"Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri" (Luk 9:22-25), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Sikap mental materialistis melanda atau menjiwai hampir semua orang, termasuk kaum berjubah (imam, bruder maupun suster). Maka juga tidak mengherankan bahwa mereka yang telah kaya akan harta benda atau uang semakin kaya, dan mereka yang miskin semakin miskin. Ada orang yang berpedoman pada motto: mengumpulkan dan menabung harta benda atau uang untuk tujuh turunan. "Barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiap kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri",demikian sabda Yesus yang hendaknya menjadi refleksi atau permenungan kita. Nyawa adalah semangat atau gairah hidup, dan kita diharapkan memiliki semangat atau gairah hidup untuk menyelamatkan jiwa kita sendiri maupun jiwa orang lain. Segala macam atau bentuk harta benda maupun uang hendaknya difungsikan demi keselamatan jiwa kita sendiri maupun orang lain yang kita layani atau hidup bersama dengan kita. Secara khusus kami berharap kepada siapapun yang berpengaruh dalam hidup bersama untuk dapat menjadi teladan atau inspirator bagi orang lain dalam hidup sederhana serta hidup yang senantiasa mengusahakan keselamatan jiwa manusia. Kami berharap juga kepada rekan-rekan pastor/imam dapat menjadi teladan dalam hidup sederhana, meneladan Yesus, Guru dan Tuhan kita. Selain itu kami berharap kepada kita semua untuk memperhatikan mereka yang miskin dan berkekurangan, dan kita rela memberi dari kekurangan dan kelemahan kita.
· "Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya. Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, maka aku memberitahukan kepadamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu akan binasa; tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya." (Ul 30:15-18). Kiranya kita semua mendambakan kehidupan dan keberuntungan, buka kematian dan kecelakaan, maka marilah kita bersama-sama mengusahakan kehidupan dan keberuntung-an. Yang dimaksudkan keberuntungan pertama-tama dan terutama adalah keselamatan jiwa, bukan harta benda atau uang, sebagaimana didambakan banyak orang. Orang yang hanya mencari untung dalam hal harta benda atau uang kelak kemudian akan menderita dan celaka. Pengalaman menunjukkan, misalnya ketika Jakarta dilanda banjir bandang, sehingga semua harta kekayaan dan uang hanyut, maka cukup banyak orang masuk rumah sakit jiwa alias menjadi gila, karena mereka memang gila akan harta benda atau uang, sehingga ketika tiada harta atau uang tinggal gila-nya. Orang yang bersikap mental materialistis atau gila akan harta maupun uang pada umumnya juga senantiasa merasa terancam terus-menerus: bagi yang tak memiliki harta atau uang yang memadai merasa terancam masa depan, sedangkan bagi yang kaya akan harta atau uang merasa terancam akan kehilangan harta atau uangnya. Kita semua juga diharapkan untuk lebih mengasihi Allah daripada ciptaan-ciptaanNya maupun harta benda atau uang.
"Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin."
(Mzm 1:1-4)
Kamis, 14 Februari 2013
Romo Ignatius Sumarya, SJ