KUTIPAN-KUTIPAN DARI SANTO ANTONIUS PADUA




“Kemauan untuk mendengarkan sabda Allah adalah sebuah tanda garis kehidupan. Sama seperti seorang perantau, yang menunjukkan cinta pada tanah airnya dengan merindukan serta gembira mendengar kabar negerinya, demikian pula seorang Kristen, yang dengan penuh perhatian mendengarkan Dia yang berbicara mengenai tanah air surgawi, dapat mengatakan bahwa hatinya terarah ke surga.”

“Mereka yang miskin, sederhana, rendah hati dan jelata, haus akan sabda kehidupan dan air kebijaksanaan. Sebaliknya, mereka yang mabuk dengan kemaksiatan dan menjadi penasihat para penguasa menolak warta Ilahi!”

“Tidak semua orang mendengarkan Sabda Allah dengan kemauan besar. Alasannya terletak pada fakta bahwa ajaran Kristus tidak menjadi sebuah melodi pujian. Ia tidak menyanjung para pendosa dan tidak menjanjikan barang-barang duniawi. Sebaliknya, ajaran Kristus memberi peringatan yang keras kepada kita, serta mengajarkan untuk mengendalikan kedagingan dan mengabaikan dunia.”

“Perjanjian Lama dan Baru berisi kepenuhan pemahaman yang hanya dapat menghasilkan orang-orang bijaksana. Kata-kata dari Kitab Suci melindungi kita dari dahaga yang tak kunjung puas untuk mereguk kenikmatan duniawi. Ia menjaga kita dari gairah nafsu kedagingan serta dari bujukan jahat iblis. Kebijaksanaan ini mengajarkan kita untuk mencintai Allah, mengabaikan dunia, dan menguasai nafsu-nafsu.”

“Ketika sebuah kristal disentuh atau diterpa oleh sinar matahari, maka ia akan memantulkan kilauan sinar cemerlang. Ketika seorang beriman disentuh oleh sinar rahmat Allah, ia pun juga harus bersinar melalui kata-kata yang diucapkannya serta perbuatan baik yang dilakukannya. Hanya dengan itu, ia dapat membawa cahaya Allah kepada sesamanya.”

“Orang yang bicara baik adalah orang yang melalui perbuatan-perbuatannya telah memberi kesaksian mengenai apa yang diucapkannya melalui mulutnya.”

“Siapa pun yang dengan setia membagikan roti Sabda Allah dan tidak menyembunyikan kebenaran, saat ini juga maupun di masa mendatang akan diberkati. Kristus bersabda: ‘Aku adalah Sang Kebenaran!’ Siapa pun mewartakan kebenaran, dia mengakui Kristus. Siapa pun menutupi kebenaran, dia menyangkal Kristus.”

“Renungan mengenai penderitaan Kristus menjadikan kita tidak lagi peduli pada kegembiraan dan kenikmatan dunia. Ketika kita, dengan kacamata iman, melihat ke atas, kepada Allah kita yang dipaku di salib dan diberi minum empedu dan cuka, maka semua yang berada di bawah, tidak lagi menarik. Aku pun mengalami bahwa diriku ini hampa.”

“Tuhan telah memberikan kepadamu waktu agar engkau bisa bekerja untuk keselamatanmu. Namun kamu telah menjadikan waktu itu sebagai milikmu pribadi. Akan datang waktunya Tuhan akan mengambil kembali apa yang telah kamu rampas. Jangan menyia-nyiakan waktu agar Tuhan, dalam kebaikan-Nya, memberi kamu waktu untuk menemukan pengampunan, memperoleh rahmat, melakukan penebusan dosa, serta pantas menerima kemuliaan surgawi!”

“Kita harus berusaha agar amsal Salomo tidak akan pernah terjadi: ‘Aku melewati ladang dari seolang pemalas dan semak duri menutupinya.’ Ketika kemalasan muncul, akan tumbuh duri-duri. Jiwa kita harus menjadi tanah subur untuk Sabda Allah, ditanami oleh pohon-pohon keutamaan, hijau oleh kerinduan hidup abadi, serta dihiasi oleh teladan para kudus.”

“Setiap tindakan orang beriman disebut ‘rahmat’ karena semua tindakan yang baik merupakan anugerah rahmat dan dilestarikan oleh rahmat itu. Semua kecenderungan jahat dan berbagai hasrat yang tak masuk akal, selalu menolak nama ‘rahmat’. Mereka lebih suka menyebutnya sebagai ‘kecongkakan’, ‘kenajisan’, atau ‘urusan pribadi’. Tetapi, sebenarnya, setiap perbuatan harus dipenuhi dengan rahmat Allah.”

“Jika seseorang ingin mengikuti dan dipersatukan dengan Kristus, ia harus menyangkal dirinya. Lalu, apa dari penyangkalan diri itu? Inilah artinya: jangan menempatkan kepercayaan pada dirimu di atas orang lain; tetaplah selalu berada di depan mata suara hatimu; dan selalu hargailah dirimu sebagai orang kecil, mempercayakan dirimu secara penuh kepada tangan-tangan Tuhan.”

“Sebuah taman, di musim apa saja, akan selalu menghasilkan sesuatu. Ada tanah yang hanya sekali setahun menghasilkan; (tetapi) sebuah taman tidak pernah tanpa buah. Demikian pula jiwa seorang yang jujur dan tulus selalu akan menghasilkan, dan tidak pernah tanpa buah-buah yang baik.”

“Jangan berpaling ke kanan atau ke kiri, tetapi berjalanlah lurus ke depan sepanjang ‘jalan emas’. Hendaknya perhatianmu tetap kauarahkan pada Yerusalem surgawi, ke arah yang kautuju. Peganglah agar harapan ini tetap hidup di dalam hatimu dan engkau akan selalu menjadi sahabat Allah.”

Lukisan: “Santo Antonius berkhotbah kepada ikan-ikan” oleh Juan Carreño de Miranda.