“ Kamu
akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang
bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Apabila mereka
menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi
kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang. Seorang murid tidak lebih
dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah bagi
seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang
hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya.” (Mat 10:22-25a), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi
atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Atanasius, Uskup
dan Pujangga Gereja hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana
sebagai berikut:
· Seorang
murid memang tidak akan lebih tinggi dalam berbagai hal dari gurunya
selama yang bersangkutan masih menjadi murid, namun ketika sang murid
terus menerus belajar, maka ada kemungkinan ia akan melebihi gurunya
dalam berbagai hal. Sebagai orang-orang yang beriman kepada Yesus
Kristus kita adalah murid-murid Yesus Kristus. Seorang murid yang baik
senantiasa mendengarkan semua ajaran sang guru serta kemudian
melaksanakan aneka ajaran yang telah diterima di dalam cara hidup dan
cara bertindaknya setiap hari kapan pun dan dimana pun. Maka marilah
kita sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus mawas diri perihal
penghayatan sikap mental atau samangat ‘kemuridan’. Murid adalah seorang
yang sedang berguru atau melaksanakan tugas pengutusan untuk belajar.
Maka dengan ini kami mengharapkan siapapun yang sedang memiliki tugas
untuk belajar, hendaknya sungguh belajar dengan tekun, rajin dan giat
sehingga terampil belajar. Namun demikian kami juga berharap kepada kita
semua untuk hidup dan bertindak dalam dan dengan semangat belajar terus
menerus. Untuk itu hendaknya sungguh mencintai dengan segenap hati,
jiwa, akan budi dan tenaga tugas atau pekerjaan apapun yang sedang
dikerjakan. Bukan besarnya pekerjaan yang penting, melainkan pekerjaan
sekecil apapun hendaknya dikerjakan dengan cinta yang besar. Orang-orang
sukses di dunia ini sungguh mengerjakan tugas dan kewajibannya dengan
cinta yang besar, tanpa kenal lelah serta tanpa memikirkan atau
membayangkan hasil atau buahnya, yang penting dikerjakan dengan cinta
yang besar.
· “Inilah
tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita
mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya.” (1Yoh 5:2). “Mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintahNya”, itulah
panggilan kita sebagai umat beriman. Allah telah mengasihi kita secara
melimpah ruah melalui saudara-saudari atau orang-orang yang telah
memperhatikan kita sejak kita dilahirkan di dunia ini, lahir dari rahim
ibu kita masing-masing. Maka mengasihi Allah berarti hidup dan bertindak
yang dijiwai terima kasih dan syukur. Maka hendaknya menyikapi aneka
sapaan, sentuhan, perlakuan orang lain pada kita sebagai wujud kasih
mereka kepada kita yang lemah dan rapuh ini, entah itu yang mengenakkan
atau yang tidak mengenakkan diri kita. Sedangkan perintah-perintah Allah
antara lain dapat kita temukan di dalam Kitab Suci, maka hendaknya
rajin dan tekun membaca apa yang tertulis di dalam Kitab Suci serta
kemudian menghayati apa yang disabdakan oleh Allah, sebagaimana tertulis
di dalam Kitab Suci tersebut. Dengan kata lain kita diharapkan memiliki
keutamaan ketataan dan kerendahan hati yang mendalam, senantiasa siap
sedia untuk dikasihi, dibina, dibimbing dan dibentuk, sehingga
tumbuh-berkembang menjadi pribadi yang sungguh mengasihi Allah alias
orang yang senantiasa hidup dan bertindak dengan jiwa terima kasih dan
syukur. Saya percaya pada anda semua bahwa anda sering dengan mudah
berkata ‘terima kasih’, maka semoga tidak hanya manis di mulut kata
‘terima kasih’ tersebut, melainkan menjadi nyata atau terwujud dalam
cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimana pun dan kapan pun. Kami
berharap anak-anak sedini mungkin dibina dan dididik dalam hal hidup
penuh syukur dan terima kasih, antara lain dengan teladan konkret dari
orangtua, yang telah saling mengasihi dan berterima kasih satu sama
lain.
“Percayalah
kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah
setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu
apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan
percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan
kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.” (Mzm 37:3-60)
Rabu, 2 Mei 2012
Romo Ignatius Sumarya, SJ
“Selamat
merayakan Hari Pendidikan Nasional. Semoga kebiasaan menyontek di
sekolah-sekolah diberantas sampai tuntas alias dilarang keras menyontek
baik dalam ulangan maupun ujian, karena menyontek sama dengan pendidikan
korupsi”