Makna “Kedatangan” di Masa Adven
Adven dikenal sebagai masa untuk menantikan “kedatangan”. Kedatangan yang dimaksudkan dalam masa Adven adalah kedatangan Yesus Kristus. Kita mengimani Yesus Kristus adalah Tuhan. Jadi kedatangan ini berarti: kedatangan-Nya di masa silam, ketika Tuhan memasuki dunia ini, lalu kedatangan-Nya di masa kini di dalam masyarakat dan keluarga kita, dan akhirnya kedatangan-Nya kelak pada akhir zaman dengan semarak dan mulia, untuk menghakimi orang hidup dan mati, serta untuk mengembalikan kerajaan-Nya kepada Bapa [1 Kor 15:24].
Kita perlu mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan-Nya. Seruan Yohanes untuk mempersiapkan kedatangan Tuhan adalah “bertobatlah!”. Bertobat berarti kita mengubah jalan pikiran, ganti haluan secara mental ke arah yang lebih baik. Maka kita harus melakukan perubahan mental yang begitu “mendalam” [lahir dan batin] sehingga seluruh hidup kita berubah. Melalui pertobatan, dengan mengubah jalan pikiran serta kelakuan, kita mempersiapkan diri untuk menyongsong kedatangan Tuhan. [Fr. A. Pramono].
Meneladani Yohanes Pembaptis
Yohanes yang disebut “Pembaptis” adalah tokoh yang dinubuatkan sebagai utusan yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Yohanes Pembaptis bukan sembarang tokoh. Dalam ingatan orang zaman itu, dia adalah tokoh suci yang mempesona orang banyak. Mereka datang meminta nasihat, mencari kejernihan batin di tempat Yohanes Pembaptis tinggal, yakni di padang gurun. Mereka datang kepadanya minta dibaptis. Melalui pembaptisan, orang mau bertobat dan siap menerima pengampunan dosa. Yohanes juga tampil seperti seorang nabi.
Yohanes Pembaptis memberikan teladan kehidupan bagi kita. Pertama, teladan kesederhanaan. Yohanes hanya memakai jubah dari bulu unta [Mrk 1:6]. Orang banyak mengakuinya bagai seorang nabi, tapi ia tetap hidup sederhana dan tinggal di padang gurun, makanannya pun hanya belalang dan madu hutan. Kedua, rendah hati. Yohanes adalah tokoh yang populer pada zaman itu. Banyak orang [dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem] datang kepadanya untuk mengaku dosa dan dibaptis. Meskipun terkenal, Yohanes mengakui bahwa Yesus lebih berkuasa dari dia. Ia mengatakan, “membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak”. Kita terkadang sulit untuk mengakui keunggulan orang lain. Kita maunya diakui dan dianggap berguna bagi orang lain, tanpa sadar bahwa sesungguhnya kehebatan kita berasal dari Tuhan. Tuhan jauh lebih hebat dan unggul dari kita. Maka, lihatlah Yohanes Pembaptis. Dia tetap rendah hati, tidak mau mengagungkan diri, meski dia terkenal dan dibutuhkan banyak orang. [Fr. A. Pramono].
Daftar Acuan : Kristologi, sebuah sketsa. Nico Syukur Dister, OFM. Kanisius.
Wah...apa itu?. Agustinus Gianto, S.J. Kanisius.
Bagikan
Adven dikenal sebagai masa untuk menantikan “kedatangan”. Kedatangan yang dimaksudkan dalam masa Adven adalah kedatangan Yesus Kristus. Kita mengimani Yesus Kristus adalah Tuhan. Jadi kedatangan ini berarti: kedatangan-Nya di masa silam, ketika Tuhan memasuki dunia ini, lalu kedatangan-Nya di masa kini di dalam masyarakat dan keluarga kita, dan akhirnya kedatangan-Nya kelak pada akhir zaman dengan semarak dan mulia, untuk menghakimi orang hidup dan mati, serta untuk mengembalikan kerajaan-Nya kepada Bapa [1 Kor 15:24].
Kita perlu mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan-Nya. Seruan Yohanes untuk mempersiapkan kedatangan Tuhan adalah “bertobatlah!”. Bertobat berarti kita mengubah jalan pikiran, ganti haluan secara mental ke arah yang lebih baik. Maka kita harus melakukan perubahan mental yang begitu “mendalam” [lahir dan batin] sehingga seluruh hidup kita berubah. Melalui pertobatan, dengan mengubah jalan pikiran serta kelakuan, kita mempersiapkan diri untuk menyongsong kedatangan Tuhan. [Fr. A. Pramono].
Meneladani Yohanes Pembaptis
Yohanes yang disebut “Pembaptis” adalah tokoh yang dinubuatkan sebagai utusan yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Yohanes Pembaptis bukan sembarang tokoh. Dalam ingatan orang zaman itu, dia adalah tokoh suci yang mempesona orang banyak. Mereka datang meminta nasihat, mencari kejernihan batin di tempat Yohanes Pembaptis tinggal, yakni di padang gurun. Mereka datang kepadanya minta dibaptis. Melalui pembaptisan, orang mau bertobat dan siap menerima pengampunan dosa. Yohanes juga tampil seperti seorang nabi.
Yohanes Pembaptis memberikan teladan kehidupan bagi kita. Pertama, teladan kesederhanaan. Yohanes hanya memakai jubah dari bulu unta [Mrk 1:6]. Orang banyak mengakuinya bagai seorang nabi, tapi ia tetap hidup sederhana dan tinggal di padang gurun, makanannya pun hanya belalang dan madu hutan. Kedua, rendah hati. Yohanes adalah tokoh yang populer pada zaman itu. Banyak orang [dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem] datang kepadanya untuk mengaku dosa dan dibaptis. Meskipun terkenal, Yohanes mengakui bahwa Yesus lebih berkuasa dari dia. Ia mengatakan, “membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak”. Kita terkadang sulit untuk mengakui keunggulan orang lain. Kita maunya diakui dan dianggap berguna bagi orang lain, tanpa sadar bahwa sesungguhnya kehebatan kita berasal dari Tuhan. Tuhan jauh lebih hebat dan unggul dari kita. Maka, lihatlah Yohanes Pembaptis. Dia tetap rendah hati, tidak mau mengagungkan diri, meski dia terkenal dan dibutuhkan banyak orang. [Fr. A. Pramono].
Daftar Acuan : Kristologi, sebuah sketsa. Nico Syukur Dister, OFM. Kanisius.
Wah...apa itu?. Agustinus Gianto, S.J. Kanisius.
Bagikan