“Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”
Jika kita jajan atau makan di rumah makan kiranya kita tidak tahu/melihat bagaimana makanan dimasak, dan kita meskipun tidak melihat bumbu atau ramuan apa yang dimasukkan ke dalam makanan yang akan disajikan kita percaya bahwa tidak akan diracuni atau dicelakakan. Dalam banyak hal kita tidak melihat proses pembuatan atau produksinya, namun kita percaya. Dalam hal-hal duniawi kita sungguh mudah dapat percaya, namun secara jujur kita akui bahwa dalam hal spiritual atau rohani kita sulit percaya. Dalam warta gembira hari ini dikisahkan Tomas yang tidak percaya bahwa Yesus telah bangkit dari mati, sebagaimana diceriterakan oleh rekan-rekannya, sebelum ia melihatnya sendiri. Mungkin Tomas lebih cenderung menekankan logika atau pikiran serta kurang dalam hal hati. Kata ‘melihat’ dan ‘percaya’ dalam Injil Yohanes menjadi tema utama, maka marilah kita renungkan apa yang menjadi isi utama dari Warta Gembira hari ini.
"Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.” (Yoh 20:29-31)
Beriman memang antara lain mempercayakan atau mempersembahkan diri kepada sesuatu yang tak dapat dilihat oleh mata fisik ini, namun mata rohani atau spiritual melihat sangat jelas dan terang-benderang. Maka kutipan di atas ini kiranya mengajak dan mengingatkan kita semua akan pentingnya pembinaan dan pendalaman mata rohani atau spiritual, yang berarti mencerdaskan hati kita. Salah satu cara untuk mencerdaskan hati antara lain adalah rajin dan setia mengadakan pemeriksaan batin/hati setiap hari. Sepanjang hari tanpa kenal waktu dan tempat Allah terus berkarya dalam lingkungan hidup kita, melalui ciptaan-ciptaanNya, tentu saja juga melalui diri kita masing-masing. Teks kitab suci juga merupakan bantuan bagi kita agar dapat mawas diri atau mengadakan pemeriksaan batin/hati dengan baik dan benar.
Mengimani Yesus sebagai Mesias atau Penyelamat Dunia dan Anak Allah memang merupakan tantangan tersendiri. Mungkin secara verbal dan formal atau liturgis kita percaya, tetapi secara konkret melalui cara hidup dan cara bertindak atau perilaku kiranya tidak semuanya menghayatinya. Iman tanpa tindakan atau perilaku memang tak ada apa-apanya, bagaikan tong kosong berbunyi nyaring. Cara pembinaan iman yang lain adalah rajin dan teratur berjumpa dan bercurhat dengan rekan-rekan seiman. Ketidak-hadiran Tomas dalam perjumpaan para rasul, sebagaimana dikisahkan dalam Warta Gembira hari ini memperlihatkan bahwa ketidak-hadirannya menimbulkan keraguan sekaligus memperlihatkan kepribadian Tomas yang jujur dan polos. Jujur dan polos kiranya keutamaan yang sungguh mendesak dan up to date untuk kita hayati dan sebarluaskan pada masa kini, sebagai wujud konkret penghayatan iman kita.
Dalam Tahun Iman ini marilah kita tekun dan rajin membaca dan merenungkan apa yang tertulis di dalam Kitab Suci agar iman kita semakin mendalam dan handal, sehingga kita tabah menghadapi aneka tantangan dan masalah kehidupan yang dapat merongrong kehidupan umat beriman atau membuat iman kita mengalami erosi. Dalam membaca dan merenungkan Kitab Suci hendaknya lebih mengutamakan atau menekankan pencecapan yang mendalam akan isi Kitab Suci, bukan banyaknya pengetahuan. Kita dapat bercermin pada para gembala kita yang memiliki motto penggembalaannya satu dua kata dari Kitab Suci. Kita semua dipanggil untuk menjadi pribadi yang dapat dipercaya, sehingga di antara kita dapat saling percaya satu sama lain, tiada kecurigaan sedikitpun. Memang menjadi orang yang dapat dipercaya tidak mudah, namun demikian jika kita mau berusaha pasti akan berhasil dengan baik. Dapat dipercaya memang ada kaitannya bertanggungjawab, maka baiknya kita juga mengembangkan dan memperdalam keutamaan bertanggungjawab.
“Orang-orang lain tidak ada yang berani menggabungkan diri kepada mereka. Namun mereka sangat dihormati orang banyak.Dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan, bahkan mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan membaringkannya di atas balai-balai dan tilam, supaya, apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari mereka. Dan juga orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun serta membawa orang-orang yang sakit dan orang-orang yang diganggu roh jahat. Dan mereka semua disembuhkan.” (Kis 5:13-16)
Kutipan di atas ini menggambarkan kesuksesan pelayanan para rasul, sebagai saksi-saksi iman. Mereka adalah orang-orang sederhana (para nelayan), dan dengan berani memberi kesaksian perihal kebangkitan Yesus dari mati, Pribadi Yesus yang penuh kuasa. Mereka yang semula kurang diperhatikan sekarang dihormati banyak orang, hal yang demikian kiranya juga terjadi dalam diri mayoritas pastor, yang pada umumnya berasal dari daerah desa dan miskin serta kurang diperhatikan dan ketika menjadi pastor dihormati banyak orang. Penghormatan yang terjadi bukan karena materi atau harta benda, melainkan ada kepercayaan orang yang bersangkutan merupakan wakil dan utusan Allah, orang-orang yang sungguh beriman.
Orang yang sungguh beriman memang menarik, mempesona dan memikat, sehingga banyak orang tergerak untuk mendekat. Iman juga dapat menyembuhkan aneka penyakit. Sebagaimana dialami oleh para rasul dimana banyak orang sakit dan yang diganggu roh jahat dibawa kepada mereka untuk disembuhkan. Pada masa kini kiranya banyak orang yang diganggu roh jahat sehingga cara hidup dan cara bertindaknya kacau-balau, hanya mengikuti selera pribadi, kurang peka terhadap orang lain dst.. Orang-orang yang demikian hendaknya segera disembuhkan. Orang menderita sakit pada umumnya karena kurang atau tidak teratur hidupnya, maka jika mau sembuh bertobatlah alias hidupnya dengan teratur (makan, minum, istirahat, olahraga dst..).
"Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut. Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.” (Why 1:17-19). Kutipan ini kiranya menjadi kekuatan atau pedoman kita untuk menjadi saksi iman yang handal. Yesus yang telah bangkit dari mati hidup dan bekerja terus menerus tidak terikat oleh ruang dan waktu, maka beriman kepada-Nya berarti tanpa takut dan tanpa gentar menjadi saksi iman kapan pun dan dimana pun. Kita juga dipanggil untuk menulis aneka kebenaran yang terjadi sehingga kelak dapat menjadi pegangan bagi orang banyak, sebagaimana terjadi dengan Kitab Suci atau buku-buku rohani/doa. Tulis doa atau pengalaman iman anda yang baik, dan percayalah bahwa tulisan tersebut kelak akan sangat berarti dan berguna bagi banyak orang.
“Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita.Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya! Ya TUHAN, berilah kiranya keselamatan! Ya TUHAN, berilah kiranya kemujuran!” (Mzm 118:22-25)
Minggu, 7 April 2013
Romo Ignatius Sumarya, SJ