Tips memilih nyanyian liturgi untuk Misa Minggu Palma

Dua suasana sangat berbeda ditampilkan dalam Liturgi Perayaan Ekaristi Minggu Palma. Pertama, bagian pembuka: Penyambutan Kristus sebagai raja dilaksanakan lewat pemberkatan dan perarakan palma. Kedua, bagian liturgi sabda hingga akhir Perayaan Ekaristi: Misteri kesengsaraan Kristus dikenangkan lewat perayaan Ekaristi yang secara mencolok menampilkan sengsara Kristus.

Karena dua suasana berbeda ini, sangat tidak tepat bila nyanyian-nyanyian bernuansa pujian, gembira ditempatkan pada bagian persiapan persembahan, komuni maupun penutup! Demikian pula ordinarium, bila prosesi menggunakan upacara masuk meriah atau perarakan dari luar gereja, Kyrie / Tuhan kasihanilah kami ditiadakan -bukan karena alasan untuk mempersingkat waktu, melainkan dari sononya tidak ada Kyrie, lihat Buku Misa-. Ordinarium yang tepat digunakan adalah Misa XVII atau Misa Te Deum, bukan Misa Kita II terlebih lagi Misa Kita IV. Nyanyian-nyanyian bernuansa sengsara, masa prapaskah digunakan pada bagian persiapan persembahan, komuni, dan penutup. Menyanyikan nyanyian yang tidak pada tempatnya menyebabkan umat kurang dapat meresapi, merasakan apa yang dihadirkan dalam Misa Minggu Palma.
 
NYANYIAN LITURGI MINGGU PALMA:
Perarakan: PS 491-495 atau yang sejenis (meriah) contohnya Yerusalem lihatlah Rajamu, Terpuji Raja Kristus.
Setelah perarakan selesai, Perayaan Ekaristi dimulai, seluruh nyanyian diambil dari nyanyian Prapaskah (tobat, sengsara) atau Jumat Agung (misalnya PS 479-490; 504-512, Mazmur Tanggapan PS 819, Bait Pengantar Injil no. 965).