“
Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata:
"Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya
itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau
nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.
Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorang pun
yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan
orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu." Sesudah itu
berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata:
"Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Karena Aku berkata
kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat,
tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu
dengar, tetapi tidak mendengarnya.” (Luk 10:21-24), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Penyelamat
Dunia yang kita nantikan kedatangan-Nya adalah Allah yang Mahabesar dan
rela menjadi manusia hina/orang kecil seperti kita kecuali dalam hal
dosa. Maka selayaknya dalam rangka mempersiapkan kedatangan-Nya kita
memperhatikan orang-orang kecil, miskin dan berkekurangan, agar nanti
kita tidak kecewa menyambut kedatangan-Nya dalam puncak kemiskinan dan
kesederhanaan. Dari pengalaman saya pribadi memperhatikan atau melayani
mereka yang miskin dan berkekurangan sungguh membahagiakan, karena
dengan memperhatikan dan melayani mereka saya juga
dapat belajar banyak hal perihal nilai-nilai atau keutamaan-keutamaan
kehidupan yang tak saya temukan dalam diri orang-orang kaya (maaf bukan
berarti saya melecehkan orang-orang kaya lho). Saya pernah terlibat
melayani dengan sangat bagus orang kaya, namun demikin yang bersangkutan
masih tetap mengritik dan menuntut seenaknya, maklum mungkin setiap
hari di rumah atau di tempat kerja mereka terbiasa mengritik, memerintah
dan dilayani. Sementara itu melayani orang miskin dan berkekurangan apa
adanya, mereka yang dilayani mengucapkan terima kasih luar biasa. Maka
benarlah apa yang didoakan oleh Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu,
Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi
orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang
kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu”. Memang kutipan ini
bagi kita semua antara lain berarti merupakan ajakan bagi kita semua
untuk
senantiasa hidup dan bertindak dengan rendah hati, tidak sombong. Di
dalam keluarga kiranya anda dapat belajar dari anak-anak kecil atau bayi
anda, dimana yang bersangkutan senantiasa ceria, terbuka, tidak marah,
dst.. Mereka siap sedia untuk diperlakukan apapun tanpa melawan.
· “Serigala
akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping
kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan
seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama
makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan
makan jerami seperti lembu. Anak yang menyusu akan bermain-main dekat
liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke
sarang ular beludak. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang
berlaku busuk
di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan
pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya”
(Yes 11:6-9). Itulah gambaran Yesaya perihal kedamaian sejati yang akan
dibawakan oleh Penyelamat Dunia. Suasana hidup bersama macam itu
kiranya menjadi dambaan atau kerinduan kita semua, umat beriman, maka
marilah kita usahakan bersama-samaa. Kita semua dipanggil untuk
senantiasa hidup dalam damai, persaudaraan atau persahabatan sejati
dengan semua ciptaan Allah di bumi ini, entah itu manusia, binatang
maupun tanaman atau tumbuh-tumbuhan. Salah satu kunci mengusahakan dan
menghayati damai, persaudaraan atau persahabatan sejati adalah
‘cintakasih’. Pengalaman menunjukkan bahwa binatang buas dapat menjadi
sahabat manusia ketika ia dikasihi, demikian juga aneka tanaman dan
tumbuh-tumbuhan dapat berkembang dengan baik serta menghasilkan buah
karena cintakasih
penanam atau perawatnya. Baiklah secara khusus saya mengajak dan
mengingatkan anda sekalian, yang mungkin masih sakit hati karena
dipersulit atau dikecewakan orang lain, kami ajak untuk mengampuni
mereka dengan penuh kasih. Salah satu cara mempersiapkan kedatangan-Nya
adalah berusaha untuk berdamai dengan siapapun yang sampai kini masih
saling bermusuhan atau membenci.
“Kiranya
ia mengadili umat-Mu dengan keadilan dan orang-orang-Mu yang tertindas
dengan hukum! Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai
sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan!Kiranya ia memerintah
dari laut ke laut, dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi” (Mzm 72:2.7-8)
Selasa, 4 Desember 2012
Romo Ignatius Sumarya, SJ