah selama 6 minggu?
Enam minggu adalah sekitar 40 hari; Yesus berpuasa 40 hari di padang gurun mempersiapkan diri untuk karya dan misiNya
E. Bagaimana kita mempersiapkan diri untuk Paskah?
BERDOA
BERPUASA/BERPANTANG
MEMBERI SEDEKAH/MENDERMA
Praktek ini jamak dalam agama-agama besar: Yahudi, Hindu, Buddha, Islam dan Kristen.
1. Menurut Ajaran Gereja
- Dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) no. 1434-1439 terdapat aneka bentuk tobat dalam hidup Kristen. Kitab Suci dan para Bapa Gereja menggariskan tiga bentuk utama ungkapan tobat itu yakni puasa, doa dan amal atau derma atau sedekah. Ketiganya dilihat sebagai pernyataan pertobatan terhadap diri sendiri, terhadap Allah dan terhadap sesama. Jadi puasa adalah salah satu bentuk atau ungkapan tobat.
- Dalam tradisi Gereja, puasa merupakan ibadat penting yang dilaksanakan umat sebagai persiapan untuk perayaan-perayaan besar khususnya Paska. Masa puasa yang secara resmi ditetapkan Gereja terkandung dalam masa Prapaska. Tetapi selama masa Prapaska itu hari puasa resmi dan pantang hanya dua hari, yakni hari Rabu Abu dan Jumat Agung sebagaimana tertuang dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK) no. 1251. Karena itu, masa Prapaska, yang berlangsung selama 40 hari, bukan berarti masa puasa selama 40 hari pula. Maka boleh dikatakan bahwa masa Prapaska selama 40 hari bukan terutama menekankan masa puasanya selama 40 hari, melainkan masa tobat khusus untuk perayaan-perayaan Paska. Menurut Kitab Hukum Kanonik, masa dan hari pertobatan dalam seluruh Gereja ialah masa tobat (masa Prapaska) 40 hari dan hari Jumat sepanjang tahun sebagai kenangan akan kematian Tuhan (KHK 1250).
- Namun demikian Gereja sangat menghargai warganya yang berpuasa penuh selama 40 hari dalam masa Prapaska meneladan cara berpuasa Musa, Elia dan terutama Yesus.
- Di samping berpuasa, Gereja juga punya tradisi berpantang. Hari Jumat sepanjang tahun sebagai hari pertobatan merupakan hari pantang dari makan daging atau dari makanan lainnya, kecuali hari Jumat itu terhitung sebagai hari raya gerejawi, bukan hari raya umum (KHK 1251). Dan perlu diingat bahwa Gereja menetapkan pantang selama satu jam sebelum kita menyambut Sakramen Mahakudus.
- Semua orang Katolik yang berumur 18 tahun sampai umur 59 tahun (awal tahun keenampuluh) wajib berpuasa; dan semua orang Katolik yang berumur genap 14 tahun ke atas wajib berpantang (bdk KHK 1252).
- Apa arti puasa dan pantang ? Dalam arti yuridis, puasa berarti satu kali makan kenyang dan dua kali makan sedikit saja selama 24 jam. Minum air tidak dilarang dalam puasa. Pantang berarti memilih tidak makan daging atau ikan atau garam atau tidak jajan atau merokok, tidak minum gula atau tidak nonton televisi.
- Orang lanjut usia dan anak-anak, orang sakit, ibu yang hamil, orang yang sedang mengadakan perjalanan jauh dan pekerja berat dikecualikan dari puasa. Namun para gembala umat dan orangtua diajak Gereja untuk membina mereka, yang karena usianya masih kurang dan karena itu tidak terikat dengan puasa dan pantang, ke arah semangat tobat yang sejati (KHK 1252).
- Salah satu ungkapan tobat bersama dalam masa Prapaska adalah Aksi Puasa Pembangunan, yang diharapkan mempunyai nilai dan dampak pembaharuan pribadi, serta mempunyai nilai dan dampak peningkatan solidaritas pada tingkat paroki, keuskupan dan nasional.
2. Menurut Kitab Suci Mat 6:1-18.
Berdoa
Pada masa Yesus, orang Yahudi diharuskan berdoa tiga kali sehari pada jam tertentu yakni jam 9 pagi, tengah hari, dan jam 3 sore. Di mana pun mereka berada, mereka diharapkan melakukan hal itu dengan sikap tertentu yakni menjulurkan tangan di mana telapak tangan menghadap ke langit. Tetapi banyak orang Yahudi membuat hal itu justru di tempat ramai, di jalan yang ramai. Mereka berdoa di tempat seperti itu dengan suara lantang agar didengar, ditonton dan dipuji orang. Bahkan ada yang berdoa sampai mengganggu lalu lintas. Mereka berdoa hanya kalau dilihat orang lain. Itu namanya munafik. Dan Yesus jelas menolak sikap seperti itu. Doa yang dimaksud Yesus adalah doa yang disampaikan kepada Allah, bukan kepada orang agar dipuji. Doa yang benar menurut Yesus adalah doa yang ditujukan dari hati yang tulus dan terbuka kepada Allah. "Jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi" (Mat 6:6). Doa dan berdoa bukanlah sesuatu yang perlu dipamerkan. Bila seseorang tak bisa berdoa di gereja, karena alasan tertentu, ia bisa berdoa di rumah, di tempat tidur.
Berpuasa
Seperti doa, puasa adalah bagian yang penting dalam hidup kristen dan juga tanda pertobatan. Di Palestina pada masa Yesus, hari puasa adalah hari Senin dan Kamis, di mana pada hari itu juga hari pekan. Dengan wajah muram, orang memamerkan hidup keagamaannya di pasar agar dipuji orang. Itu tindakan munafik dan Yesus menolak tindakan seperti itu.
Yesus berkata: "Apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu, cucilah mukamu, supaya jangan diketahui orang bahwa engkau sedang berpuasa." Tuhan berharap bahwa kita menjalani puasa dengan ceria, dengan bebas, bukan dengan terpaksa dan dengan wajah loyo. Puasa tidak dimaksudkan agar orang lain yang tidak berpuasa terganggu. Dalam masa prapaskah kita pertama-tama diharapkan mau memerangi dosa dan kejahatan, baru menyusul pantang makanan. Inilah puasa yang mengandung pertobatan. Puasa dalam hal konsumsi tidak punya arti bila kita tidak memerangi dosa dan kejahatan. Who fasts, but does not other good, saves his bread but goes to hell.
Menderma
Ada orang yang memberi derma lalu menceritakan hal itu ke mana-mana agar dipuji orang. Itu manafik. Lalu Yesus memberi pedoman: "Bila engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu."
F. Penutup
Ibu Theresa pernah mengunjungi sebuah keluarga miskin yang sudah beberapa hari tidak makan. Ia membawa makanan secukupnya saja. Anak-anak makan dengan lahap, karena rasa lapar yang tak tertahankan. Tetapi ada seorang anak yang baru berumur sekitar 10 tahun menarik perhatian ibu Theresa. Ketika anak itu mendapat makanan, ia cepat-cepat membaginya menjadi dua bagian; yang satu bagian dimasukkannya ke dalam plastik, lalu dibawanya pergi. Ketika anak itu kembali, ibu Theresa bertanya "Dari mana kau, nak?" Anak itu menjawab "Aku baru saja mengantar sebagian dari makanan yang kuperoleh dari ibu untuk temanku yang sakit dan sudah beberapa hari tidak makan juga.”
Sumber: http://www.mudikamelbourne.com/index.php?option=com_content&view=article&id=48:muatan-masa-prapaskah&catid=2:berita-artikel&Itemid=15
Bagikan