"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku” (Yoh 15;18-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Setia dalam penghayatan iman kepada Tuhan memang tak akan terlepasdari aneka tantangan, hambatan dan masalah, bahkan akan dibenci oleh orang yang kurang atau tidak beriman. Sikap mental materialistis/duniawi yang menjiwai banyak orang masa kini pasti menghasilkan orang-orang yang akan membenci orang yang setia dalam penghayatan iman. Dalam ujian nasional yang baru saja berlangsung kiranya cukup banyak perilaku amoral yang dilakukan, entah oleh mereka yang menyelenggarakan ujian nasional, para peserta didik maupun guru, antara lain pembiaran tindakan menyontek. Mereka sungguh membenci kejujuran dan kedisiplinan. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus kita diingatkan bahwa hendaknya tidak heran jika dibenci orang lain, karena Yesus sendiri telah dibenci oleh tokoh-tokoh Yahudi, yang kemudian menyalibkanNya. Di Indonesia saat ini kiranya juga ada tokoh-tokoh yang ketahuan berbuat jahat dan kemudian menggunakan pembunuh-pembunuh bayaran untuk membunuh orang-orang yang berusaha mengorek dan membuka kejahatannya. Kami berharap kepada para pejuang dan pembela kebenaran dan kejujuran tidak takut dan tidak gentar menghadapi ancaman pembunuhan. Sekiranya anda sampai terbunuh, percayalah akan berlaku pepatah ‘mati satu tumbuh seribu’, sebagaimana terjadi dalam Diri Yesus, yang kemudian diikuti oleh jutaan orang di dunia ini, beriman kepada-Nya serta berusaha meneladan cara hidup dan cara bertindakNya. Ketika anda menghadapi kebencian dan ancaman, tataplah Dia yang tergantung di kayu salib, karena dengan demikian anda akan memperoleh kekuatan dan rahmat untuk mengatasinya.
• “Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan, supaya jemaat-jemaat menurutinya. Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya.” (Kis 16:4-5). Pengalaman Paulus dan Silas serta umat yang percaya kepada Yesus sebagaimana diwartakan di atas ini kiranya dapat menjadi inspirasi bagi kita semua. Mereka yang bertugas sebagai pewarta, entah pastor atau katekis/guru agama, kami harapkan setia untuk menyampaikan aneka kebijakan para gembala, entah yang berasal dari Paus maupun Uskup, yang antara lain bertugas sebagai pemersatu umat Allah. Kesatuan umat Allah memang akan memperteguh kehidupan iman umat Allah, dan juga akan menarik, mempesona serta mendorong orang lain untuk menggabungkan diri pada umat Allah. Kutipan di atas ini kiranya juga merupakan ajakan dan peringatan bagi kita semua untuk saling meneguhkan dalam penghayatan iman, bukan saling mengancam, menjegal atau membuat sabotase. Pengalaman menunjukkan bahwa pertambahan jumlah orang yang beriman kepada Yesus terjadi karena kesaksian iman orang-orang yang beriman kepada Yesus Kristus. Dengan kata lain kesaksian atau keteladanan hidup beriman merupakan cara utama dan pertama untuk pewartaan iman, yang tak dapat tergantikan oleh cara apapun. Pertama-tama dan terutama kami mengajak dan mengingatkan rekan-rekan yang beriman pada Yesus, yang dalam tempat tugas atau pekerjaannya setiap hari merasa sendirian, dan ada kemungkinan harus menghadapi kebencian. Karena kesetiaan iman anda, ada kemungkinan banyak orang akan memperhatikan anda, dan berharap menemukan kesalahan anda serta kemudian menyingkirkan anda. Jika demikian adanya, hendaknya aneka perhatian tersebut dihayati sebagai kasih dan dukungan bahwa anda harus semakin setia pada iman. Ingat akan pepatah bahwa untuk menemukan kemurnian emas, maka logam dibakar dan emas murni tak akan terbakar. Hayati aneka perhatian tersebut sebagai api yang membakar hati anda untuk semakin mengasihi Tuhan maupun sesama manusia.
“Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepadam TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.” (Mzm 100:1-3)
Sabtu, 4 Mei 2013
Romo Ignatius Sumarya, SJ