Surat bernomor: N.1025/13/I, tertanggal 3 September 2013 yang ditandatangani oleh Apostolic Nuncio Archbishop Antonio Filipazzi, meneruskan seruan keprihatinan Bapa Suci Fransiskus terhadap kondisi perdamaian di Siria yang tercabik dan perdamaian dunia pada umumnya yang juga terluka.
Menanggapi situasi keprihatinan itu, Bapa Suci mengajak umat Katolik di seluruh dunia untuk bersatu dalam DOA yang disertai PANTANG dan PUASA sehari pada Sabtu, tanggal 7 September 2013.
Atas tuntutan perdamaian ini, Paus Fransiskus ingin memberikan ciri khas ke-Maria-an pada tanggal 7 September tersebut - yaitu dari pukul 19.00 sampai pukul 24.00 (waktu setempat) di Lapangan Santo Petrus akan ada sebuah acara doa dan dalam semangat berpantang dan berpuasa. Beliau memilih hari tersebut karena hari itu adalah “malam dari perayaan Kelahiran Maria, Ratu Damai”.
Bapa Suci menegaskan bahwa “penggunaan kekerasan tidak akan pernah membawa perdamaian. Perang akan memanggil perang, kekerasan akan memanggil kekerasan. Dengan segenap kekuatanku, aku meminta kepada semua pihak yang terlibat di dalam konflik untuk mendengarkan suara dari hati masing-masing, untuk tidak menutup diri demi kepentingan sendiri tetapi memandang orang lain sebagai saudara dan melaksanakan dengan keberanian serta keyakinan jalan dari pertemuan dan negosiasi dengan mengatasi pertentangan yang membutakan” (dari seruan Bapa Suci waktu mengumumkan hari doa dengan pantang dan puasa pada 1 September 2013 yang lalu).
Seperti yang disarankan oleh Bapa Suci, kiranya para Bapak Uskup berkenan mendorong dan mengajak seluruh umat, dan sangat diharapkan dalam kerjasama lintas agama dan keyakinan, untuk BERDOA, BERPANTANG, dan BERPUASA bagi perdamaian di Siria dan di seluruh muka bumi. (3/9/2013 YR. Edy Purwanto Pr)