“Setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik” (2Raj 22:8-13; 23:1-3; Mzm 119:34-37; Mat 7:15-20)

"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” (Mat 7:15-20), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Pada awal hidupnya, entah itu manusia, binatang atau tanaman pada umumnya baik adanya, itulah jati diri ciptaan Allah yang diciptakan dalam keadaan baik. Namun dalam perjalanan waktu perkembangan dan pertumbuhan apa yang baik tersebut sering atau pada umumnya mengalami erosi, atau bahkan tumbuh berkembang menjadi jelek. Kami berharap kepada kita semua, sebagai orang beriman atau beragama, entah yang masih dalam keadaan baik atau mulai jelek atau rusak, untuk mawas diri. Kepada yang masih baik kami harapkan untuk tetap setia dan tambah memperkembangkan kebaikannya, meskipun harus menghadapi aneka tantangan, hambatan atau masalah; sedangkan yang mulai jelek atau rusak kami ajak untuk bertobat kembali menjadi baik seperti semula. Untuk bertobat atau memperbaharui diri masih tersedia kesempatan dan kemungkinan cukup banyak, karena Allah sungguh Mahakasih dan Mahapengampun, maka segeralah bertobat agar tidak “ditebang dan dibuang ke dalam api”. “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka”, demikian sabda Yesus yang hendaknya juga kita renungkan atau refleksikan. Marilah kita lihat dan cermati cara hidup dan cara bertindak saudara-saudari kita; jika cara hidup dan cara bertindaknya baik, menyelamatkan dan membahagiakan, terutama jiwanya sendiri maupun jiwa orang lain, maka jelaslah orang yang bersangkutan baik adanya, entah agama atau keyakinannya apapun. Maka jangan terjebak pada omongan yang manis dan mempesona, melainkan perhatikan cara hidup dan cara bertindak orang. Kepada kita semua kami ajak untuk senantiasa berperilaku atau bertindak baik dimana pun dan kapan pun.

· "Pergilah, mintalah petunjuk TUHAN bagiku, bagi rakyat dan bagi seluruh Yehuda, tentang perkataan kitab yang ditemukan ini, sebab hebat kehangatan murka TUHAN yang bernyala-nyala terhadap kita, oleh karena nenek moyang kita tidak mendengarkan perkataan kitab ini dengan berbuat tepat seperti yang tertulis di dalamnya." (2Raj 22:13). Kutipan ini kiranya baik untuk menjadi bahan permenungan atau refleksi kita bersama. Petunjuk Tuhan dapat kita temukan dimana-mana, antara lain di dalam Kitab Suci kita masing-masing, dalam aneka tata tertib atau aturan hidup dan kerja bersama dst.. Maka perkenankan saya memberi contoh-contoh. Parida pelajar atau mahasiswa jika mendambakan hasil atau buah yang baik dalam belajar kami harapkan setia melaksanakan tugas belajar setiap hari dan tidak hanya belajar menjelang ulangan atau ujian saja. Dengan tekun dan rendah hati dengarkan pengajaran yang disampaikan oleh para guru atau dosen, dengarkan dan cecap dalam-dalam apa yang diajarkan. Para pekerja atau pegawai kami harapkan setia mentaati aturan kepegawaian atau melaksanakan pekerjaan, tidak bermalas-malas di tempat kerja; ingatlah dan sadari serta hayati bahwa imbal jasa atau gaji yang anda terima berasal dari orang banyak, termasuk orang-orang miskin yang mengkomsumi hasil kerja anda. Mereka yang terpanggil, entah menjadi imam, bruder atau suster maupun orangtua, kami harapkan setia pada janji atau kaul yang pernah dikrarkan, dan kami harapkan dapat menghasilkan buah kasih yang melimpah ruah bagi saudara-saudarinya. Jauhkan aneka bentuk kemarahan atau kejengkelan saudara-saudari kita, karena kita hidup seenaknya, tak bertanggungjawab, bermalas-malasan saja. Mereka yang berada di jalanan kami harapkan setia mentaati aneka tata tertib di jalan, jika mendambakan selamat sampai di tujuan.

“Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan segenap hati. Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya. Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatan-Mu, dan jangan kepada laba. Lalukanlah mataku dari pada melihat hal yang hampa, hidupkanlah aku dengan jalan-jalan yang Kautunjukkan!.”

(Mzm 119:34-37)

Rabu, 27 Juni 2012

Romo Ignatius Sumarya, SJ